Hari Senin tiba. Sepanjang pagi, Athea tersenyum lebar.
Tidak dapat menutupi rasa senangnya.
Beda dengan Joseph. Ia bahkan tidak nafsu makan. Tadi malam, ia mulai membayangkan hal yang tidak-tidak.
Perjalanan dari apartemen ke sekolah Athea membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit. Sekolah itu dekat dengan kantor Joseph.
Athea bersenandu riang, berbeda dengan Joseph yang bermuka masam.
"Sayang?" Ucap Joseph lembut.
"Iya kak?"
"Ingat kata kakak kemarin kan? Jangan-"
"Kakak sepanjang malam sudah mengatakan hal yang sama berulang kali. Athea sudah ingat kak. Jangan khawatir." Ucap Athea memotong pembicaraan Joseph.
Dirinya sudah bosan dengan nasihat kakaknya.
Joseph hanya bisa menghela nafas. Apa dirinya sudah berlebihan?
Mereka sampai di pagar sekolah. Sekolah tersebut sangat mewah. Banyak mobil berdatangan untuk mengantar dan mayoritas adalah anak-anak SMA yang mengendarai mobil itu sendiri.
Athea sangat bersemangat. Ia tidak sabar memiliki banyak teman. Walaupun ia sudah berjanji dengan Joseph, ia setidaknya ingin memiliki teman.
Sisi lain, wajah Joseph menghalus ketika melihat ekspresi senang Athea.
Ia melihat ke arah Athea. Athea terlihat sangat cantik. Seragam sekolahnya benar-benar terlihat pas berwarna hitam dan putih.
Celana pendek sekolah sayangnya memang diharuskan pendek untuk laki-laki.
Hal itulah yang membuat Joseph kesal. Ia tidak rela kaki adiknya akan banyak dilihat orang lain.
Bahkan, Joseph harus berpuasa untuk tidak menyentuh Athea tadi malam agar Athea tidak kesulitan berjalan.
Ia baru sadar, jika mengantarkan adiknya ke sekolah tidak semenyenangkan itu.
"Sayang, belajar yang rajin, oke? Ingat-"
"Kakak..." ucap Athea memotong pembicaraan Joseph. Jika ia biarkan, Athea bisa-bisa telat masuk di hari pertama.
Joseph terkekeh geli. Ia mencubit pipi bakpao Athea.
"Nakal sekali sih. Yasudah, belajar yang giat. Kakak akan menjemputmu nanti sore, oke?"
"Hm! Oke kak!"
Athea hendak membuka pintu tapi lengannya ditarik Joseph.
"Baby, kiss dulu." Ucap Joseph.
Athea tersenyum. Ia mencium bibir Joseph.
Joseph yang merasa tidak cukup kembali melumat bibir cherry tersebut. Tidak lama. Setelah itu ia membiarkan Athea keluar untuk masuk sekolah.
Tanpa disadari, ada sepasang mata yang melihat kejadian itu.
"Wtf, yang benar saja bro. Kissing di depan sekolah kita?" Ucap pemuda misterius itu.
Athea memasuki gerbang sekolah. Penampilannya tidak memperlihatkan sebagai anak SMA. Tubuhnya begitu kecil dan tidak tinggi seperti teman-teman lainnya.
Banyak mata melihat kearah Athea. Bagaimana bisa ada orang yang mengabaikan kehadirannya? Athea terlihat cantik mempesona untuk seorang laki-laki.
Sedangkan yang dibicarakan tidak menyadari hal itu. Ia hanya semangat untuk sekolah.
Setelah melihat papan pengumuman kelas, Athea berjalan ke kelas 10 A.
Sekolah ini sangat besar, jadi setiap koridor sekolah akan ada tanda atau rambu-rambu denah sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Kisah Buku
RomanceAthea. Nama yang kerap disangka seorang perempuan. Namun, dirinya adalah laki-laki. Athea tidak tahu siapa orang tuanya. Ia hanyalah salah satu dari sekian banyak anak yang terlantar. Panti asuhan menjadi rumah bagi Athea. Namun, disaat dirinya sud...