Pagi hari membangunkan Athea. Dirinya sudah terbiasa bangun pagi. Ketika ia ingin bangun, Athea merasa lengan besar yang memeluk pinggangnya. Terasa besar dan hangat. Ia melihat kakaknya sedang tidur begitu nyenyak. Perlahan ia coba lepas jemari Joseph.
Athea ingat jika dirinya tadi malam tidur di sofa ruang tamu. Dirinya merasa bersalah. Membuat Joseph menggendongnya. Bahkan, sampai tertidur di sampingnya seperti ini. Athea kecewa dengan dirinya yang hanya bisa merepotkan orang lain.
Ketika ia berhasil melepaskan diri dari pelukan Joseph. Athea membenarkan selimut kakaknya. Pelan-pelan, tanpa suara ia mulai membersihkan rumah seperti biasa. Tidak lupa mencuci baju kotor Joseph yang berserakan di lantai kamarnya. Ia jemur seperti biasa dan diakhiri membuat sarapan sederhana.
Hari ini ia akan membuat sup telur dan nasi putih hangat. Kakaknya terlihat lelah. Jadi, sup sangat pas untuk hari ini.
Athea membersihkan diri ringan di kamar mandi tamu. Ia mengenakan handuk yang ia pakai menutupi tubuh basahnya. Athea masuk kamar dengan hati-hati.
Baru saja ia ingin membuka lemari pakaian. Tubuhnya sudah ditarik ke belakang. Ia tertidur di kasur. Handuknya sudah terjatuh. Tubuhnya terekspos sempurna.
Joseph menggungkunya. Sorot matanya tajam. Ia memegang kedua tangan Athea. Membuat Athea terkejut.
"Kakak sudah bangun?" Ucapnya menutupi situasi canggung.
"Hmm..."
Athea bingung kenapa kakaknya tidak ingin melepaskan tangannya. Sedangkan Joseph sebenarnya sudah bangun sedari tadi ketika mendengar suara vakum menyala.
Tidak pernah terpikirkan olehnya jika ia akan disajikan penampilan Athea saat ini. Juniornya sudah tegang. Tubuh setengah basah Athea begitu menggoda.
"Kenapa tidak membangunkan kakak, hm?"
"Kakak terlihat lelah tadi..."
Joseph terkekeh kecil. Ia melepaskan tangan Athea. Ia bawa Athea berdiri di depannya dengan kondisi tubuh setengah basah. Joseph duduk di pinggir tempat tidur. Jemarinya memeluk pinggang ramping Athea.
"Kalau begitu, tunggu kakak mandi dulu setelah itu kita sarapan, hm?"
"Oke! Athea akan menunggu kakak."
"Anak pintar."
Cup.
Joseph mencium kening Athea seraya bangkit dari duduknya. Kali ini dirinya tidak terkejut. Justru Athea menampilkan ekspresi malu. Joseph tersenyum kecil, lantas meninggalkan kamar tamu. Ia akan mandi cepat dan sarapan bersama dengan sang adik hari ini.
Tidak memerlukan waktu lama. Joseph selesai mandi dan memakai pakaian kaos berlengan pendek santai berwarna putih disertai celana panjang polos berwarna coklat muda.
Athea dan Joseph sarapan bersama dengan tenang. Joseph beberapa kali mengomentari masakan Athea.
"Ini sangat enak, Athea."
"Syukurlah jika kakak suka." Ucap Athea tersenyum.
Seperti biasanya, setelah selesai makan Athea membersihkan piring. Hari ini ia mengenakan pakaian yang sama persis seperti kemarin. Hanya saja warnanya berbeda.
"Athea, apakah kau tidak memiliki baju lain?"
"Hanya ini baju yang Athea punya kak. Tapi, tak apa, bajunya masih bagus kok." Ucapnya sambil mencuci piring di wastafel.
Joseph hanya diam. Ia akan mengajak Athea ke pusat belanja esok hari. Yah, walaupun ia tidak masalah jika Athea setiap hari memakai pakaian yang seperti ia pakai ini. Hanya saja, ia merasa iba jika Athea tidak memiliki baju yang tampak layak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Kisah Buku
RomanceAthea. Nama yang kerap disangka seorang perempuan. Namun, dirinya adalah laki-laki. Athea tidak tahu siapa orang tuanya. Ia hanyalah salah satu dari sekian banyak anak yang terlantar. Panti asuhan menjadi rumah bagi Athea. Namun, disaat dirinya sud...