(19).

1.2K 89 15
                                    


Happy Reading.....

*

*

*

*

*

_________

Aroma parfum citrus di endus Mala. Ia tahu ada Kelvin di belakangnya. Ditambah lagi Aurell menggerakkan mata untuk memberi kode.

"Ekhm.!" Aurell menegaskan kodenya.

Tangan Kelvin membekap hidung Mala, tapi secepat kilat Mala menjauh dan menendang alat vital pria itu dari belakang.

"Argh..." Kelvin terduduk sambil memegang alat vitalnya.

Mala sudah duga Aurell menjebaknya. "Lo gak bisa nyakitin Gue lagi Rell.!"

Aurell menggerutu.

"Gue kenal kalian lebih dari kalian kenal diri kalian sendiri." Wajah Mala mengerikan.

Kelvin tak mampu berdiri karena tendangan Mala di area sensitif itu hampir membuatnya pingsan.

"Hahaha,,,, lo pikir bakal mudah lolos dari sini hah.!?" Aurell berkacak pinggang.

Ada 4 orang pria berbadan besar yg muncul di ruang tamu.
Aurell sudah menyiapkan rencana keduanya untuk melumpuhkan Mala.

Mala sontak pura-pura pingsan. Ia juga penasaran apa yg akan di lakukan Aurell.

"Rell, dia pingsan.!"

"Syukur deh. Jadi gue gak perlu repot-repot buat ngelumpuhin dia."

Mala sengaja pingsan karena ia perlu menyimpan energinya untuk dikeluarkan disaat dirinya sudah menemukan petunjuk soal kematian Gizelle.

"Bawa di ke kamar.!"

Tubuh Mala dibawa ke sebuah kamar serba warna pink. Ada alat cambuk dan benda-benda orang dewasa. Mala mengintip sedikit dari balik matanya.

"Gue serahin semuanya sama lo, Vin.!"

"Tenang Rell, gue seneng kok ngelakuin ini".

Kelvin tersenyum nakal memandang Aurell.

"Semua kamera udah dipasang.?" Kelvin mendongak.

"Aman. Seluruh ruangan ini kena kamera kok." Aurell menunjuk sudut-sudut ruangan.

Mala masih belum tahu apa rencana Aurell.

"Ya udah lo siap-siap dulu gih.! Gue ikat dulu tangan sama kakinya." Aurell mengambil tali.

Aurell mengikat tangan dan kaki Mala. Ia menyandarkan Mala ke dinding.

"Gue bakal bikin hidup lo hancur, Nyet.! Seharusnya lo gak pernah lahir. Sekarang lo bikin repot gue aja."Aurell sempat menampar wajah Mala.

Mala masih bersandiwara pingsan. Ia masih ingin mencari tahu apa sebenarnya yg Aurell ingin lakukan padanya.

"Vin, lo siap.?"

"Gue makin gak sabar.!"

Kalo gitu gue pergi dulu. Aurell mengedipkan mata lalu pergi dari ruangan itu.

"Argh.."

Kelvin dua kali lipat merasa sakit di bagian itu daripada sebelumnya.

"Mau lo apa hah.!?" Mala mengambil cutter yg ada di saku celana bagian belakangnya.

After Bullying (Mala)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang