16

7.5K 609 12
                                    

Rasanya Joseph seperti disidang. Seakan dirinya melakukan kesalahan fatal. 

Ia menatap malas Jasper yang bersikap layaknya hakim pengadilan.

Jasper seakan ingin mengulitinya.

Apakah Joseph tidak sadar jika, siapapun yang melihatnya tadi pasti sudah marah kepadanya. Bagaimanapun Athea masih anak kecil, tidak seperti dirinya yang sudah dewasa.

"Jadi?" ucap Jasper.

Joseph memilih abai. Ia malas menjelaskan. Lagipula untuk apa? Ia justru membuang pandangan.

"Aku bisa tau jika dia salah satu alasanmu memutuskan Gina."

Jasper duduk bersila. Setelah memastikan Athea di kamar tidur pribadi, mereka berbicara di ruangan rapat kantor yang sedang kosong.

"Dia tidak bersalah." Ucap Joseph.

"Aku tidak berbicara seperti itu. Sudah jelas anak kecil itu tidak bersalah. Justru yang bersalah adalah dirimu Tuan Jo."

"Lagipula sejak kapan kau menyukai pria?" Ucap Jasper kesal.

Jasper tidak pernah berpikiran jika anak kecil seperti Athea patut disalahkan. Bahkan, dengan melihat sekilas ia justru tau jika Athea masih terlalu polos untuk mengerti apa arti menyukai seseorang.

Sekarang, ia mengerti mengapa Gina seakan tidak ingin membahasnya. Jujur saja, ia sangat salut dengan Gina.

Jasper masih ingat jika 4 hari lalu ia bertemu Gina yang terlihat sedih namun berusaha tabah. Ia bahkan tidak menjelekkan Joseph sedikit pun.

Dirinya bisa menyimpulkan satu hal. Gina tahu jika Joseph memiliki perasaan lebih kepada Athea. Dan tidak ada yang bisa Gina lakukan.

Ia justru merasa kesal dengan temannya. Jasper baru pertama kali melihat tatapan Joseph yang begitu dalam dengan seseorang.

Tapi, bukan disitu poin utamanya. Joseph, temannya ini adalah pria dewasa seperti dirinya sendiri. Ia takut jika temannya malah berbuat nekat kepada anak polos seperti Athea.

"Huh, aku memang yang salah disini. Maka dari itu, memutuskan Gina lebih awal adalah hal yang tepat. Setidaknya, aku tidak menyakitinya lebih dalam. Dan soal Athea. Aku pun tidak tahu jika aku akan menaruh hati padanya..."

"Ya, tetap saja kau sudah menyakiti Gina."

"Aku tahu."

"Kau seharusnya bersyukur Jo. Tapi apa boleh buat."

Joseph hanya diam. Pandangannya masih dingin berbeda dengan hatinya yang juga sedih karena kecewa dengan dirinya sendiri.

"Lalu, apa yang ingin kau lakukan sekarang?"

"Aku akan berusaha menyampaikan perasaanku pada Athea."

"Kau gila!? Sadarlah Jo, dia ada sebagai adikmu, bukan kekasihmu."

"Dia milikku." Ucap Joseph tegas.

Jasper menatap malas temannya yang menatapnya tajam. Apakah ia tidak sadar dengan ucapannya yang tidak masuk akal tersebut?

"Hey, apakah sekarang kau serius? Dia masih 15 tahun Jo. Dia sepolos kertas putih, dan aku jamin ia bahkan belum pernah merasakan ketertarikan dengan anak seusianya. Sekarang jawab aku. Kalau Athea nanti sekolah dan menemukan seseorang yang ia sukai, apa yang ingin kau lakukan, huh?"

"Hal itu tidak akan terjadi."

"Fucking crazy. Dulu, kau tidak pernah seperti ini Jo bahkan pada Gina sekalipun."

Di Balik Kisah BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang