8

13.2K 1.1K 53
                                    

Pagi hari, tepatnya jam 06.00 pagi. Athea bangun dari tidurnya. Dirinya sudah bertekad untuk bekerja seperti yang diperintahkan kakaknya. Ia sudah biasa. Dulu, di panti ia juga sering gotong royong.

Athea pergi ke kamar mandi. Gosok gigi dan membasuh wajah. Itu sudah cukup. Ia lanjut untuk mencuci pakaian kotor yang terdapat di keranjang laundry. Ia juga sudah paham menggunakan alat-alat canggih pembersih. Ini semua berkat waktu yang ia habiskan dengan Bibi Loren di rumah utama. 

Sambil menunggu pakaian di mesin cuci, Athea mulai menyapu dan mengepel lantai apartemen. Apartemen ini sangat luas, sehingga dirinya terasa lelah.

Cucian yang selesai, segera ia jemur di tempat jemuran. Semilir angin di pagi hari begitu hangat. Matahari terlihat begitu cantik. Sesaat, Athea memandangi lukisan Tuhan tersebut.

"Indahnya..." guman Athea.

Tak lama, pemuda kecil pergi ke dapur membuat sarapan. Dua omelet, dua roti panggang, dua mangkok salad, satu kopi hitam, dan satu gelas air mineral. Sarapan ringan yang sempurna. Ia belum tahu makanan apa yang disukai oleh kakak barunya.

"Semoga kakak suka sarapan ini." Ucap Athea.

Sejak Joseph membantunya menggunting rambut. Athea memutuskan untuk memanggil Joseph dengan sebutan kakak. Terkadang, ia merasa sedikit canggung. Tapi itu tidak masalah.

Pekerjaan selesai pukul 07.30. Athea membersihkan diri di kamar mandi. Ia bersenandu ringan. Setelah selesai. Ia melihat dirinya di cermin wastafel. Ia sentuh ujung rambutnya yang pendek.

Athea bersyukur jika rambutnya terlihat bagus di wajahnya. Dirinya tersenyum kecil.

Ia pergi ke kamar untuk mengambil baju. Pakaian yang ia pilih tidak lain baju kaos polos berwarna putih dan celana pendek berwarna coklat muda. Hanya ini yang ia punya.

Athea langsung menuju meja makan. Ia akan menunggu kakaknya sebelum makan.

Sisi lain, laki-laki remaja masih tertidur tenang di kasur besarnya. Badannya yang gagah hanya tertutupi oleh selimut.

Sampai harum makanan menyerbak melewati ujung hidungnya. Ia terbangun. Waktu menunjukkan pukul 08.00 pagi.

Tanpa basa basi dirinya bergegas menggosok gigi, mencuci muka, dan turun ke bawah. Ia melihat pemuda kecil yang senantiasa duduk rapi di meja makan.

Tak lupa ia memandangi sekitar lantai. Terlihat bersih. Ah, ia baru ingat jika dirinya lah yang menyuruh Athea bekerja.

Athea yang melihat kehadiran Joseph sedikit terkejut. Sebab, Joseph hanya mengenakan celana tidur panjang berwarna abu-abu. Tubuh atletisnya ia biarkan terpampang. Athea yang melihat itu sedikit iri. Ia ingin memiliki tubuh seperti itu.

"Hm... pagi kakak..." ucap Athea pelan namun masih terdengar.

Joseph tersenyum dalam hati. Rasanya aneh dirinya dipanggil dengan sebutan itu.

"Pagi."

Joseph duduk di meja makan. Ia cukup puas dengan masakan Athea.

"Maaf, Athea hanya memasak sarapan ini."

"Tidak masalah. Ayo makan."

Athea mengangguk.

Ia sangat lega ketika Joseph memakan sarapan yang ia buat. Tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata di ruangan itu. Mereka larut dalam pikirannya masing-masing.

"Aku selesai." Ucap Joseph.

Athea kembali mengangguk. Ia mulai membereskan piring kotor. Tanpa basa basi ia mulai membasuh.

Di Balik Kisah BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang