(29).

1K 101 23
                                    

Lanjutt......

Happy Reading

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*
____________

Sekuat-kuatnya seseorang jika berurusan dengan perasaan pasti akan mengalami suatu fase ke bimbingan. Mala tak mau dirinya lemah karna cinta, tapi sudah terlambat karna telah mengakar dan merambat di dinding hati.

"Dela, kenapa aku mikirin dia terus.?" Mala mengelus kepala anak kucing yg ia temukan bersama dengan Raden. "Dela aku harus gimana.?"

Mala menghela nafas. Ia bersama kucing itu duduk di kursi yg ada di balkon rumah saat malam hari.
Biasanya Raden akan mengirim Voicenote berisi lagu yg di karangnya setiap hari. Kini sudah 4hari Raden tak melakukan itu lagi.
Mala baru sadar dirinya kehilangan sosok yg penuh perhatian.

"Kalo aja gue bisa ngasih tau lo, kalo Ray saudara kembar gue. Tapi gue gak bisa Den, Ray pasti dalam bahaya."

Mala juga terus berusaha menolak segala macam rasa yg ada. Sebab, ia tahu jika dirinya jatuh cinta maka hal itu yg akan menjadi kelemahannya.

"Tujuan gue cuma balas dendam sama Aurell, tapi kenapa sekarang jadi kayak gini.?"

Mala jadi terjebak di sebuah rasa yg mengharuskan dirinya bersama Raden.
HP yg ada disamping gadis itu berdering. Ia menatap kearah meja.

📞Call 0n
"Kenapa Ray.?"

"Gue udah simpan bukti-bukti itu Mal. Besok kita tinggal eksekusi aja."

"Hmmm".

"Lo kenapa.?" Rayyan refleks mengingat Raden dan Mala sedang bentrok energi.

"Udah dulu ya. Gue capek."

"Eh tunggu dulu. Lo gak bisa kayak gini Mal."

"Terus gue harus gimana.?"

"Lo harus jujur dulu sama gue.! Lo beneran suka sama dia.?"

"Kalo gue suka sama dia emang kenapa.?"

"Ya lo bilang sama dia.!"

"Tapi gue sayang ke elo juga Ray.! Gue gak mau kehilangan lo kalo sampai ada yg tau soal kita."

"Mal, apa lo masih gak percaya sama Raden.?"

Mala tak bergeming.

"Kalo lo ngerasa dia bukan orang asing, lo harusnya tau apa yg semestinya lo lakuin."

After Bullying (Mala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang