(35).

1.3K 115 40
                                    

Happy Reading

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*
_________

Mala menatap diri didepan cermin. "Aurell, Lo harus tau sekarang adalah waktunya lo gak bisa tertawa lagi.!" Ia melilitkan kain ditangan. Sebab, kali ini akan ada pertempuran yg dilakukan atas nama kemanusiaan.

HP di atas meja rias berdering.

"Mal, kamu sudah siap.?"

"Raden, kali ini Aurell gak akan bisa ngelak. Dia harus dapat hukuman."

Mala menaring tangan panjang hoodie hitamnya. Ia mengikat rambut tak lupa mengenakan sunscreen agar kulit tak terpapar sinar matahari.

Hari minggu yg akan menjadi awal dari pertempuran Mala dan Aurell. Namun, Rayyan tak bisa membantu. Hanya Sandy dan Raden yg dapat mendukung dan menemani gadis itu.

"Mal, kamu yakin sama film dokumenter ini.?"

"Semua orang harus tau kak. Kalo pembully kayak Aurell gak bisa lagi hidup ditengah masyarakat."

Mala berencana untuk merekam awal mula kejahatan Aurell dan bagaimana nanti berhadapan dengan gadis pembully itu.

"Raden udah nunggu kita di depan." Sandy menutup pintu kamar mendiang Gizelle.

Ketiganya kompak mengenakan hoodie hitam. Mereka sudah berembuk untuk membuat film dokumenter tentang bullying yg dilakukan Aurell. Ada beberapa kamera dan alat syuting dibawa Sandy dan Raden.

"Kak San udah cek orang-orang yg mau ngasih bukti ke kita.?"

"Sudah Mal, mereka ada yg DM. Mereka nonton video kamu yg terakhir karna tempat dan ciri pelaku bullying itu sudah sangat detail."

Sandy yg duduk di belakang kursi kemudi memperlihatkan HP pada Mala.

"Tapi Mal kita harus cepat bertindak. Aurell pasti udah tau kamu ngomongin dia di medsos."

"Aurell sekarang sendiri, Raden. Dia gak mungkin bisa rencanain kejahatan yg matang lagi buat ngelawan kita."

Mala ada mendengar celotehan Aurell yg berada didalam kamarnya lewat rekaman suara yg masih ada ditempat itu.

"Rencana kita lumayan rapi, iya gak.? Aurell terlalu ngeremehin aku. Bergerak dalam diam memang paling nampol.!"

Raden menyeringai. Kendaraan itu mulai bergerak menuju korban bullying Aurell waktu SD. Ada seorang ibu yg mengaku kalau anaknya adalah korban dari gadis yg sekolahnya sama dengan Aurell dulu.

"Semoga aja mereka bisa nunjukin bukti soal bullying Aurell."

Sebuah rumah di kawasan cluster bergaya minimalis modern warna putih tanpa pagar adalah tujuan pertama dari perjalanan meruntuhkan dinasti bullying yg dibangun Aurell.

After Bullying (Mala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang