Perlahan tapi pasti, semua orang yang Dayana sayangi pergi meninggalkan Dayana. Mulai dari Mama, Papa, Kakak, Oma, Arkana, apakah sekarang Arjuna juga akan pergi meninggalkannya?
Terlalu banyak luka yang tersimpan, fisiknya tak berdarah, tapi hatin...
°°°°°°° "Sembuh? Bukan sembuh ini yang gue maksud" Arjuna Daksa Aditya ~ ~ ~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arjuna dan Baskara sangat panik, kedua laki-laki itu dengan setia menunggu didepan ruangan Diana. Sedangkan Dayana membawa Zela sedikit menjauh dari mereka, Dayana merasa Zela masih terlalu kecil untuk melihat semuanya.
"Tante, Oma sakit apasih? Kok Oma selalu disuntik sama dokter?", tanya Zela yang sedari tadi masih sibuk dengan kuenya.
"Oma cuma sakit biasa sayang, nanti Oma bakal sembuh, makanya Zela doain terus dong Omanya", Dayana bingung harus menjawab Zela dengan bagaimana. Hatinya masih tak tenang karena Arjuna belum memberi kabar mengenai kondisi Diana.
"Zela selalu doain Oma biar sembuh, Zela mau main sama Oma", Dayana mengusap lembut rambut Zela. Ia rasanya ingin menangis.
"Iya sayang. Yaudah abisin gih kuenya, nanti kalo Oma udah sembuh kita ke toko kue Tante ya, Zela bebas mau ambil apa aja".
"Tante serius?".
"Tentu, sekarang makan yang banyak", Zela menuruti ucapan Dayana. Ia memakan kue-kue itu dengan lahap.
Dayana membuka ponselnya, senyum terbit diwajahnya, karena Arjuna mengatakan kalau Diana sudah sadarkan diri.
"Zel, ketemu Oma yuk".
◇◇◇◇◇
Dayana, Arjuna, dan Baskara masuk keruangan Diana. Mereka biza melihat kondisi Diana yang sangat lemah.
"Bunda", Arjuna meneteskan air matanya, ia sangat sedih melihat keadaanya Bundanya yang sekarang.
"Iya sayang Bunda", suara Diana benar-benar lemah, membuat Dayana ikut meneteskan air matanya.
Dayana mengusap punggung Arjuna dengan lembut, mencoba menyalurkan kekuatan untuk Arjuna.
"Sayang, apa ada yang sakit?", Baskara menggenggam tangan Diana.
"Engga, aku gapapa Mas", Diana tersenyum lembut kearah Baskara, ia bersyukur memiliki suami seperti Baskara, yang sangat menyayangi dirinya.
"Zela dimana?".
"Juna minta tolong Bibi buat bawa Zela pulang, Zela keliatan kecapean", Diana mengangguk paham.
"Bunda sayang banget sama Zela, dia putri kecil Bunda, pusat kebahagiaan Bunda. Zela membuat hidup Bunda lebih berwarna. Tuhan baik banget, nitipin Zela ke Bunda", Diana tersenyum kearah mereka bertiga. Sedangkan mereka bertiga tak kuasa menahan air matanya.
"Mas, aku bahagia dan bersyukur bisa dapat suami seperti kamu. Aku merasa jadi orang paling beruntung. Aku mendapatkan semuanya dari kamu. Makasih banyak ya Mas. Aku mencintaimu selalu", Baskara semakin menggenggam jemari Diana.