5.Amnesia?

708 28 6
                                    

This is my first story'

Happy reading

Tak terasa sudah dua bulan lamanya Luvi sekolah di SMA NUSANTARA, ia sudah bisa menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekitar. Dia dan Aksa semakin dekat layaknya seorang sahabat pada umumnya

Sekarang Aksa dan Luvi sedang duduk di haparan pasir dan menikmati indahnya suara ombak, mereka sekarang sedang berada di pantai.

Aksa menatap Luvi yang tampak tenang dan damai.

"Ay"Aksa tiba-tiba menggenggam tangan Luvi.

"Kamu beneran gak inget aku?"tanya Aksa pada Luvi dengan tatapan sendu.

Ia berharap Luvi sudah mengingat dirinya. Apakah secepat itu Luvi melupakan dirinya? Padahal baru beberapa tahun yang lalu ia sering menghabiskan waktu dengan Luvi. Apakah sejak kejadian dimana Luvi meninggalkan nya tiba-tiba gadis itu sudah melupakan dirinya. Sungguh Aksa tak sanggup jika kehilangan gadisnya lagi, cukup waktu itu ia kehilangan sekarang jangan.

"Emang dulu kita pernah kenal?"tanya Luvi pada Aksa, ia segera melepaskan tangannya dari genggaman Aksa

"Pernah, bahkan kita dulu deket banget"

"Melebihi sekarang malah"Aksa dengan semangat menjawab pertanyaan dari Luvi

"Ntar gue inget-inget"

"Semoga kamu inget aku"Aksa menatap gadis di sampingnya dengan berharap

Akhh

Luvi tiba-tiba merasakan pusing yang amat sakit saat ia memaksa untuk mengingat masa lalunya bersama Aksa. Tapi entah kenapa bukannya ingat malah merasakan sakit bagian kepalanya.

"Eh, ada yang sakit?"Aksa panik dan ia sandarkan kepala Luvi pada pundaknya.

"Kepala gue sakit"jawab Luvi dengan suara pelan. Tapi masih bisa Aksa dengar.

"Mau pul....."

Aksa semakin panik saat melihat kepala gadisnya meluruh ke pangkuannya. Mata sang gadis terpejam dengan wajah yang tiba-tiba pucat

"Ay, bangun heii"

"Asya"panggil Aksa dengan lembut seraya menepuk pelan pipi Luvi.

Aksa yang melihat gadisnya tak kunjung membuka mata dengan cepat ia mengendong Luvi dan ia bawa ke mobil nya yang ada di parkiran.

"Sayang"air mata Aksa sudah mulai mengalir saat melihat gadisnya yang tak kunjung membuka mata.

"Jangan tinggalin aku"

Aksa tetap masih fokus mengemudi. Hingga Aksa pun sampai di rumah Luvi. Aksa turun dari mobil dan segera ia mengendong Luvi.

"AYAH, BUNDA"Aksa berteriak memanggil Sisil dan Arya.

"Astaghfirullah, Asya kenapa"Bunda Sisil keluar dari dapur dan betapa terkejutnya ia saat melihat putrinya terbaring lemah di atas sofa.

"Luvi kenapa, Sa"tanya Ayah Arya yang baru saja keluar dari ruang kerja.Ia pun sama terkejutnya dengan sang istri.

"Gak tau Bun, Yah tadi tiba-tiba pingsan"jawab Aksa seadanya,ia terus mengusap tangan Luvi.

"Yah, cepett panggil dokter"Bunda panik dengan air mata yang sudah bercucuran.

"Udah, dia lagi di perjalanan"jawab ayah,ia menenangkan istrinya.

"Asya pasti baik-baik aja Bun"

"Assalamualaikum"Suara dokter itu dengan sopan

"Waalaikumsalam"jawab Aksa,Arya,dan Sisil serempak.

"Dok, tolong periksa anak saya"

"Sebentar"Dokter itu memeriksa Luvi layaknya dokter pada umumnya.

"Dia baik-baik saja, mungkin saja dia terlalu memaksa untuk mengingat masa lalunya sehingga menyebabkan ia pingsan"

"Tolong jangan terlalu memaksa Luvi untuk mengingat, karena kalau terlalu dipaksakan akan berdampak yang cukup buruk"

"Kalau ingin Luvi untuk cepat sembuh dari amnesi cukup lakukan hal-hal yang pernah kalian lalui bersamanya saat sebelum terjadi kecelakaan"ucap dokter itu panjang lebar.

"Baik, Dok"jawab orang tua Luvi.

"Kalau begitu, saya permisi"

....

"Yah, jelasin!"sekarang Aksa dan Arya berada di taman belakang.

"Maaf, Ayah terpaksa bawa Luvi ke luar Jakarta sejak kecelakaan kalian dulu"

Aksa menoleh"kenapa yah?"tanya Aksa dengan kecewa.

"Asya butuh banyak darah dan stoknya di rumah sakit yang kalian tempati sudah habis. Dan kebetulan stok di rumah sakit lain juga gak ada, jadi ayah bawa Asya ke Bandung. Asya juga sempat koma selama dua minggu. Asya mengalami amnesia sementara Sa."ucap Arya panjang lebar.

Aksa yang mendengar penuturan Arya pun merasa sedih. Apakah seburuk itu dampak dari kecelakaan itu untuk Asya.

"Maaf"

"Maaf Yah, karena Aksa Luvi jadi kayak gini. Andai aja waktu itu kami milih naik mobil, mungkin kecelakaan itu gak bakal terjadi"hancur sudah diri Aksa saat mengetahui ternyata gadisnya mengalami Amnesi.

"Gak! Ini udah takdir"

Arya melihat Aksa yang sudah berlinang air mata. Mungkin segitu sayangnya Aksa pada putrinya.

"Gak usah cengeng."Arya menyentil kepala Aksa.

"Enggak kok"Aksa segera menghapus air mata yang ada di pipinya.

"Bantu Asya untuk mengingatmu kembali."ucap Arya, lalu masuk ke dalam rumah.

"Aku bakal berusaha ay"

....

Gaje ya?
Penulisan masih berantakan✍️🙏
Typo bertebaran🙏

See you 👋

Next?

ASYAKSA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang