CHAPTER 22

203 19 0
                                    

Author Pov

"Dok , saya udah kemo berapa kali ya ?"Tanya seseorang kepada dokter yang menanganinya.

" Kalo di hitung dari tahun lalu berarti udah 10 kali. Memangnya kenapa ce ?" Ucap dokter tersebut.

" Huft ... Udah banyak juga ya . Misal aku nggak minum obat boleh nggak ?" Ucap orang tersebut kembali kepada dokter.

" Boleh kok , boleh banget kak Anin gaplok kamu " Ucap dokter tersebut dengan penuh penekanan.

"Aku cape kak dan rasanya usaha aku dan  kakak lakukan semuanya sia-sia. Karna rambut aku sekarang udah mulai rontok ,belum lagi setiap kecapean pasti kepalaku rasanya kayak di tusuk 1000 jarum dibarengi hidung aku yang pasti keluar mimisan . Aku pengen nyerah kak" Ucap orang tersebut dengan air mata yang tiba-tiba membasahi pipinya.

" Kakak tau pasti berat rasanya jadi kamu . Karna di umur yang masih muda tuhan malah memberikan kamu cobaan yang berat di tambah lagi adik kamu sekarang yang di penjara" Ucap Dokter Anin.

" Tapi kakak mau kita sama-sama berjuang buat kesembuhan kamu ya dan kakak yakin kamu pasti bisa bertahan " Sambung dokter Anin dengan suara bergetar menahan tangisnya.

"Makasih ya kakak karna selain dokter, kakak udah aku anggap seperti kakak kandung aku sendiri. Dan aku akan berusaha kuat dan berjuang sampai tiba waktunya untuk aku pergi" Ucap orang tersebut dengan senyum getirnya.

"Kamu pasti kuat sayang" Ucap Dokter Anin sambil memeluk erat orang tersebut.

" Doain terus ya kak dan semoga aku bisa merasakan kebahagiaan dengan orang-orang yang aku sayang supaya kenangan yang aku tinggalkan adalah kebahagiaan bukan kesedihan " Ucap orang tersebut dengan senyum manis yang tergambar di wajah pucatnya.

"Ya udah kak aku keluar dulu ya " Ucap orang tersebut berpamitan dan setelahnya langsung berjalan keluar ruangan rumah sakit tersebut.

" Kakak harap pria yang saat ini dekat sama kamu bisa memberikan kamu kebahagiaan walau hanya sebentar " Batin Dokter Anin sambil melihat orang tersebut yang sudah berjalan jauh.

"Dan kalau tuhan mengijinkan kakak harap pria itu adalah cinta pertama mu"Sambung Dokter Anin.

Taman rumah sakit

" Ra udah ya kamu jangan sedih. Dan mungkin mulai sekarang kamu belajar ikhlas ya " Ucap Fiki sambil mengusap punggung Ara yang duduk di sampingnya.

" Tapi ini semua berawal dari kesalahan gua Fik . Kalau waktu bisa di putar, lebih baik gua aja yang di posisi Chika sekarang hiks hiks " Ucap Ara di tengah tangisannya.

"Kamu nggak boleh ngomong kaya gitu karna semuanya itu takdir. Dan kalau nanti sesuatu terjadi sama Chika , aku bakal ada dan berusaha menjadi penggantinya yang lebih baik " Ucap Fiki dengan tersenyum manis.

" Maksud lo apa Fik ? Secara nggak langsung lo doain Chika supaya dia nggak ada dan pergi buat selamanya?!" Marah Ara sambil menarik kerah baju Fiki.

" R-ra , bukan itu maksud aku . Mending aku beliin minum dulu ya biar emosi kamu lebih stabil okeh ?" Ucap Fiki gugup sambil berusaha menenangkan Ara.

" Pergi lo " Ucap Ara sambil melepaskan cengkeramannya secara kasar.

"Kamu tunggu bentar ya " Ucap Fiki sebelum dirinya pergi meninggalkan Ara.

Di sisi lain ternyata ada seseorang yang sedang memperhatikan. Dan pada akhirnya memutuskan untuk menghampiri Ara.

" Ra " Panggilnya sambil menepuk pundak Ara secara pelan.

"Eh kamu Fio " Ucap Ara setelah melihat orang yang menepuk pundaknya.

"Minum dulu nih " Ucap orang yang tak lain adalah Fiony sambil memberikan air minum untuk Ara.

Wedding Accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang