chap1

58 4 0
                                    

haii gais, kita bertemu lagii!
gimana prolog kemarin? semoga suka ya..
ini lanjutannya, selamat membaca💋

○○○○○○○
"Aku tak menyangka kamu ternyata menyusul Mama dan Oma"
~
~
~

○○○○○○○"Aku tak menyangka kamu ternyata menyusul Mama dan Oma"~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dayana Ishana Tara, usianya baru menginjak 19 tahun, ia seorang mahasiswi semester 4. Dayana dibesarkan oleh Oma dari Mamanya, Dayana harus kehilangan Mamanya saat setelah Mamanya melahirkan dirinya, setelah 2 minggu kematian Mamanya, Papanya menikah lagi dan membawa Davanka bersamanya.

Hal itulah yang membuat Davanka sangat membenci Dayana, menurut Davanka, Mamanya pergi karena melahirkan Dayana. Bahkan Davanka makin membenci Dayana karena ia yang menyebabkan Papanya menikah lagi.

Dayana tidak mengambil kuliah yang intens atau formal, ia mengambil kuliah yang memang diperuntukan untuk orang yang bekerja. Kalian pasti tahu kuliah apa yang dimaksud.

Dayana tidak lama tinggal dengan Omanya, saat Dayana berusia 10 tahun, Oma pergi menyusul Mamanya, Oma sebenarnya sudah sakit-sakitan semenjak ditinggalkan Mamanya yang notabennya anak tunggal. Setelah kepergian Oma, Dayana merasakan hidup yang sangat tidak mengenakan, ia bagaikan barang yang di oper kesana kesini. Papanya tidak mau menerimanya, Tante dan Om dari pihak Papanya juga tidak ada yg mau menerima dirinya.

Akhirnya ia tinggal dengan Bi Satti, ART dirumah Oma yang sudah bekerja 20 tahun lamanya. Bi Satti sangat prihatin melihat keadaan Dayana, ia tahu semua yang dialami Dayana. Sebagai bentuk rasa terimakasihnya kepada Oma, ia dengan ikhlas mengurus Dayana.

Oma tidak pergi begitu saja, ia meninggalkan banyak warisan untuk cucunya, karena Dayana dan Davanka merupakan cucu Oma, jadi setelah kepergian Oma, Davanka langsung mengambil setengah dari warisan Oma. Semua itu dipegang oleh Papanya dan diserahkan ketika usia Davanka sudah 18 tahun.

Dayana mendapat warisan berupa butik, toko kue, rumah Oma, dan perusahaan. Selama ini, perusahaan yang entah apa itu Dayana belum mengerti, semuanya diurus oleh Paman Kavi, tangan kanan Oma.

"Akhirnya selesai", Dayana meregangkan ototnya setelah hampir 2 jam berada didepan laptop.

"Untung kuliah gue full online, jadi toko kue dan butik bisa ke handle", Dayana sedang berada di butik, matanya menatap lurus ke sebrangnya, yang merupakan toko kue miliknya.

"Dayana", panggilan itu berasal dari salah satu pegawai butik, Diarra. Diarra sudah bekerja sejak ia kelas 3 SMA, dihitung-hitung sudah 7 tahun ia mengabdi untuk butik itu.

"Iya mba, ada apa?", Dayana membalikkan tubuhnya menghadap Diarra.

"Kamu ga ke Makam Oma dan Mama mu? Bukannya setiap tanggal 10 kamu akan mengunjungi makam mereka?". Dayana menepuk jidatnya, bagaimana ia bisa lupa, apa mungkin karena ia terlalu sibuk dengan tugas kuliahnya.

MEMELUK LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang