Semua ucapan Joseph pada malam hari itu benar-benar ia lakukan. Sudah tidak ada lagi rasa bersalah dalam hatinya untuk memanipulasi pemuda polos seperti Athea.
Dirinya ingin memiliki Athea sepenuhnya. Baginya, sang adik adalah satu-satunya orang yang ingin ia miliki seutuhnya. Sosok berharga yang bahkan ia rela menukar apapun demi Athea.
Buktinya sekarang ini, Joseph mengajak Athea pergi ke pusat perbelanjaan setelah seharian kerja di kantor.
Hari sudah menjelang malam. Namun, cahaya senja masih cukup terlihat begitu indah. Ia memang sengaja pulang lebih awal agar dapat mengajak sang empu membeli beberapa baju.
Athea selalu antusias setiap kali sang kakak mengandeng tangannya lembut kemana pun membawanya pergi. Ia benar-benar bosan jika harus di rumah seharian.
Dirinya tidak tahu jika maksud Joseph mengajaknya tidak lain untuk membelikan pakaian tidak wajar untuk Athea gunakan selama di rumah nanti. Joseph selalu bisa memanfaatkan sikap polos Athea dengan ucapan manis.
Katakanlah saja dirinya adalah pria bajingan dan jahat yang mementingkan hawa nafsunya.
Tapi, Athea tidak menyadarinya. Ia hanya merasakan kasih sayang berlimpah yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya. Baginya, Joseph adalah satu-satunya yang ia miliki di dunia ini.
Joseph memilih berbagai pakaian tidur satin kurang bahan. Ia tidak malu akan orang-orang menatapnya heran.
Bagaimana tidak? Joseph asik memilih pakaian sedangkan Athea menikmati minuman dingin yang selalu ia inginkan. Dirinya bahkan tidak mengerti pakaian-pakaian sexy yang Joseph pilih.
Setelah puas memilih banyak baju dan menyuruh pelayan toko untuk membungkus, Joseph mendudukkan Athea di sofa. Ia genggam erat jemari lembut sang adik. Tidak pernah ia lepaskan begitu saja.
Kondisi toko memang sedikit sepi. Pelayan juga masih sibuk membungkus pakaian yang sudah Joseph pilih dengan puas. Ia sudah tidak sabar menantikan penampilan pemuda cantik menggunakan pakaian itu.
"Nanti dipakai ya sayang. Itu kakak belikan khusus buat Athea." ucap Joseph pelan.
Athea mengangguk patuh sembari tersenyum. Ia kembali menikmati minuman dingin tersebut.
Ia akan menuruti setiap perkataan kakaknya. Itu artinya ia menjadi anak baik dan tentu saja ia akan disayang berkali lipat oleh sang kakak.
Joseph mengelus lembut kepala Athea.
"Permisi Pak, pesannya sudah siap."
"Baik, saya bayar langsung."
Joseph berdiri kearah pelayan dan membayar pakaian dengan harga yang cukup mahal. Athea memegang separuh belanjaannya. Membantu sang kakak.
Sampai di parkiran mobil, Joseph tidak langsung beranjak pulang ke rumah. Suasana parkiran cukup ramai namun, mobilnya ia parkir di paling pojok belakang.
Seharian ini, juniornya sudah sesak. Untung saja, ia masih bisa berkonsentrasi kerja. Salahkan saja sikap polos Athea. Padahal, sang empu tidak melakukan sesuatu yang dapat membangkitkan nafsu sang kakak.
Ini semua karena pikiran kotornya sendiri.
"Sayangnya kakak seneng nggak kita abis jalan-jalan, hm?" tanya Joseph seraya mengelus pipi lembut Athea.
"Senang kak! Athea selalu senang kemana pun asal sama kakak." ucap Athea.
Joseph mengecup pipi Athea dengan gemas. Berkali-kali sampai sang empu terkekeh pelan.
Rasanya tak puas, Joseph mengendong Athea agar duduk di atas pahanya tepatnya pada kursi pemudi. Tidak ada penolakan terlihat.
Ia mulai mencium pelan bibir merah tersebut. Ia cium selembut mungkin. Menghisap segalanya yang terasa manis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Kisah Buku
RomanceAthea. Nama yang kerap disangka seorang perempuan. Namun, dirinya adalah laki-laki. Athea tidak tahu siapa orang tuanya. Ia hanyalah salah satu dari sekian banyak anak yang terlantar. Panti asuhan menjadi rumah bagi Athea. Namun, disaat dirinya sud...