CHAPTER 19

280 14 0
                                    

Kelanjutan di rumah sakit

Author Pov

" Tuan ,nyonya" Panggil Jisoo tiba-tiba yang membuat semua orang menoleh ke arahnya.

" Polisi meminta kalian untuk datang ke kantor sekarang juga " Ucap Jisoo.

" Ke kantor mana Chu ?" Tanya Rose polos.

" Haishh tupai ini. Ke kantor polisi dong masa iya ke kantor dukun beranak " Ucap Joy frustasi yang hanya di balas oh ria oleh Rose.

"Bagaimana dengan tersangka yang berani melukai anak saya sekarang?" Tanya Papah Chika.

"  Sebenarnya pelakunya bukan hanya Fajri , tetapi Fiki juga terlibat. Namun ntah apa yang terjadi antara keduanya itu malah mengakibatkan Fiki juga terluka . Dan saat ini Fajri sudah ada di kantor polisi bersama kakaknya dengan keadaan babak belur karena sebelumnya telah di pukuli oleh Ara" Jelas Jisoo.

" Jadi sebenarnya Fiki juga terlibat?" Tanya JenLimChikara Cs kaget.

" Ne , menurut pengakuannya seperti itu " Ucap Jisoo.

" Sialan ! Gua pengin ikut ke kantor polisi . Gua pengin banget acak-acakin wajahnya !" Marah Joy dan Ashel.

" Gua juga ! Rasanya gua udah pengen banget tuh gua cubit jantungnya tuh orang " Kesal Rose dan Marsha.

" Kalian berdua apa ?" Tanya SeulZean.

" Jelas kita patahin semua tulangnya " Ucap Irene dan Shani dengan smirknya, yang membuat mereka yang melihatnya merinding.

" Kalau begitu kita kesana sekarang ! Kalian berdua tolong temani Ara " Ucap Papih Ara kepada Jenlim.

" Ne om " Ucap Jennie.

" Jangan menangis lagi oke ? Kamu harus kuat , mamih tinggal dulu . Kasih tau kami jika terjadi sesuatu dengan Chika " Ucap Mamih Ara sambil mengusap kepala Ara.

"Ne mih " Lirih Ara.

" Ya udah kami pergi dulu" Ucap Papah Chika.

" Aku gagal menjaga Chika " Lirih Ara sambil menatap Chika dari kaca ruangan.

" Kamu tidak gagal ! Ini semua sudah takdir . Jika kamu lemah seperti ini bagaimana Chika akan kuat berjuang untuk hidup dan melawan rasa sakitnya " Tegas Jennie sambil memegang pundak Ara.

"Yang dikatakan Jennie itu benar karna menyesali semuanya pun tidak akan bisa merubah takdir yang sudah terjadi bukan ? Intinya lebih baik kita harus berusaha kuat agar bisa memberikan kekuatan juga untuk Chika " Ucap Lim yang diangguki Jennie.

" Lebih baik kita ke kantin saja dulu , aku butuh kopi " Ucap Lim.

" Kalian saja " Lirih Ara sambil terus menatap ruangan Chika.

" Kamu mau apa ?" Tanya Jennie yang dibalas gelengan oleh Ara.

" Ya udah kita tinggal sebentar dulu ne ?" Ucap Jennie yang dibalas anggukan dan senyum tipis Ara.

Ara hanya bisa menangis sambil menatap Chika yang tubuhnya dipenuhi dengan alat medis untuk membantunya bertahan hidup
Ara benar-benar merasa bersalah dan tidak berguna karena keteledorannya membuat Chika mengalami kritis seperti sekarang.

Di kantor polisi

Jennie dan Chika  Cs sedang mengamuk terhadap Fajri, sedangkan polisi dan lainnya tidak bisa berbuat apa-apa karna lebih galak mereka dibandingkan polisi itu sendiri.

"Dasar sawi sialan ! Gara-gara lo adek gua kritis di rumah sakit !" Marah Shani sambil menjambak rambut Fajri.

"Boti brengsek! Bisa-bisanya lo berani melukai sahabat kami ! " Marah Ashel sambil menarik kedua telinga Fajri.

" Banteng mana banteng huh? Polisi! Dimana banteng!" Tanya Rose dengan amarahnya.

" U-untuk apa nona ? Di sini tidak ada banteng " Ucap sang polisi gugup.

" Jelas untuk menyeruduk kepalanya itu sampai pecah ! Cepat cari sekarang!" Bentak Marsha yang membuat sang polisi takut sekaligus kebingungan .

" Chaeng , Maeng mana ada banteng di sini astaga. Kucing aja mau nggak ?" Tanya Jisoo yang gemas dengan permintaan Rose dan Marsha yang tidak masuk akal.

"Mana sakit bodoh ! " Kesal Joy yang mendengar ucapan Jisoo.

" Ya udah adu aja kepalanya sama kepala kereta" Ucap Aldo asal.

" Ide bagus! Kajja Marsha kita bawa makhluk ini ke stasiun kereta . Agar dia bisa merasakan bagaimana rasanya kepalamu di benturkan !" Ucap Rose sambil menyeret Fajri yang sudah pasrah.

" N-nona aku mohon maafkan adikku dan biarkan polisi saja yang menghukumnya " Ucap Fiony sambil menahan Rose.

"Unnie nya bidadari tapi adiknya iblis !" Ketus Joy .

"Kalian tenanglah biarkan polisi saja yang menghukumnya ,cukup hukuman dari kalian . Lihatlah dia sudah tidak berdaya seperti tempe mendoan" Ucap Mamih Ara yang berusaha menenangkan Jennie dan Chika Cs.

" Polisi bawa dia sebelum mati di tangan mereka" Ucap Papah Chika tegas.

" B-baik Tuan " Ucap sang polisi yang langsung membawa Fajri pergi.

" Apa liat-liat" Ucap Jennie dan Chika Cs saat sang polisi menatap mereka.

" Untung aja kakaknya cantik kalo nggak udah gua biarin tuh si monyet mati di tangan mereka" Ucap Aldo berbisik kepada Wendy.

" Kayaknya setan pun sampe insekyur karna lebih jahat dan ngeri mereka " Ucap Wendy.

"Maafkan adikku Tuan Nyonya dan semuanya hiks hiks " Ucap Fiony meminta maaf kepada semuanya.

"Kami tidak butuh maaf darimu karna ini adalah kesalahan adikmu " Ucap Papih Ara dingin.

" Dan maaf darimu tidak akan bisa membuat anak saya langsung tersadar bukan ? " Tanya Mamih Ara dengan air mata yang terus mengalir.

"KARNA PERBUATAN ADIK KAMU ANAK SAYA SEKARANG HARUS BERJUANG UNTUK HIDUPNYA!" Bentak Mamah Ara yang amarahnya kian memuncak.

"Ne aku mengerti atas kesalahan yang adik saya lakukan. Dan saya janji bahwa adik saya akan bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri " Ucap Fiony berusaha tegar.

"Saya pegang omongan kamu . Tapi jika dia mendapatkan hukuman yang tidak setimpal maka jangan salahkan saya jika saya yang akan membunuhnya" Tegas Papah Chika yang membuat semuanya bergidik ngeri.

"Ne Tuan saya tidak akan membela atau memberikan kesaksian palsu walaupun dia adik saya " Ucap Fiony menyakinkan.

"Kami pergi dulu " Ucap Mamih Ara yang setelahnya pergi bersamaan dengan semuanya.

Author Pov End

TBC
Pengen double up tapi mager hehe
Jadi next tunggu aja

Wedding Accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang