26

4.8K 277 2
                                    

Setelah pagi yang panas. Joseph dan Athea menuju restoran yang sudah dipesan sebelumnya dengan mengendarai mobil. Membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan untuk sampai ke temmpat tujuan.

Restoran yang dituju merupakan restoran mewah yang bekerja sama dengan hotel bintang 5. Nama Restoran itu adalah Rose.

Joseph memilih restoran Rose karena terletak dekat pantai. Rencananya ia ingin mengajak Athea untuk berjalan-jalan di pantai pada sore hari. Apabila mereka lelah, mereka bisa menginap di hotel.

Athea dan Josep memakai pakaian yang serasi. Sama-sama mengenakan pakaian berwarna coklat muda. Athea mengenakan sweater polos putih dan celana pendek coklat muda disertai sepatu santai berwarna putih. Baju itu dipilih langsung oleh sang kakak.

Sedangkan Joseph memilih memakai baju kaos putih disertai baju coat panjang berwarna coklat muda dan celana kain panjang hitam. Joseph terlihat gagah dan dewasa, berbeda dengan Athea yang memang terlihat seperti anak kecil.

Tak lupa, Joseph membawa satu tas berisi baju ganti mereka berdua untuk berjaga-jaga. Tentu saja, ia tidak akan melewatkan memakan kekasihnya.

Iya. Joseph selalu memandang Athea sebagai kekasihnya. Sejak pertama kali ia menyetubuhi Athea, Joseph tidak pernah melihat Athea sebagai adiknya.

Namun, tetap saja ia terkadang harus memanggil Athea dengan sebutan adik. Sebab, Athea sendiri masih memanggilnya kakak.

Joseph melirik kearah sang adik. Athea sibuk melihat pemandangan kota. Matanya berbinar. Terlihat begitu cantik.

"Adik kakak ini mau kemana sih?" Ucapnya usil.

"Mau kencan sama kakak Joseph."

Joseph terkekeh pelan.

"Cantik banget adik kakak."

"Kakak juga ganteng hihi."

"Kalau kakak ganteng, kenapa Athea lebih milih ngeliat keluar kaca mobil, hm?"

"Kakak ih..."

Athea berdecak sebal. Kakaknya suka sekali menggodanya. Joseph justru mencubit pelan pipi tembem Athea.

"Jangan kesel gitu. Nanti cepet tua, mau?"

"Ihh kakak..."

Joseph tersenyum lembut. Tangan satunya menggenggam jemari Athea. Kehangatan yang terasa. Ia mencium punggung tangan Athea.

"Sayang, pantatmu masih perih, hm?"

Athea yang ditanya justru malu. Wajahnya mulai memerah.

"Hmm... Tidak terlalu... Sudah lebih baik sejak kakak bantu bersihkan."

"Hmm..."

Tangan Joseph kini berpindah di paha mulus Athea. Ia mengelus paha itu dengan lembut.

"Kalau susumu sayang? Masih sakit?"

"S-sedih sakit karena terkena baju kak..." cicit Athea.

"Hmm... Sakit ya sayang?"

"I-iyaa..."

Joseph fokus mengendarai mobil. Tapi, tangan satunya tidak lepas dari paha mulus Athea. Nada suaranya berat. Athea paham.

"Buka saja sayang bajunya. Perjalanan kita masih jauh."

"Tapi, Athea malu kak."

"Gausah malu sayang. Disini kan cuman ada kakak. Lagian, kaca mobil kita gelap. Tidak akan ada yang melihat puting jalangmu yang besar baby." Ucap Joseph menyakinkan.

Di Balik Kisah BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang