Niatku sebenarnya sudah menyerah. Tidak ada lagi harapan atau permintaan. Sebenarnya justru penuh dengan harapan sih. Tapi memang akal yang pendek ini tak sampai untuk memikirkan jalan tengahnya.
Makanya lah kami bilang sudah menyerah, pasrah. Bukan tak ada harapan lagi, tapi tak ada jalan lagi.
Berliku liku dan semua persimpangan sudah di telusuri. Bertemu buntu, bertemu jurang terjal, bertemu laut tanpa dasar. Apalagi yang harus diarungi? Tak sanggup lagi.
Tuhan bilang kita akan bertemu di persimpangan jalan. Kami sudah sampai persimpangan Tuhan. Kenapa tolong-Mu belum juga datang.
Apa kami kurang meratap? Kami kurang menangis? Atau justru belum sampai kami di persimpangan yang Engkau janjikan?
Maka tolong kami, seret kami ke sana. Kalau kaki kami tak lagi bisa menolong kami, biarkan air atau ombak menghanyutkan kami ke tempat-Mu.
Sungguh kami sudah tidak sanggup lagi. Sudah batas kami sampai sini. Bahu kami koyak, kaki kami hancur, punggung kami remuk. Tolong kami wahai Tuhan kami yang kuat.
Jikalau masih lama lagi jalan kami sampai padamu. Maka sabarkanlah kami, buatlah kami kuat walau berjalan barang selangkah selangkah. Jangan biarkan kami hilang arah ditengah hancurnya diri kami. Jangan biarkan kami berjalan terseok sendiri.
Jangan biarkan kami hilang harap, hilang dalam senyap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Kamu
RandomUntuk kamu yang merasakan banyak rasa aneh saat menjadi manusia