7. Kecemburuan

5.9K 500 25
                                        

Jennie pov

Setelah selesai memastikan anak anak tertidur, aku pergi ke dapur untuk mencari obat pil penunda kehamilanku. Sudsh sejak tadi aku mencarinya dan tak ku temukan dimana mana. Kemana? Perasaanku.. aku meletakannya di rak ini, tapi mengapa itu tak ada?.

Aku kelelahan, dan kembali ke kamar ku untuk beristirahat. Aku akan mencarinya kembali esok.

Aku masuk ke dalam kamar dan mendapati lisa tengah bermain game online di ponselnya. Ya Tuhan.. aku yakin dia sedang bermain dengan para idiot idiot itu disana.

Aku pergi ke meja rias ku untuk membersihkan wajahku. Oh aku akan bertanya pada lisa, mungkin dia tau itu dimana?.

"Hon? Apa kamu melihat pil penunda ku? Aku mencarinya di dapur dan itu tidak ada.. apa mungkin kau meletakannya di tempat lain?" Tanyaku sambil membersihkan wajahku.

"Oh itu.. aku sudah membuangnya Hon" katanya dan aku berhenti sebentar kemudian menoleh. Apa?! Membuangnya?! Astaga.. pantas aku cari kemana mana tak ada.

"Yah! Jadi kau membuangnya? Pantas aku cari kemanapun tak ada!" Kataku kesal dan dia masih sibuk bermain game.

"Kenapa kamu buang huh?!" Kataku mendengus dan dia tidak menatapku bahkan.

"Karna aku ingin bayi ke empat... jadi? Itu adalah cara agar kau hamil kembali" katanha dan ya Tuhan.. apa dia serius mengatakan itu?.

"Serius? Lisa! Apa kau serius dengan ucapanmu?! Kita sudah sepakat akan hal ini! Kenapa kau berubah pikiran?!" Kataku tajam dan dia bahkan tak ada niat untuk mendengarkanku.

Aku sudah kesal, aku mendekatinya dan merebut paksa ponselnya. "Bicara padaku atau aku akan membuang ponselmu!" Kataku tajam dan dia menghela nafasnya.

"Apa? Memang apa salahnya jika aku berubah pikiran? Hon? Ayolah.. satu lagi aku fikir tak masalah? Berikan satu bayi yang ada di pihak ku ok" katanya dan aku membulatkan mataku. Kurang ajar! Jadi itu alasan dia menginginkannya lagi? Padahal jika dia ingin anak anaknya dekat dengannya dia harus membuat mereka dekat dengan cara apapun, bukan menambah lagi. Apa dia pikir melahirkan itu mudah?.

"Yah! Jadi itu alasan mu?! Kau pikir melahirkan itu mudah huh?! Dasar idiot!" Kataku tajam melempar bantal ke wajahnya.

Dia bangkit dari ranjang kemudian mendekatiku. "Ayolah Hon... hanya satu lagi.. janji setelah itu kita akan berhenti ok? Please.." katanya dan apa dia berfikir serius untuk itu?.

"Kalau begitu kau saja yang melahirkan sana! Dan rasakan bagaimana sakitnya melahirkan!" Kataku mendorong tubuhnya dan berbalik untuk pergi ke meja rias ku lagi.

Aku kembali membersihkan wajahku dan seolah tak akan pernah peduli dengan idiot ini. Menyebalkan! Membuat mood ku buruk.

"Honey..." aku meraskan dia memelukku dari belakang. Aku mencoba melepskannya dan tak perduli akan dirinya.

"Sayangku... kenapa kamu harus marah hm? Aku memintanya padamu bukan orang lain... kamu istriku dan kenapa memangnya jika kita memiliki anak lagi huh? Aku meminta anak padamu bukan menikah lagi" katanya dan aku berhenti kemudian berbalik sebentar menatapnya tajam. Sialan! Jika dia berani melakukan itu aku akan memotong miliknya sebelum dia menikahi orang lain!.

"Dan jika kamu melakukan itu? Aku akan memotong milikmu lebih dahulu" kataku tajam dan di terkekeh memeluk ku kembali saat aku berbalik membelakanginya.

"Sayang... itu tidak akan terjadi... aku mencintaimu.. dan itu sebabnya aku meminta pdamu.." katanya dan dia mengecupi bahuku.

Hening, dia tidak berbicara lagi.

Sky & butterfly 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang