“Saya terima nikahnya Citra Ayu Wulandari binti Sudrajat dengan seperangkat uang tunai sebesar 500.000 rupiah,” ucap Indra dengan mantap di depan penghulu beserta para saksi yang hadir di acara pernikahan mereka.
Semua orang tampak terharu melihat prosesi ijab qabul Indra dan Bu Citra, apalagi Bu Wendah yang menangis tersedu-sedu. Dia merasa terharu karena usahanya untuk mendekatkan mereka selama ini ternyata tidak sia-sia.
Pak Subroto yang datang bersama istrinya pun turut bangga dengan Indra yang kini sudah menjadi lelaki sejati. Tidak lupa, dia memfoto wajah bahagia mereka berdua untuk mengabadikan momen sakral tersebut.
Dua tahun terakhir adalah perjuangan yang sangat berat bagi Indra. Dia harus belajar mati-matian untuk menggarap tesisnya agar studinya bisa berakhir tepat waktu. Selain itu, dia pun harus menjalani hubungan jarak jauh dengan Bu Citra.
Namun, kesabaran serta penantiannya pada akhirnya terbayarkan. Ia akhirnya bisa menikah dengan perempuan yang sangat disayanginya meskipun ada beberapa rintangan serta drama yang menyertainya.
Ayah Bu Citra ternyata sangat galak dan keras kepala. Beliau punya standar yang tinggi dalam memilih calon menantu. Dia hanya mau menerima calon menantu yang berprofesi sebagai dokter, polisi, atau tentara.
Indra yang statusnya hanya sebagai guru honorer dan pengusaha perlu membujuk ayah Bu Citra dengan usaha yang sangat ekstra. Dengan bantuan dari Bu Sri juga, hati beliau pada akhirnya luluh sehingga beliau mau merestui hubungannya dengan Bu Citra.
Acara kondangan Indra dan Bu Citra berlangsung dengan sangat meriah. Di sisi kiri panggung utama, biduan cantik tengah menyanyikan lagu dangdut yang hits masa kini. Dia sedang duet bersama dengan Pak Subroto.
Sementara itu, Indra dan Bu Citra menyambut satu per satu tamu yang baru datang, mulai dari teman-teman dekat Indra seperti si Yono dan si Ceper serta sahabat Bu Citra. Adapula saudara mereka yang datang dari jauh.
Di antara tamu-tamu itu, ada tamu spesial yang menarik perhatian Indra. Mereka adalah sepasang suami istri yang membawa seorang gadis kecil. Mereka menghampiri Indra dan Bu Citra secara perlahan-lahan.
“Selamat atas pernikahanmu dan Bu Citra, ya.” Valen terlihat sangat bahagia menatap Indra dan Bu Citra. Dia datang bersama dengan suami barunya. Mereka berdua baru menikah sekitar tiga bulan yang lalu.
“Terima kasih banyak sudah datang, Val.” Indra membalas dengan senyum tulus sembari menjabat tangan perempuan itu. Lalu, dia mempersilahkan mereka untuk duduk di meja tamu sembari menikmati hidangan yang ada di sana.
Indra turut senang karena Valen sudah menemukan kebahagiaannya pada saat ini. Mereka berdua kelihatan sangat serasi, apalagi si Renita yang kelihatan dekat dengan ayah barunya. Siapapun yang melihat keharmonisan keluarga mereka pasti jadi iri.
Ketika pandangan Indra tertuju pada Valen dan keluarga barunya, Bu Wendah tiba-tiba datang menghampirinya sembari menyeletuk ringan, “Mas Indra dan Bu Citra, kita foto-foto bareng, yuk!” Sedari tadi, dia kelihatan gemes karena dia pengen banget foto bersama di atas panggung.
“Mari, Bu Wendah.” Indra dan Bu Citra menjawab hampir bersamaan. Mereka pun naik ke atas panggung utama. Disusul kemudian oleh guru-guru yang lain. Mereka mengambil posisi lantas berpose dengan gaya yang sangat kompak.
Fotografer menghitung mundur satu sampai tiga. Lalu, sebuah foto pun terabadikan dengan sempurna. Gurat wajah kebahagiaan tampak jelas di foto tersebut, apalagi Indra dan Bu Citra yang tengah berada di atas mahligai cinta.
Mulai hari ini, Indra telah resmi menjadi seorang suami sekaligus pemimpin rumah tangga. Tidak peduli apapun rintangan yang menanti, dia ingin membahagiakan Bu Citra dengan segenap jiwa dan raganya.
- TAMAT -
KAMU SEDANG MEMBACA
Begini Rasanya Jadi Pak Guru
Ficção GeralSetelah menganggur selama beberapa bulan, Indra akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai seorang guru di sebuah SD. Kabar itu sangat membahagiakan karena dia memang ingin mendedikasikan dirinya untuk menjadi seorang pengajar. Selama mengajar di SD ter...