Kabar mengenai kematian Claudia Barnes menjadi topik hangat. Pemakaman dilakukan secara tertutup. Hanya keluarga besar dan rekan bisnis yang hadir.
Calvin dengan tegar menerima tamu yang berdatangan bersama anak pertamanya Joseph. Namun, sorot mata mereka tidak dapat menutupi kesedihan mendalam. Tidak ada lagi selain pandangan hampa. Semua ini terlalu cepat bagi mereka berdua. Bukankah, sebelumnya mereka sedang bahagia seperti biasanya?
Joseph yang mengetahui kabar duka Ibunya bergegas ke rumah sakit. Rasanya seperti mimpi. Selama ini, ia juga tidak tahu jika Ibunya menyimpan rahasia tentang penyakitnya. Ia merasa seperti anak yang egois dan tidak berguna. Bahkan, karena keegoisannya ia tidak banyak menghabiskan waktu dengan Ibunya. Joseph begitu menyesal.
Rasa kesalnya membuat dirinya ingin menyalahkan Calvin, namun melihat Calvin tidak berdaya ia hanya bisa menjotos dinding rumah sakit. Mereka hanyalah sosok pria lemah yang ditinggal secara mendadak oleh malaikatnya.
Athea yang bangun di pagi hari baru mengetahui kabar tersebut melalui Bibi Loren. Ia hendak menyusul ke rumah sakit, namun Bibi Loren tidak memperbolehkan. Alasannya karena Joseph melarang kehadiran Athea. Bibi Loren merasa kasihan pada sosok kecil yang tidak berdosa. Tapi, melihat amarah dan rasa sedih Joseph, Bibi Loren menuruti keinginannya. Hatinya saat ini tidak jauh berbeda dengan mereka semua. Dirinya juga merasa kehilangan.
Athea hanya bisa menangis di rumah. Ia sangat sayang dengan Mama Claudia. Wanita yang berhati malaikat itu akhirnya pergi meninggalkan dunia. Ia terisak tiada hentk. Mengingat setiap kebaikan yang diberi oleh wanita cantik itu. Tapi, mengapa dunia seakan memberikan kebahagian yang sebentar padanya. Kenapa Tuhan mengambil sosok wanita baik itu dari kehidupan Athea ini? Dirinya begitu sedih.
Bibi Loren yang melihat kesedihan Athea bersimpati. Ia memohon kepada tuan muda Joseph untuk memperbolehkan Athea menghadiri pemakaman. Bagaimanapun, Athea juga sudah menjadi bagian dari keluarga Barnes.
Joseph sebenarnya tidak ingin, namun melihat Bibi Loren bersikeras ia menyerah.
"Bawa anak itu. Hanya sebentar. Aku tidak ingin ia menjadi perbincangan orang di hari kematian Mama."
"Baik. Terima kasih banyak tuan muda Jo."
Sesuai perintah Joseph, ia tidak ingin Athea berlama-lama menghadiri pemakaman Ibunya.
Athea hadir dengan pakaian serba hitam yang ia punya. Wajahnya ditutupi oleh masker hitam. Mencegah perhatian yang tidak diinginkan. Bibi Loren senantiasa mendampingi Athea.
Hari ini pertama kalinya Athea bertemu Joseph Barnes, anak tunggal Calvin Barnes dan Claudia Barnes.
Lelaki berumur 24 tahun yang bekerja sebagai pengacara pengadilan. Ia memakai pakaian formal serba hitam. Ia terlihat seperti Calvin versi muda. Hanya saja di usianya yang 24 tahun, ia begitu tinggi dan tegas. Mata hitamnya begitu tajam, membuat Athea membuang muka. Athea menyadari bahkan Joseph adalah perpaduan sempurna dari kedua orang tuanya.
Satu hal yang Athea tau. Joseph, kakaknya itu membenci dirinya.
Athea tidak dapat menahan isak tangis ketika melihat pemakaman Ibunya. Walau hanya sebentar saja, ia merasa cukup dapat mengantar Ibunya ke rumah peristirahatan. Dirinya begitu sedih dan penuh kehampaan. Ia masih berharap jika yang terjadi hari ini hanyalah mimpi. Tapi, Tuhan sepertinya tidak mendengar doanya.
Calvin hanya terdiam menatap kosong foto istrinya yang terlihat begitu cantik. Joseph lah yang banyak mengambil alih melihat ketidakberdayaan sang Ayah. Joseph dibantu oleh kekasihnya Gina untuk menerima tamu.
Bibi Loren mengajak Athea untuk kembali ke rumah utama. Disinilah ia menyadari posisinya. Athea hanyalah orang asing yang masuk ke keluarga Barnes, dirinya bukan siapa-siapa. Dirinya hanyalah orang yang memiliki keberuntungan bisa masuk keluarga besar itu.
Hari ini, langit begitu gelap. Rintikan hujan terdengar dari jendela kamar Athea. Awan gelap terlihat seperti sosok yang sedang menangis.
Wanita lembut berhati seperti malaikat, Claudia telah berpulang kembali ke rumah Tuhan. Athea akan selalu mengenang sosok Mama-nya di dunia ini selamanya.
"Mama, Athea harap Mama bahagia di atas sana. Walaupun kita hanya bisa menghabiskan waktu sebentar. Bagi Athea, Mama adalah segalanya. Terima kasih Mama, telah memberikan Athea rasa kasih seorang Ibu pada anaknya."
"Athea sayang Mama..."
.
Jangan lupa vote ya guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Kisah Buku
Любовные романыAthea. Nama yang kerap disangka seorang perempuan. Namun, dirinya adalah laki-laki. Athea tidak tahu siapa orang tuanya. Ia hanyalah salah satu dari sekian banyak anak yang terlantar. Panti asuhan menjadi rumah bagi Athea. Namun, disaat dirinya sud...