(41.)

1.2K 106 30
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

"Mala." Raden memincingkan matanya.  "Aku nungguin jawaban kamu sekarang."

Mala hanya bisa mematung menatap cincin berlian dan kuntum-kuntum mawar merah. Ia tak menjamin Raden akan bahagia bersama dengannya.

"Maaf Raden, aku gak bisa nerima kamu.!" Mala berlari membelah kerumunan dengan linangan air mata.

"Kenapa Mal.!?" Pekik Raden yg melenyapkan suara murid-murid dilapangan.

Mala berhenti dan berbalik. "Aku gak pernah cinta sama kamu.!" Yg sebenarnya adalah kebalikannya. "Aku cuma manfaatin kamu buat hancurin Aurell. Kamu jangan pernah berharap apapun ke aku.!"

Rasanya berada di dalam lahar gunung berapi. Raden tak percaya Mala menolaknya di depan banyak orang. Mala juga gadis pertama yg menolak cintanya.

Para murid berbisik menatap Raden yg membatu di tengah lapangan. Sedangkan Mala pontang-panting berlari menjauh dari pria yg baru saja melamarnya di depan semua orang.

.

.

.

Ketika sampai dirumah Mala tak menyapa ibunya. Ia langsung masuk kedalam kamarnya, dan merasakan HP bergetar didalam tasnya.

"Ray.?"

"Untung bukan Raden."  pikirnya.

"Tadi Raden cerita ke gue. Lo kenapa.?"

"Dia ngadu apa ke elo.?"

"Gue tau Lo sayang sama dia, tapi apa alasan Lo nolak dia.? Gue yakin bukan karna masih benci karna dia dulu pernah ngebullyngebully Lo. Jujur sama gue.!"

Mala memejamkan mata. Ia pergi ke arah balkon. "Gue gak tahan lagi sama dia, gue emang gak ada rasa sama dia."

"Bohong.!"

"Terserah Lo mau percaya apa gak." Mala menutup telfon itu.

Saat ini ia tak mau diganggu oleh siapapun. Layaknya orang yg galau karna cinta, Mala menenangkan diri dengan tidur masih dengan seragam sekolahnya.

"Mala.!?"

Mata Mala terbuka lebar dan mendapati kamarnya sudah gelap. Saat lampu dinyalakan ia menatap jam dinding sudah menunjukkan jam 9 malam.

"Iya, bu."

"Ada Raden. Dia mau ketemu sama Kamu.!"

"Suruh dia pulang aja, bu.!"

After Bullying (Mala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang