Perlahan tapi pasti, semua orang yang Dayana sayangi pergi meninggalkan Dayana. Mulai dari Mama, Papa, Kakak, Oma, Arkana, apakah sekarang Arjuna juga akan pergi meninggalkannya?
Terlalu banyak luka yang tersimpan, fisiknya tak berdarah, tapi hatin...
○○○○○○○ "Kamu melewati banyak luka dalam hidup kamu, sebagai Kakak bukannya menyembuhkan lukamu, Kakak malah membuat luka yang dalam untuk kamu", Davanka Indra Tara ~ ~ ~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dayana berniat mengunjungi Davanka hari ini, ia membawakan berbagai macam kue dan juga lauk pauk yang ia masak sendiri khusus untuk Davanka.
Dayana memencet bel rumah Davanka, 5 menit tidak ada sahutan, apa Davanka ada diluar? Tapi orang-orangnya tidak memberikan kabar apapun, berarti Davanka ada dirumah.
Dayana mencoba membuka pintu Davanka, ternyata tidak dikunci, dengan perlahan, Dayana memasuki rumah Davanka. begitu sepi dan sunyi, karena Davanka benar-benar tinggal seorang diri dirumah sebesar ini.
Dayana meletakkan makanan yang ia bawa di meja makan, ia kemudian mencari-cari keberadaan Davanka.
Dayana membuka pintu kamar Davanka, matanya terbelalak, ia melihat Davanka yang sudah tak sadarkan diri dilantai dengan pecahan dengan gelas disampingnya. Dayana langsung menelpon orangnya untuk segera datang.
Di Rumah Sakit Alatas.
Tubuh Dayana bergetar dan lemas, ia takut sesuatu terjadi pada Davanka.
Altair keluar dari ruangan Davanka, wajah Altair begitu menyedihkan, membuat Dayana berfikir yang tidak-tidak.
"Gimana Kak Dava?".
"Ikut Kakak sebentar Na", Altair mengajak Dayana keruangannya. Ada hal yang harus dibicarakan dengan Dayana.
"Naa.. Kakak harap, kamu bisa kuat mendengar ini, maaf", jantung Dayana berdetak sangat cepat, ia benar-benar takut.
"Kondisi Dava begitu ga memungkinkan Na, bahkan dia semakin memburuk, dia pasti ga pernah minum obat Na, apa kamu ga nemenin dia?", Dayana menggelengkan kepalanya, baru 2 hari ia tidak menjenguk Davanka, tapi kenapa kondisi berubah sangat cepat.
"Kemungkinan Dava sembuh sangat sangat kecil Na, Kakak mohon, untuk saay seperti ini, jangan tinggalin Dava sendiri, kita ga ada yang ta-".
"Cukup Kak! Ana gamau denger itu! Ana yakin Kak Dava akan sembuh, kita harus sama-sama bantu kesembuhan Kak Dava", Dayana keluar dari ruangan Altair dengan perasaan marah, kesal, dan sedih.
◇◇◇◇◇
Arjuna tak henti-hentinya memikirkan ucapan Dayana, apalagi mengenai Ellora, Arjuna benar-benar merasa dirugikan kalau begini.
Handphone Arjuna berdering, tanda ada panggilan masuk, Arjuna menatap jijik nama sang penelpon, siapa lagi kalau bukan Ellora.