Langsung baca aja..
Happy Reading
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
____________
Mala berada dalam persimpangan jalan yg ia tak tahu harus melangkah kemana. Ia memutuskan menumbangkan diri dengan pejaman mata yg sengaja."Mala.!" Sandy menahan tubuh Mala yg jatuh karna pingsan.
Sinta hanya melotot dengan tubuh kaku. Ia menatap anaknya yg sedang di bawa kedalam. Ia sadar terlalu keras pada Mala.
Mala hanya pura-pura pingsan. Ia bisa mengintip ibunya dari kelopak mata yg sedikit terbuka. Ia memperhatikan Sinta yg pucat pasi hingga masuk ke dalam mobil sedan itu.
"Mal.? Mala.?" Sinta mengambil minyak angin supaya Mala lekas sadar.
Satu jam Mala membiarkan dirinya tenggelam dalam keheningan mata terpejam.
"Kasian kamu Mal. Kakak gak tau masalah orang tua kamu, tapi kamu adalah korban dari ke egoisan mereka."
Mala perlahan membuka kelopak mata dan duduk.
"Mal, minum dulu."
Mala meneteskan air mata saat menatap Sandy. "Kak, Mala gak kuat sama kelakuan ibu." Ia memeluk Sandy.
Meskipun Sandy tak punya ikatan darah dengannya, Mala merasa wanita itu lebih memahaminya dibandingkan Sinta.
"Mala gak bakal ngikutin rencana ibu, tapi Mala juga gak tau harus gimana.?"
"Ya udah kamu tenang dulu ya, Masalah ini pasti ada solusinya kok."
Mala meneguk air putih dalam gelas untuk mendinginkan tubuhnya yg panas oleh amarah.
"Ini semua gara-gara Aurell.!"
Mala yakin kalau Aurell sudah mencari titik terlemahnya. Aurell menggunakan Sinta yg labil untuk menekannya.
"Kamu istirahat aja dulu. Nanti biar kakak yg ngomong sama ibu kamu."
"Gak kak, ini masalah Mala sama ibu. Mala bakal selesain sendiri." Mala menyeret kopernya yg ditinggalkan oleh Sinta.
Sinta pergi dari rumah Sandy tanpa membawa kopernya. Mala tahu Sinta sering menyendiri jika ada masalah besar yg dia alami.
Selama ini Mala merasa kalau Sinta tak pernah bahagia. Senyum tipis pun payah ia perlihatkan. Hanya 3 ekspresi yg ditampilkan Sinta yaitu dingin, marah dan menangis.
"Apa yg buat ibu gadi gini.?" Mala masuk kedalam kamar. Ia mulai menata baju dan skincare.
HP di meja rias bergetar. Itu adalah panggilan dari Rayyan.
"Hallo.?"
"Ray, gue udah tau satu fakta kalo lo saudara kembar gue.!"
Rayyan masih bungkam. Sebab, ia juga punya beban mental karena hidupnya selalu di setir hingga tak bisa mengubgkapkan hal yg sebenarnya pada Mala.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Bullying (Mala)
Mystery / Thriller"Cewek jelek kaya lo harus sadar diri.!" jangan ganggu gue atau lo akan celaka.!" pekik Raden didepan wajah Mala. "Apa ini alasannya lo ngebully gue.?" lirih Mala dengan mata sayu nya. "Mau tau alasan kenapa lo di bully.?" Raden memincingkan matan...