Yang berlalu

12 1 0
                                        

Yang lalu biarlah berlalu. Buat seakan dirimu tak mau tau, padahal hatimu terus mengejar yang telah lalu.

Yang lalu biarlah berlalu. Jika mata tak mampu, maka cukup kepalamu yang kau arahkan ke mukaku. Bahkan jika tak cukup, kini pundakku pun mau untuk menopang kesahmu.

Yang lalu biarlah berlalu. Hari kian naik, tak melulu tentang rasamu yang kian menukik. Bahkan setiap jarak dan waktu selalu berubah menjadi kecepatan yang kian berjalan menjauhimu.

Tak apa jika kau mau. Tak apa jika kau nyaman. Tak apa. Aku sedia dibelakangmu.

Tapi hari yang kelam takkan berlalu. Dia menunggu senyum pedihmu. Tak perlu kau menghindar, berbelok arah, bahkan berhenti melangkah. Tanganku siap menggenggammu.

Tapi, ku ingatkan pada kelopak bunga mawar yang jatuh ditanah yang kering kerontang. Aku pun perlu air hujan untuk daunku sendiri. Hidup ku tak melulu tentang kelopakmu yang sayu. Hidupku tak melulu tentang akarmu yang kian mengering. Aku pun punya akar yang seketika bisa merebut hujanmu.

Ku ingatkan lagi langkah kakimu yang kian lambat, bagai kau mengeringkan seikat kapas diantara hujan sekelilingmu. Tak berguna.

Aku kan mencoba dibelakangmu. Tapi jika langkah kecilmu tak mampu berjalan lagi. Mungkin langkah besar dan cepatku kan menyusulmu. Tak lama, aku kan menghilang dibalik pintu didepanmu.

Kau yang terlena, yang menganggap selalu ada tangan yang menopang dibelakangmu. Kau tak sadar tangan itu pun punya kaki yang menyeretnya pergi darimu.

Kau ingin dia bersamamu, berjuang bersamamu. Tak tak sadar kau bukan pemilik tangan besar dibelakangmu sepenuhnya. Kau hanya punya tangan kecil milikmu.

Maka gunakan, tak apa jika terlalu kecil untuk menggenggam sebuah batu kerikil. Tak apa jika tak kuasa mengangkat seikat kapas yang kering. Kadang otak kecil penuh kehidupanmu perlu kau gunakan untuk berjalan.

Ah, kau jangan konyol. Mana bisa otakmu untuk melangkah dijalan yang beraspal. Gunakan otakmu, cari sebuah roda untuk membantumu bergerak. Sederhana.

Ku ucapkan selamat tinggal pada masa laluku. Bukan untuk melupakan sebuah buku pelajaran yang telah penuh dibelakang. Tapi kan ku coba untuk sekedar mengambil ilmunya nanti jika dibutuhkan.

Kau hanya perlu terus bergerak. Tak perlu langkah yang cepat untuk menyamai langkah besarku. Kau cukup berjalan sekuatmu. Kau cukup nikmati langkah kecil riangmu. Maka kau kan tau, aku menunggu dibalik pintu.

Untuk KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang