Yang akhir, belum pasti yang berakhir. Seperti aku yang diurutan terdepan belum pasti aku dapat bagian.
Aku adalah akhir jika kau mau kisahmu tertutup dengan tumpukan abu dan jelaga. Aku adalah awal jika kau mau ceritamu tamat setelah kata prolog diatasnya.
Aku adalah sadar jika kau datang dalam mimpi setelah menonton film horor atau psyco. Aku adalah imajinasi ketika kau tiba dengan senyum merekah membawa satu kotak besar berisi rindu yang kau simpan dengan rapi.
Kadang sebuah hujan bukan tentang luka yang disembunyikan. Dia adalah tangis haru biru tentang punggung rapuh dan kisah ember yang telah lapuk.
Hari ini memang senja indah, lebih indah dari hari kemarin. Hari ini hujan.
Kepada sebuah kertas penutup buku yang masih baru. Kadang aku ingin menghilangkanmu. Entah akan ku bakar sampai berabu atau akan ku koyak sampai kau menjadi debu.
Kepada kisah akhirku. Apakah akhir kisahku bukan berakhirnya hidupku ?
Kau yang merasa senja adalah dia yang tak bisa kau miliki. Tak bisa kau genggam. Keindahan sesaat sebagian dari sudut bumi.
Akan ku ambil kotak rahasia yang ku simpan dalam lemari bajuku. Akan ku berikan padamu. Lihat sekarang, karena jika nanti setelah aku pulang mungkin kau merasa aku memberi sebuah hati yang segera ku nyatakan. Kau jangan bermimpi terlalu dalam, nyatanya aku hanya memberi sebuah buku yang usang.
Entah kenapa, aku sangat suka pada buku yang usang, menguning, dan berdebu tebal. Kau lihat, dari arahmu terlihat sangat kotor. Tapi kau tak lihat dari arahku. Dari sini terlihat kotor juga sih.
Baca dan resapi maknanya. Ambil satu cangkir besar dari dalamnya. Tak perlu kau ambil semua, karena ada beberapa orang lagi yang mungkin menginginkannya.
Ada sebuah kisah didalamnya. Tentang cinta yang dilihat dihari yang berbeda.
Hari ini kau yang melihat senja tertutup mega gagahnya tak sama seperti esok ketika kau melihat senja tertutup hujan dan mendungnya.
Sama seperti sebuah rasa yang dilihat dari mana arahnya.
Aku yang akan berakhir, akan melihat senja dan hujan sebagai rasa yang menekan. Mungkin dia atau mungkin kamu yang melihat akan merasa ini adalah kenikmatan.
Kepada sebuah rasa yang masih mendekam. Akan kuberitahukan pada hatimu yang telah hilang. Aku habis tak bersisa, aku hilang tak berbekas.
Tapi itu hanya tipuan agar kau lega.
Aku disini berdiri. Dengan kakiku yang kekar dan berotot. Bekas jalan menukik yang kulalui tiap siang yang menyayat, tiap hujan yang meratap.
Kau lihat, rasaku kini telah hilang. Bukan tentang sebuah kehilangan. Tapi tentang perjuangan yang kan datang.
Tentang kertas baru yang kutambahkan, pada buku baru yang kubeli di toko khayalan. Akan ku torehkan luka pada hatiku, banyak banyak. Agar kau tau ragaku tak akan tumbang. Akan ku bakar ragaku, agar kau tau setelah itu aku kan mati dan hilang. Karena aku juga manusia. Tak sepertimu.
Mungkin sebuah rasa akan hilang pada saat waktu memakan dan menjadikannya camilan. Tapi ada satu goresan tipis didalam hatiku yang batu. Maka hati hati.
Aku ingin bercerita, tapi entah apa yang ingin ku ceritakan. Aku pun tak tau. Mungkin lain kali ketika otakku sudah pintar mengarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Kamu
De TodoUntuk kamu yang merasakan banyak rasa aneh saat menjadi manusia