18.Gulali

445 16 0
                                        

This my first story'

Happy reading

"Kita pulang naik sepeda lagi?"tanya Asya

Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu dan hanya mereka murid yang tersisa di parkiran, Nabil, El dan Kamala sudah duluan pulang meninggalkan mereka.

"Iya dong Ay."jawab Aksa seraya memalingkan sepedanya.

"Ayok naik"

"Sa, ini panas loh apa gak capek nanti lo bonceng gue?"tanya Asya seraya melirik matahari yang langsung membuat matanya terpejam karena silau

"Apapun kalau sama kamu itu gak bakal terasa bagi aku ay,"ucap Aksa manis, melebihi gula.

"Udah! Ayok naik"

"Sabar dong"

Asya langsung naik dibelakang, Aksa yang merasa gadisnya duduk dengan benar langsung mengayuh sepedanya perlahan. Mereka pun pulang dengan menaiki sepeda itu.

"Ay,"panggil Aksa tiba-tiba saat kesunyian diantara mereka melanda, tidak ada yang membuka suara kecuali suara kendaraan yang melintas. Hingga Aksa lah yang membuka pembicaraan.

"Paan?"

"Kamu haus gak?"tanya Aksa dengan kaki yang terus mengayuh sepeda dan keringat yang sudah membanjiri tubuhnya hingga baju yang ia pakai sedikit basah.

"Enggak"jawab Asya santai

"Tapi aku haus banget Ay, kita beli minum dulu ya?"

"Terserah lo, udah dibilangin jangan naik sepeda malah bandel, jadi capek kan lo"

Setelah mendapatkan persetujuan dari sang gadis Aksa pun celingak-celinguk mencari warung terdekat. Seketika Aksa tersenyum ketika mendapatkan apa yang ia cari dengan segera ia memberhentikan sepedanya dan turun di ikuti oleh Asya.

"Ayok"

"Buk, Air dingin dua."titah Aksa seraya duduk di kursi yang sudah tersedia.

"Sebentar ya,"jawab penjaga warung

Aksa menengok Asya yang sama sekali belum duduk,"Duduk Ay."titah Aksa seraya menarik pelan pergelangan tangan Asya.

"Ini minum nya."ucap seorang ibuk pemilik warung seraya menyodorkan pesanan Aksa.

"Makasih buk, jadi berapa?"ucap Aksa sopan.

"Jadi enam ribu"

"Nih, buk makasih ya"

"Sama-sama"

Setelah kepergian ibuk pemilik kantin, Aksa melirik ke arah Asya ternyata gadis itu fokus menatap sebuah penjual gulali yang di kerumuni anak kecil, terlihat dari tatapan gadisnya seperti sangat ingin mencicipi gulali itu.

"Kamu mau?"tanya Aksa

"Ha?"Asya terkejut, ia menatap Aksa dengan polos

Aksa tersenyum"kamu mau gulali itu?"tanya Aksa seraya menunjuk penjual gulali.

"E-enggak"

"Udah ayok, aku beliin"ajak Aksa, ia berdiri dan langsung menarik lembut tangan gadisnya.

"Eh, gak usah Sa, gue cuman liatin doang kok"alibi Asya, Ia memang sedikit tergiur melihat gulali yang berwarna pink yang nampak sangat enak, namun sedikit malu untuk mengakuinya.

Aksa tidak memperdulikan ucapan gadis itu, Ia tetap berjalan ke arah penjual gulali seraya menggenggam tangan Asya dengan erat.

Setelah sampai pada penjual itu Aksa langsung memesan"pak, gulali nya satu ya"ucap Aksa pada penjual yang nampak sibuk melayani anak kecil

"Bentar ya Bang, anak kecil dulu"ujar sang penjual

Aksa mengangguk, Ia kembali melirik ke arah gadis yang berada di sampingnya ternyata dia tengah melihat anak kecil yang sedang memakan gulali dengan hikmat. Ah sepertinya gadisnya sangat menginginkan gulali. Menggemaskan sekali.

Setelah menunggu cukup lama, gulali yang dipesan Aksa sudah jadi. Gulali yang berwarna pink dengan rasa manis memang nampak sangat menggoda. Tapi percayalah rasa manis pada gulali tersebut kalah dengan manisnya senyuman sang gadis yang sangat ia cintai ini.

"Nih."Aksa menyodorkan satu bungkus gulali pada Asya

Asya berbinar melihat gulali itu"Makasih Aksa ganteng."

Aksa menahan senyum. Sepertinya gadis itu sudah mengetahui kelemahan. Di buat salting sama orang di cintai itu sangatlah menguji hatinya.

"Gitu doang salting"celetuk Asya yang melihat wajah Aksa yang sedikit memerah. Ia terus memakan gulali yang dibelikan Aksa tanpa ada niat untuk memberi Aksa. Orang yang sudah mentraktir dirinya.

"Ihhhh, Asya gitu banget,"rengek Aksa tanpa menyadari sekitarnya.

"Abangnya kayak anak kecil ya?"celetuk Anak kecil laki-laki bertanya pada temannya.

"Iya"jawabnya polos

Aksa melebarkan matanya dan menoleh pada sumber suara yang ia dengar dan ternyata ada dua anak kecil berada di belakangnya.

"Malu banget" batin Aksa

"Ahahahahaha!"tawa Asya seketika pecah saat mendengar ucapan anak kecil yang mengatakan Aksa seperti anak kecil. Tapi emang bener sih kalau di liat-liat.

"Ish, jangan ketawain aku!"ucap Aksa kesal, ia langsung menarik tangan Asya untuk pergi dari sana.

"Demi apa? Lo di katain kayak anak kecil sama bocil? Ahahah."ejek asya seraya membuang plastik bekas gulali di tong sampah di dekatnya.

"Ish, ini semua gara-gara kamu!"

"Lah? Kok gue sih"bingung Asya

"Kan kamu yang buat aku salting,"beritahu Aksa

"Dih, lo nya aja yang mudah baper"ucap Asya

"Udah, ayok pulang."ajak Asya seraya berjalan santai ke arah sepeda Pink Aksa.

.....
Gaje ya?
Typo bertebaran 🙏
Penulisan masih berantakan ✍️

See you 👋
Next

ASYAKSA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang