41. Epilog

3.6K 403 50
                                    

Yeri pov

Aku sedang membereskan barang barang apa saja yang perlu aku bawa ke Amerika. Aku tidak bisa lagi membantah karna ini sudah sesuai kesepakatan kita.

Dengan berat hati aku mengemasi barang barangku. Akan meninggalkan putri kecilku dengan kekasihku disini. Ya Tuhan... aku harus siap menyambut hari hari penuh rindu bersama kekasihku. Yang ku takutkan adalah.. bagaimana jika dia disini melakukan sesuatu yang aku tak tau? Terkadang aku merasa di buat overthingking dengannya.

Masa nifasku selesai, dan itu artinya aku bisa pergi sekarang. Mungkin aku akan merindukan tangisan nada setiap malamnya tapi aku tak bisa berbuat apapun.

"Sayang? Ingin aku bantu?" Kekasihku datang, dia meletakan nada di box bayi nya kemudian mendekatiku. Aku duduk di pinggir ranjang sementara dia membantuku membuat isi koper ku muat semua.

Sejak tadi dia membantuku mengurus nada sementara aku sibuk mengemasi barangku. Seprtinya anak itu sudsh tidur? Aku tak mendengar dia menangis.

Aku memandangi atasa dari sini. Dia pasangan yang baik dan cekatan. Sudah sebulan dia bersmaku dan benar benar membantuku untuk mengurus bayi kami. Bahkan dia tidak mengeluh sedikitpun ketika dia harus membantuku.

"Sayang?" Panggilku dengan tatapan tak lepas darinya. Dia bergumam dan sibuk terus menekan isi koperku agar muat semua.

"Kamu tak apa aku tinggal bersama nada?" Tanyaku dan dia menatapku sebentar.

"Kenapa bertanya seperti itu hm?" Tanyanya dan aku menarik nafasku panjang kemudian menghembuskannya ke udara.

"Tak apa.. hanya merasa tak enak jika harus merepotkan kamu mengurus anak kita sendirian.. harusnya aku juga disini membantumu.. ibu macam apa aku?" Kataku dan dia terdiam sebentar kemudian terkekeh.

Dia mendekatiku, bersimpuh di depanku memgenggam kedua tanganku sambil mengusapnya dengan ibu jarinya.

"Kenapa bicara begitu? Dengar yerima.. kamu sudah melakukan tugasmu sebagai seorang ibu... kamu melahirkan nada.. menyusui nada.. yang tak bisa aku lakukan, selebihnya aku bisa melakukannya. Mengurus nya juga adalah tanggung jawab kita bersama.. bukan hanya kamu" katanya dan lihat bukan? Sudah ku katakan dia pasangan yang baik.. itu alasannya aku tak ingin kehilangan dia.

Aku menitihkan air mataku sampai dia membantuku menghapusnya. "Sudah ok... ini akan cepat berlalu... setelah selesai kamu bisa kembali kesini bersamaku.." katanya dan aku mengangukkan kepalaku pelan. Tetap saja aku berat meninggalkan mereka, mungkin aku akan selalu merindukan putriku dan kekasihku.

"Kamu tau? Kamu pasangan terbaik... aku sangat mencintaimu" kataku dan dia tersenyum kemudian mencium bibirku.

"I love you to" katanya dan aku benar benar tak bisa berhenti terharu memiliki peraaan sehebat ini dengannya.

.
.
.

Atasa pov

Aku terbangun di tengah malam ketika aku mendengar tangisan bayiku. Oh mungkin dia terbangun karna sesuatu terjsdi dengannya.

Aku perlahan melepskan pelukan kekasihku yang tertidur dengan nyenyak memeluk tubuhku. Aku yang harus bangun untuk mengurus putriku karna kekasihku butuh banyak istirahat, besok dia harus berangkat ke Amerika jadi aku tak ingin dia lelah.

Aku bangun dari ranjang dengan hati hati dan kemudian mendekati box bayi kecilku. Aku mengambilnya dan menggendong tubuh mungilnya. Usianya baru satu bulan dan dia sangat menggemaskan guys.

Aku mencoba menggoyangkan tubuhku untuk membuatnya tertidur tapi dia tidak ingin tidur malah terus menangis. Oh aku harus membawanya keluar agar dia tidak membangunkan ibunya yang tidur.

Sky & butterfly 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang