24

5.5K 324 11
                                    

Joseph memutuskan untuk membawa Athea ke kantor. Hal ini karena pekerjaannya ada yang belum selesai.

Athea tentu tidak keberatan akan hal tersebut. Ia mengandeng lembut tangan Joseph seiringnya menuju ruangan.

Setiap kali mereka lewat, orang-orang akan menyapa. Athea merasa bangga dengan kakaknya. Suatu hari, ia ingin sukses seperti kakaknya.

Saat mereka tiba di ruangan kantor, Joseph langsung mencium bibir Athea.

Ia lumat bibir yang ia rindukan seharian ini. Pekerjaannya bahkan belum beres karena pikirannya hanya tertuju pada Athea.

"Ah... kakak... pelan, hm?..." Ucap Athea pelan.

Joseph menyudahi ciuman mereka. Ia mengusap bibir Athea. Ia tersenyum lembut.

"Ingin mandi bersama?"

"Oke. Athea juga lengket seharian sekolah."

Langsung saja, Joseph menggendong koala Athea. Mereka saling melucuti pakaian sesampai di kamar mandi.

Athea terlebih dahulu menyalakan shower. Ia merasa sangat lengket.

Begitupula dengan Joseph yang langsung bergabung. Joseph membantu Athea mandi. Tidak ada niat untuk melakukan lebih. Ia tahu jika Athea pastinya masih lelah.

Setelahnya, Joseph dan Athea mengeringkan tubuh san rambut bersama. Joseph juga sudah menyiapkan pakaian khusus untuk adiknya.

Satu set pakaian sexy yang ia beli kemarin lalu.

Ia hanya memberikan Athea baju pas yang seukuran badannya berwarna putih dan celana dalam renda putih.

Celana dalam itu terawang sehingga tidak dapat menutupi junior maupun bongkahan pantat Athea.

Athea yang melihat itu kaget. Ia tidak mungkin memakai pakaian ini.

"Kakak, Athea tidak ingin..." Ucapnya serba salah.

"Pakai yang ada saja sayang."

"Athea malu. Bagaimana jika orang-orang melihat Athea?"

Joseph berjalan kearah Athea. Ia menarik handuk putih yang menutupi tubuh adiknya.

"Pakai atau tidak pakai sama sekali, hm? Jangan khawatir. Tidak akan ada yang datang ke ruangan ini sebelum kakak suruh."

"Tapi..."

"Kakak tidak suka bantahan Athea."

Athea menegak ludah. Ini pertama kalinya Joseph berbicara nada dingin kepada.

Athea lantas memakai pakaian itu. Bajunya terasa ketat. Menampakkan kedua puting mencuatnya. Bahkan, baju itu tidak menutupi pusarannya.

Belum lagi celana dalam renda yang ia pakai. Tidak menutupi sempurna bongkahan pantatnya. Ia merasa dingin dan malu.

Sedangkan sang empu hanya menatap nakal ke arah Athea. Ia kembali ke arah meja kantor. Mulai bekerja.

Athea sendiri hanya duduk di sofa. Ia tidak tahu harus berbuat apa.

Ruangan kantor Joseph memiliki kamar pribadi untuk istirahat. Namun, ia tidak ingin Athea jauh dari pandangannya. Jadi, ia menyuruh Athea menunggunya seperti anak pintar.

Tok

Tok

Tok

Bunyi ketukan pintu terdengar. Athea menatap panik kearah Joseph.

Ia berlari ke arah kakaknya. Joseph yang melihat wajah ketakutan Athea terkekeh geli. Ia mendudukan Athea di pangkuannya.

Di Balik Kisah BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang