2

14.9K 1.2K 5
                                    

Tanpa henti Athea memandangi struktur rumah. Selain, berjaga-jaga untuk mengingat tata letak ke kamarnya nanti. Rumah ini berkesan mewah dan luas walaupun hanya ada 3 lantai. Kamarnya terletak di kamar lantai 3. Matanya bahkan tidak henti memandang dengan takjub.

Alangkah luasnya, mereka perlu menuruni tangga dan melewati berbagai ruangan terbuka. Sekilas ada ruang santai dengan TV besar yang Athea tidak pernah lihat. Ada ruang seperti bar kecil, kurasa?

Banyak barang mewah yang Athea biasanya lihat melalui TV. Jadi, tubuh ini adalah anak orang kaya ya? ucapnya dalam hati.

Tidak lama, mereka sampai di ruang makan. Terdapat meja makan yang panjang. Banyak kursi berjejeran. Ruangan itu memiliki kesan kayu mahoni tua. Berbagai makanan mewah terlihat.

Ada ayam besar, sayuran salad, buah-buahan segar, dan kentang tumbuk hangat. Setiap sisi kursi tersedia air minum. Piring dan gelas terlihat rapi. Ini pertama kalinya Athea mencium aroma makanan lezat. 

Pandangannya teralihkan pada sosok pria dan wanita. Tidak salah lagi, mereka adalah pemilik rumah mewah ini. Terlihat dari wibawa yang mereka tunjukkan. 

"Kau sudah datang. Ayo, duduk. Sebentar lagi makan malam." Ucap lelaki paruh baya.

Athe mengangguk patuh tanpa berbicara. Takut salah memanggil. Bibi Loren sudah kembali ke tempat asalnya. Tugasnya sudah selesai mengantarkan tuan muda. 

Athea melirik sedikit ke arah lelaki paruh baya yang duduk di kursi kepala keluarga. Lelaki paruh baya yang berkisaran umur 50 tahun. Ia memiliki wajah yang rupawan.

Rambutnya masih berwarna hitam pekat. Mata hitamnya memiliki sorot tajam dan dingin. Hidungnya mancung. Bentuk bibirnya memberikan kesan sempurna wajahnya.

Tubuhnya begitu tinggi dan besar. Ia melihat betapa tegapnya tubuh lelaki itu. Hanya ada satu kata yang bisa Athea berikan, "sempurna".

Sisi lain, seorang wanita cantik yang tidak terlihat begitu tua. Ia memiliki rambut cokelat tua yang panjang, tergerai cantik. Matanya berwarna hitam memiliki sorot lembut. Hidungnya mancung tipis. Bibir tipisnya sangatlah indah untuk dilihat.

Wanita itu memiliki kuliah yang putih dan lembut seperti seorang putri. Tubuh wanita itu juga tinggi. Baru kali ini, Athea melihat sosok wanita cantik.

"Ekhem, ayo kita makan malam." Ucap lelaki paruh baya mengatasi kecanggungan.

Lelaki paruh baya mulai makan. Disusul oleh wanita cantik yang duduk di hadapan Athea.

Athea melirik sedikit, mengikuti cara makan kedua orang di depannya. Begitu anggun dan tidak bersuara. Dirinya mencoba menyesuaikan diri sebaik mungkin.

Di sela-sela makan, Athea berusaha menutupi ekspresinya, betapa enaknya makanan yang ia makan. Ini pertama kalinya, ia memakan daging ayam panggang. Biasanya ia hanya bisa memakan telur dadar dengan susu sapi murni. Walaupun sederhana masakan bibi panti selalu menjadi favoritnya. 

Tidak lama, acara makan selesai. Tidak ada yang bersuara sampai sosok wanita di depannya memandanginya begitu teduh. Athea yang dipandangi menjadi salah tingkah. 

"Athea...?"

Suara wanita itu begitu lembut dan nyaman didengar.

"I-iyaa...?"

"Apakah makanannya lezat? Kau suka?"

"Hm... sangat lezat..."

Wanita itu bertukar pandangan dengan lelaki paruh baya. Senyuman tercetak pada kedua wajah mereka. 

"Athea, bisakah mulai sekarang kau memanggilku Mama?"

"Eh...?"

Athea sedikit bingung. Apa dirinya bukan anak dari keluarga ini? Tatapan bingung ia perlihatkan. Yah, sejauh ini memang sudah terlihat jika wajah dirinya sangat berbeda dengan dua orang yang sedang menatapnya. Apalagi dengan pakaian biasa yang ia kenakan saat ini. 

"Iya, Athea. Kau sudah tinggal di rumah ini. Kau seharusnya tidak canggung lagi memanggil kita Papa dan Mama, bukan?" Ucap lelaki paruh baya.

"Benar sayang. Sekarang kau akan menjadi bagian dari keluarga kita. Mama harap Athea dapat menerima kami berdua, hm?" Ucap wanita cantik itu. 

"Ba-baik, Mama dan Papa?..."

Ini pertama kalinya sebutan Mama dan Papa ia ucapkan. Begitu asing. Jadi, ini rasanya memanggil sebutan orang tua. Hati Athea melembut. Tak pernah ia bayangkan dirinya akan memanggil sebutan yang selalu ia impikan. 

Wanita cantik itu tersenyum lembut, begitu pula lelaki paruh baya yang melihat betapa manisnya wajah bahagia Athea. 

Hari ini adalah awal mulai Athea menjadi bagian dari keluarga Barnes.

.

Jangan lupa vote ya guys!

Di Balik Kisah BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang