hallo
aku kembali lagi
selamat membacaaaa💓💓○○○○○○○
"Mendengar fakta mengejutkan tentang orang yang kita sayangi, is another level pain"
~
~
~
Bunda Arjuna pergi ke toko butik Dayana hari ini, kebetulan dirinya sedang free, ditambah lagi Zela sedang dibawa jalan-jalan oleh Arjuna.
Bunda membuka pintu butik itu, rasa nyaman kembali memeluk Bunda, entahlah Bunda sangat suka suasana butik ini.
"Ada yang bisa dibantu, Bu?", tanya Diarra pada Bunda.
"Mba, maaf, bisa saya bertemu dengan pemilik butik ini?", Diarra mengangguk, ia kemudian mempersilahkan Bunda untuk duduk terlebih dahulu.
"Bentar ya Bu, saya panggilkan dulu", Bunda tersenyum ramah, ia tak sabar ingin bertemu pemilik butik yang sangat ia sukai ini. Entah apa yang akan ia bicarakan nanti, intinya ia ingin bertemu terlebih dahulu.
Dayana menghampiri Bunda Arjuna, disusul Diarra yang membawakan minuman serta kue.
Dayana memasang wajah seramah mungkin, ia sangat tak sabar ingin berbincang dengan orang yang sudah lama ingin bertemu dengannya, menurutnya ini hal yang langka, jarang-jarang ia dicari seperti ini oleh konsumen.
"Permisi Bu", Dayana tersenyum ramah, ia melihat Bunda Arjuna menengok kearahnya, alangkah terkejutnya ia bahwa orang itu adalah orang yang ia kenal.
Senyum Dayana seketika runtuh, ia menyisakan wajah sedih nan pilu. Wanita paruh baya yang ingin bertemu dengannya tak lain dan tak bukan adalah Ibu dari mantan kekasihnya, Arkana.
Ya, dia adalah Diana.
"Ta-tante..", Dayana benar-benar tergagap, tubuhnya seketika lemas, mengingat kembali bagaimana ucapan kebencian yang Diana lontarkan untuknya.
"KAMU!", suara Diana meninggi, Diarra yang masih ada disitu terlonjak kaget dengan ucapan Diana.
"Na? Kamu kenal Ibu ini?", Diarra mencoba membuka suaranya.
Dayana tak menjawab, hanya air mata yang menetes dari matanya. lidahnya benar-benar kelu, ia tak tahu harus mengatakan apa.
"Jadi kamu pemilik butik ini? Kalau tahu kamu, saya ga akan pernah mau ketemu sama kamu", setelah mengatakan itu, Diana pergi meninggalkan butik. Amarah untuk Dayana masih sangat membara, ia benar-benar membenci pembunuh anaknya.
Dayana terduduk lemas, pandangannya kosong, ia tak tahu harus merespon bagaimana, ia bingung, kaget, takut.
"Mb-mba.. Dia Bunda Arkana", Diarra kaget bukan main mendengar ucapan Dayana. Ia dengan sigap memeluk Dayana, menenangkan gadis itu.
"Ssstt, udah tenang Na", pelukan Diarra semakin erat, ia tahu cerita Arkana dan Dayana, itulah mengapa ia ikut merasakan kesedihan Dayana.
◇◇◇◇◇
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMELUK LUKA
Teen FictionPerlahan tapi pasti, semua orang yang Dayana sayangi pergi meninggalkan Dayana. Mulai dari Mama, Papa, Kakak, Oma, Arkana, apakah sekarang Arjuna juga akan pergi meninggalkannya? Terlalu banyak luka yang tersimpan, fisiknya tak berdarah, tapi hatin...