7.Phobia

542 22 0
                                    

This is my first story'

Happy reading


Sejak kejadian dimana Asya pingsan Aksa selalu berusaha untuk selalu berada disampingnya. Ia takut keadaan Asya semakin buruk. Cukup sudah Asya yang tidak mengingatnya ia tak mau hal yang lebih malah terjadi pada sang pujaan hati.

Aksa sangat sedih saat mengetahui Asya yang tidak mengingatnya sama sekali. Ia selalu mengingat momen Indah saat mereka SMP yang diisi dengan canda gurau yang sangat menyenangkan. Tapi saat ini? Asya saja tidak mengingat hubungan mereka apalagi momen indahnya.

Saat ini Aksa sedang berada di kamarnya. Setelah ia mengantar Asya, ia memilih untuk pulang saja.

"Asya kok makin cantik ya?"gumam Aksa pada dirinya sendiri. Aksa sudah terkapar diatas kasur tercinta.

Tok,tok,tok

"BANGG"teriak Kamala didepan pintu.

"MASUK"

Kamala pun masuk"bang"ucap Kamala ia duduk di kursi belajar milik Aksa yang tak jauh dari kasur.

"Hmm"dehem Aksa dengan mata tertutup.

"Gue mau nanya"

Aksa langsung bangun dan duduk ditepi kasur dan menatap Adiknya bingung.

"Hubungan Lo sama Luvi apasih?"tanya Kamala serius. Ia tak tau hubungan antara Aksa dan Luvi karena dulu ia ada di luar negeri menemani neneknya yang tak lain adalah Ibu dari Ayahnya. Dari kelas satu SMP hingga lulus ia berada di sana dan kembali ke Indonesia saat mau masuk SMA

Aksa menatap adiknya dengan sendu. Ahh ia jadi mengingat gadisnya lagi, jadi kangen deh.

"Pacaran, maybe"jawab Aksa seadanya

Aksa juga tak tau bagaimana hubungannya dengan Asya sekarang. Mau dibilang pacaran tapi udah berpisah dari SMP, tapi kalau dibilang gak pacaran salah satu dari mereka tak ada yang bilang'Putus'. Rumit.

"Kok maybe sih"

"Ya, gue juga gak tau La"ucap Aksa sambil menggaruk tekuk lehernya.

"Cerita sedikit dong"

"Kek gak ada kerjaan Lo"ucap Aksa menyentil kening Adiknya dengan kencang.

"Abang, bangsat Lo!"Mala langsung mengusap keningnya yang terasa sedikit sakit.

"Maaf ya adikku sayang"

Aksa berdiri dan keluar dari kamarnya meninggalkan Kamala sendiri.

"Cih, Abang gak punya otak"celetuk Kamala saat Abang pergi dari kamar.

"Bun"ucap Aksa pada bundanya yang duduk di sofa dengan Snack yang berada di pangkuannya.

"Apa?"

"Gak"

"Lah?"

"Basa-basi doang Bun"ucap Aksa tanpa rasa takut.

ASYAKSA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang