Perlahan tapi pasti, semua orang yang Dayana sayangi pergi meninggalkan Dayana. Mulai dari Mama, Papa, Kakak, Oma, Arkana, apakah sekarang Arjuna juga akan pergi meninggalkannya?
Terlalu banyak luka yang tersimpan, fisiknya tak berdarah, tapi hatin...
○○○○○○○ "Bersama tenggelamnya matahari, semoga semua rasa sakit ini ikut tenggelam mengiringinya". ~ ~ ~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Davanka hari ini sudah diperbolehkan pulang. Tapi Altair memaksa Davanka untuk pulang dengan Dayana. Tentu saja Dayana tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Davanka dan Dayana sudah tiba dirumah Davanka. Dayana memperhatikan setiap sudut rumah itu, begitu simple tapi terkesan mewah. Dayana akui Davanka memiliki selera yang bagus.
Dayana membantu Davanka duduk di sofa, ia kemudian pergi kedapur untuk membuatkan makanan untuk Davanka.
Dapur Davanka begitu lengkap, semua ada disana, untuk versi laki-laki, ini benar-benar patut diacungi seribu jempol.
Setelah berkutat dengan dapur, Dayana membawakan bubur dan sop untuk Davanka.
Dayana membantu Davanka untuk makan, tidak ada penolakan dari Kakaknya itu, membuat hati Dayana sangat bahagia.
Setelah selesai makan, Dayana membereskan bekas makan Davanka. Ia sangat bersemangat dan bersyukur untuk hari ini.
Dayana duduk di sofa, ia melihat Davanka yang sibuk dengan ponselnya. Dayana tahu, pasti Davanka merasa tidak nyaman dengan kehadirannya.
"Kak. Papa tau soal Kakak?", pertanyaan Dayana membuat jari Davanka berhenti.
"Sejak kapan Papa peduli?", Dayana kaget, bukankah hanya dirinya yang dibenci oleh Papanya?
"Papa peduli sama Kakak, Papa hanya benci sama Ana", Dayana menundukkan kepalanya.
"Itu yang lo tau. Papa cuma peduli sama 2 jalang itu. Papa ga pernah peduli sama gue, apalagi lo", Davanka melempar ponselnya sembarangan. Ia mengusap wajahnya kasar.
"Lo udah selesai kan? Sekarang lo boleh pulang, gausa urusin gue, gue bisa sendiri", Davanka bangun dari duduknya. Ia pergi menuju kamarnya.
Dayana menghembuskan nafasnya kasar. Apa Sadewa benar-benar tidak tahu keadaan Davanka?
Dayana meninggalkan rumah Davanka, ia sebenarnya berat meninggalkan Davanka, apalagi dengan kondisinya sekarang.
◇◇◇◇◇
Arjuna hari ini sengaja mengunjungi makam Arkana, ia tidak tahu, tiba-tiba saja hatinya ingin bertemu dengan Arkana.
"Ar, gue ketemu sama bidadari lo. Tapi seperti yang gue tangkep, Bunda kek ga suka sama Ana. Sebenarnya ada masalah apa sih? Sampe Bunda kek gitu? Bukannya Bunda suka banget ya sama Ana? Apalagi waktu dengerin lo cerita tentang Ana", Arjuna menatap nisan didepannya itu dengan sendu. Memang ya, umur tidak ada yang tahu, siapa yang akan lebih dulu berpulang.