29. Asing

3.6K 408 45
                                        

Yeri pov

Aku selesai di mata kuliah pertamaku. Aku keluar dari kelas dan Akan menemui kekasihku di luar fakultasku. Hari ini kami ingin mengecek tentang kehamilanku, aku hanya ingin tau dan memastikan kebenarannya.

"Chagi.." Panggilku dan dia menoleh kemudian tersenyum ke arahku. Dia merentangkan tangannya selebar mungkin untuk menangkapku dan memelukku. Dia menghujani banyak ciuman di wajahku.

"Bagaiaman kabarmu dengannya hm?" Aku tersenyum mendongak menatapnya. Ya Tuhan.. kenapa aku sangat bahagia mendengar ini? Perasaan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya.

"Aku baik dan kurasa dia juga? Sudah tak sabar bertemu denganmu" kataku mengusap perutku yang masih rata.

Dia terkekeh dan ikut mengusap perutku sambil merunduk mengajaknya bicara. Ya Tuhan.. aku perlu melihat ke sekitar karna aku malu.

"Kamu senang bertemu appa hm? Jangan merepotkan ibumu ok? Ah sayang? Kamu ingin dipanggil siapa? Aku appa" katanya dan aku tersenyum ke arahnya.

"Momma? Appa momma seprtinya cocok?" Kataku dan dia terkikik kemudian mengecup sekilas perutku dan kemudian mencium pipiku.

"Apa kita hari ini jadi ke dokter sayang?" Tanyaku mendongak menatapnya ketika dia berdiri di depanku.

"Yes momma.." aku tersenyum lebar memukul perutnya pelan. Dia mengenggam tanganku dan kami sama sama berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya.

—————————-

"Janinnya sehat... ini sudah berjalan dua bulan.. pertahankan ne..." dokter berkata pada kami saat kami melakukan pemeriksaan. Aku yang meminta hanya untuk mematikan apa aku benar hamil?.

"Ah dokter.. istriku sering mengalami mual di pagi hari apa itu tidak apa apa?" Aku menoleh ke arahnya. Istri? Oh kenapa aku tersipu malu.

"Oh itu sudah biasa di kehamilan trisemester pertama.. istrimu akan sering mengalami kelelahan, mual berkepanjangan dan emosional yang berubah ubah. Tidak usah khwatir.. kami akan memberi obat untuk meredakan mualnya " dokter berkata dan kami menganggukan kepala kami.

Setelah lama berbincang, kami keluar dari ruangan dokter. Kekasihku membayar semua tagihan dan dia sangat perhatian padaku untuk tidak membiarkan aku kelelahan. Dia menyuruhku Duduk di kursi tunggu, menunggunya selesai membayar.

"Lihat itu... appamu yang terbaik.. bagaimana momma tidak jatuh cinta padanya setiap hari? Dia selalu tau bagaimana cara membuat momma bahagia sayang.." kataku mengusap perutku yang belum membesar.

Dia selesai, kemudian kembali ke arahku. "Sayang? Ayo pulang.. aku sudah selesai" katanya dan aku mendekatinya kemudian memeluk tangannya.

"Honey... bisakah aku bersamamu dulu? Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu sepanjang hari.." kataku manja meletakan daguku di bahunya.

"Ah sayang... maafkan aku.. hari Ini aku perlu membantu dada. Kamu tau kan bahwa kami masih merencanakan untuk membawa nanon pulang? Maafkan aku sayang.. mungkin? Besok Atau lusa? Aku tidak bisa janji" katanya dan aku cemberut mempoutkan bibirku kemudian melepaskan pelukanku di tangannya.

"Sayangku... aku_" dia tidak menyelesaikan ucapannya sampai aku pergi meninggalkannya keluar.

Entahlah! Aku hanya merasa kesal ketika dia menolak apa yang aku inginkan. Aku ingin bersamanya hanya untuk satu hari apa dia tidak bisa melakukannya? Dia sibuk sejak kemarin dan aku tak memiliki kesempatan untuk bersamanya.

"Sayang?" Dia memanggilku ketika kami sampai di parkiran. Aku masih ngambek padanya dan entahlah.. sekarang aku membenci melihat wajahnya.

"Hey... ya ampun.." dia mencoba untuk menjelaskan sesuatu padaku. "Ok maafkan aku.. tapi sayang.. please mengertilah.. hanya untuk kali ini..." katanya dan sejujurnya aku juga tak tega padanya karna dia harus kelelahan dalam permasalahan keluarganya.

Sky & butterfly 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang