"Jaga diri kalian baik-baik. Bibi Loren akan merindukan kalian." ucap Bibi Loren sendu.
"Terima kasih Bibi Loren. Tolong, jaga rumah utama sementara waktu." ucap Joseph.
"Tenanglah tuan muda. Kau pasti akan sangat sibuk. Tolong jaga Athea juga ya, tuan muda."
"Bibi Loren tidak perlu khawatir. Bagaimanapun, Athea adalah satu-satunya keluarga yang aku miliki selain Bibi Loren."
Bibi Loren tersenyum haru. Akhirnya ia melihat keinginan tuan muda untuk memiliki adik. Walaupun kepergian tuan besar dan nyonya besar sangat menyakitkan, ia yakin jika Athea bisa menjaga Joseph sebagai kakaknya.
Athea yang berdiri di samping sang kakak tiri hanya bisa terdiam menunduk. Ia rasanya ingin menangis. Tidak menyangka akan pergi meninggalkan Bibi Loren. Sekali lagi ia tidak punya pilihan.
Joseph menyadari jika Athea ingin menangis pun segera menyudahi perpisahan. Ia tidak ingin Bibi Loren khawatir dan berpikir macam-macam jika melihat pemuda kecil ini menangis tanpa alasan.
Huh, baru saja ingin pergi dirinya kembali dibuat kesal.
"Baiklah Bi. Hari sudah sore, kita harus berangkat dulu. Di jalan pasti macet, jadi harus berangkat sekarang."
"Baiklah Tuan muda. Hati-hati di jalan."
Joseph tersenyum dan memasukkan beberapa tas. Athea masih berdiri di sana.
"Athea sayang? Jangan sedih begitu. Bibi Loren kapan-kapan akan menjenguk kalian di apartemen. Walaupun sedikit jauh, tapi tidak apa-apa. Kita masih bisa saling kabar, bukan?"
"Athea akan menunggu Bibi..." ucapnya menahan isakan tangis.
Bibi Loren tersenyum lembut. Ia memeluk Athea hangat. Ia sangat menyayangi Athea walaupun pertemuan mereka sangat singkat. Siapa pun akan menyayangi sosok kecil ini. Athea selalu bersikap sopan dan penurut. Sayangnya pertemuan mereka terlalu singkat. Bibi Loren sudah menganggap Athea sebagai anaknya sendiri.
"Wah, Bibi lebih menyayangi Athea sekarang?" ucap Joseph.
Bibi Loren melepaskan pelukan dan memukul bahu Joseph pelan. Joseph yang dipukul hanya tersenyum lebar.
"Dasar, sudah sana kalian harus cepat-cepat berangkat."
"Baiklah Bi, kami berangkat dulu. Ayo Athea."
Joseph menggandeng lengan lembut Athea. Sangat kurus bagi Joseph. Joseph berbaik hati mendudukan Athea di kursi penumpang. Hal itu hanyalah bagian sandiwara di depan Bibi Loren.
Mobil mereka melaju ke jalan kota. Ini pertama kalinya Athea menaiki mobil dan keluar rumah utama. Sebab, selama tinggal di dunia ini, dirinya belum keluar rumah.
Mobil yang dikendarai benar-benar mewah. Kursinya begitu luas dan empuk. AC mobil begitu dingin. Athea sedikit tidak terbiasa.
Ia saat ingin mengenakan pakaian kaos panjang sampai ke paha berwarna abu-abu muda dengan celana pendek berwarna putih yang tidak terlihat. Baju-bajunya masihlah pakaian lama. Justru hal ini membuat Athea kedinginan.
Namun, ia tidak apa-apa. Takut membuat suara. Matanya yang tertutupi oleh rambut melihat ke arah jendela luar. Kota yang ia tinggali begitu besar. Banyak sekali gedung-gedung besar. Gedung-gedung sangat tinggi. Orang-orang banyak terlihat. Berjalan di sisi trotoar. Ternyata dunia yang ia tinggali tidak berbeda dengan dunianya dulu.
Joseph mengendarai mobil memakai kacamata hitam. Ia terlihat begitu gagah. Joseph mengenakan pakaian kemeja biru tua disertai celana kain panjang hitam. Sepatu formal hitam menambah penampilan Joseph.
![](https://img.wattpad.com/cover/360061743-288-k776033.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Kisah Buku
RomanceAthea. Nama yang kerap disangka seorang perempuan. Namun, dirinya adalah laki-laki. Athea tidak tahu siapa orang tuanya. Ia hanyalah salah satu dari sekian banyak anak yang terlantar. Panti asuhan menjadi rumah bagi Athea. Namun, disaat dirinya sud...