CHAPTER 11

234 17 0
                                    

Seminggu kemudian

Setelah kejadian yang menimpa Arjen minggu lalu akhirnya mereka sudah kembali melakukan kesibukannya masing-masing.

Zean Pov

" Ra menurut gua ikutin deh saran gua . Ya kita coba ngomong dulu siapa tau dia mau walaupun dia CEO tapi apa salahnya buat mencoba " Bujuk ku kepada Ara yang begitu keras kepala.

" Tapi gua takut dia nolak karna lo tau sendiri kan jadi CEO pasti sesibuk apa " Ucap Ara dengan nada sedihnya.

"Ya makanya usaha aja dulu . Masalah di terima atau nggak nya itu udah jadi hak dia kan " Ucapku kembali untuk memberi semangat kepadanya.

" Huft . Ya udah deh gua ikutin saran lo kali ini" Ucapnya sambil menghela nafas berat.

" Nah gitu dong . Coba langsung hubungi nomor dia aja gih cepetan" Ucapku agar Ara bisa bergerak cepat.

"Gua malu sumpah" Ucapnya sambil menggenggam ponsel ditangannya.

" Ya udah lo telfonnya sambil pake ember di kepala aja biar nggak malu " Kesalku dengan Ara yang selalu memberikan alasan.

" Tai emang " Ucapnya dengan nada kesal.

" Ya lagian telfon suara aja kan bisa nggak perlu video call" Ucapku sambil menyesap minumanku.

" Ouh iya hehe" Ucapnya sambil cengengesan.

" Bentar tes tes . 1 2 3 " Ucapnya mengetes suara.

" Eh bocah lo itu mau nelfon orang . Bukan mau jadi MC hajatan ya " Ucapku yang kesal dengan tingkahnya.

" Diem dulu " Ucapnya sambil mulai menghubungi orang yang ku maksud.

" Loadspeaker bro "Ucapku dengan isyarat saat telfon Ara sudah terhubung.

" Halo Ara " Ucap seseorang di sebrang sana.

" Buset meleleh abang " Ucap Ara lebay

" Ra Ara "Panggil orang itu kembali saat tidak ada jawaban dari Ara.

"Ekhem . Eh iya maaf -maaf " Gugup Ara sambil mengulum senyumnya.

" Eum ada apa ya Ra tumben kamu nelfon aku?" Tanya orang itu .

"Kamu besok free nggak ?" Ucap Ara kepada orang itu.

" Eum bisa kayaknya. Mau ketemu di mana ?" Tanya orang itu kembali.

" Peka banget astaga " Ucap Ara sambil memegangi dadanya.

" Hahaha kamu kenapa sih Ra ?" Tawa orang itu yang ternyata mendengar ucapan Ara.

" Hah? N-nggak kok aku nggak papa " Gugup Ara yang malu ucapannya terdengar oleh orang itu.

" Ya udah besok aku kirim lokasinya ke kamu ya. Bye " Ucap Ara yang setelahnya langsung mematikan sambungan teleponnya.

" Nyengir mulu lo kaya kuda " Ucapku sambil meraup wajahnya.

" Ck nggak bisa banget liat orang lagi seneng " Kesal Ara sambil terus memeluk ponselnya.

Tuk

"Inget Chika bodoh " Ucapku sambil memukul kepalanya dengan sendok.

" Ouch . Iya-iya gua inget kok lagian gua nggak amnesia" Ucapnya sambil mengusap kepala yang tadi aku pukul.

" Terserah lo dah Ra" Ucapku sambil memutar bola mataku malas.

Zean Pov End

Di tempat lain

Wedding Accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang