Hallo gaisss
huhuu maaf yaa baru up lagi, digantung berapa lama iniii🥺
selamat membacaaa❤○○○○○○○
"Aku bahagia, untuk hal kecil sekalipun"
Dayana Ishana Tara
~
~
~
Setelah hari dimana Dayana menangis pada Arjuna, laki-laki itu setiap hari bahkan setiap saat selalu mengunjungi Dayana di apartemen, ia juga sering mengajak Dayana untuk berkeliling.
"Na, PM yuk", Dayana yang masih sibuk dengan laptopnya itu menatap Arjuna bingung.
"Hah?".
"Iya PM".
"Promosi apa sih", Dayana kira PM yang Arjuna maksud adalah promosi.
"Hah? Kok promosi? Pasar Malem anying", Dayana membulatkan mulutnya. Ia menutup laptopnya.
"Ayo", Dayana bangkit dari duduknya mengajak Arjuna untuk pergi ke pasar malam.
"Let's go beb".
Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sampai di pasar malam, begitu ramai keadaan pasar malam ini.
Arjuna menuntun Dayana menuju kora-kora, antriannya lumayan panjang, tapi tak apa.
Setelah menunggu 10 menit, Dayana dan Arjuna menaiki kora-kora. Awalnya Dayana ragu, bukan pada dirinya, tapi pada Arjuna, wajah laki-laki itu pucat.
"Lo yakin?".
"K-kenapa engga?", Arjuna tergagap, jujur ia takut, perutnya sudah mual lebih dahulu.
"Gapapa kalo ga sanggup, kita naik yang lai-".
"GAK! Lo ngeremehin gue banget, gue tetep mau naek kora-kora!", Dayana mengedikkan bahunya acuh, seterah si batu saja.
Mereka berdua menaiki kora-kora, Dayana terlihat sangat senang, berbeda dengan Arjuna yang sudah tegang.
Ayunan pertama masih aman, tapi saat ayunannya sudah semakin kencang, Arjuna malah berteriak bersembunyi dilengan Dayana.
Dayana yang hendak berteriak juga langsung mengurungkan niatnya, ia lebih ingin tertawa melihat Arjuna sekarang, benar-benar penakut.
Sepanjang ayunan kora-kora itu, Arjuna hanya berteriak, bahkan memeluk lengan Dayana dengan erat, ia benar-benar rasanya seperti melayang.
Akhirnya wahana pun selesai, kaki Arjuna seperti tidak bisa menapak bumi lagi, tangannya masih bergetar, Dayana yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala.
"Ayo, duduk disana dulu", Dayana mengajak Arjuna untuk duduk dibangku yang disediakan disana.
"Naaa, mualll", Arjuna merengek seperti anak kecil.
"Mau muntah?", dengan lemah Arjuna menganggukkan kepalanya.
"Ayo kita kepojok sana".
"Ngapain kita mojok? lo kok sekarang brutal banget sih Na".
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMELUK LUKA
Novela JuvenilPerlahan tapi pasti, semua orang yang Dayana sayangi pergi meninggalkan Dayana. Mulai dari Mama, Papa, Kakak, Oma, Arkana, apakah sekarang Arjuna juga akan pergi meninggalkannya? Terlalu banyak luka yang tersimpan, fisiknya tak berdarah, tapi hatin...