hallo gais!!
ketemu lagi, maaf ya lama ga up, lagi stres banget ini😔😔
btw makasih banyak yang udah baca, aku seneng bangettt❤❤
ini part selanjutnya yaa💓○○○○○○○
"Rindu itu obatnya hanya bertemu. Tapi bagaimana jika yang dirindukan itu sudah tiada?"
~
~
~Seperti janji Arjuna kepada Zela, hari ini mereka pergi ke toko kue. Rasa bahaia tercetak jelas diwajah Zela.
"Om, Tante Ana beneran udah pulang kan?", Zela bertanya penuh harap.
"Om gatau Zel", Zela sangat tidak puas dengan jawab Arjuna.
Arjuna dan Zela memasuki toko kue itu, aroma kue di toko ini, seperti biasa memabukkan Zela, dengan buru-buru Zela menarik tangan Arjuna. Mereka kalap, mengambil banyak kue, sepertinya sekarang Arjuna tertular Zela yang hobi memakan kue di toko Dayana.
Setelah selesai membayar, mata Zela mencari-cari keberadaan Dayana, namun nihil, gadis kecil itu tak menemukannya.
"Maaf, apa Ana sudah kembali?", Arjuna bertanya kepada Maira, ia menanyakan hal itu karena melihat wajah sedih Zela.
"Sudah Kak, tapi Nona Ana ada dibutiknya sekarang".
"Butik? Yang di sebrang bukan?", Arjuna menunjuk butik yang ada di sebrang toko kue ini.
"Betul Kak, Nona lebih sering berada di butik".
"Yauda deh, makasih ya", Maira menganggukkan kepalanya sopan, ia kembali melanjutkan pekerjaannya.
Arjuna membawa Zela menuju butik yang menjadi tempat fitting nya 3 minggu lalu. Entahlah, kenapa Arjuna harus sampai seeffort ini untuk menemui Dayana.
Zela menemukan Dayana, wanita itu sedang sibuk dengan laptopnya, tanpa aba-aba Zela berlari kearah Dayana.
"Tante Ana", Dayana yang merasa namanya dipanggil itu reflek mencari darimana sumber suara itu.
"Hey Zela!", Dayana terlihat sangat senang bertemu dengan gadis kecil itu.
"Tante pergi kemana? Zela mencari Tante, apa Tante sungguh ke luar negeri?", Dayana benar-benar gemas dengan Zela yang banyak bicara.
"Tante ada urusan disana sayang. Oh iya, kamu tunggu sini, Tante punya sesuatu untuk kamu", Dayana menuju mobilnya, ia mengambil oleh-oleh yang memang sudah ia siapkan untuk Zela.
Dayana masuk ke butik dengan menenteng 2 paperbag ditangannya.
"Ini untuk Zela", dengan senang hati Zela menerima paperbag itu, ia makin senang ketika tahu isinya adalah boneka.
"Terimakasih Tante, Zela suka sekali", Zela dengan reflek memeluk Dayana, entahlah Dayana dapat merasakan kebahagiaan yang Zela alami.
Arjuna yang sedari tadi melihat itu hanya diam, entah apa yang ada dipikirannya melihat 2 manusia itu saling berpelukan. Ia tak menyangka Zela akan mudah akrab dengan Dayana.
Setelah acara peluk-pelukan selesai, Arjuna, Dayana, Dan Zela menikmati waktu mereka bersama-sama. Mereka becanda, bercerita, bahkan sesekali Arjuna ikut tertawa.
◇◇◇◇◇
Dayana menatap langit-langit kamarnya, tiba-tiba ia teringat Arkana. Dayana bangkit menuju meja belajarnya, ia mengambil handphone lama miliknya, handphone yang terakhir ia gunakan saat SMA.
Handphone itu ternyata tidak mau menyala, Dayana mengambil charger Handphone itu, ia berfikir kalau baterai nya habis.
Setelah beberapa menit kemudian, Handphone itu ternyata masih bisa menyala, tangan Dayana bergerak membuka roomchat dirinya dan Arkana, chat terakhir benar-benar dikirim tepat dihari kepergian Arkana.
'maaf sayang, maafin arka, ishana belum denger penjelasan langsung dari arka, arka bakal jelasin semuanya sebentar lagi. jangan pernah berfikir arka mainin ishana, arka selalu sayang sama ishana. sekali lagi arka minta maaf ya sayang😔❤'.
Chat terakhir itu dikirim pukul 11.00. Dayana tak tahu kalau maksud chat tersebut adalah Arkana akan menyusulnya ke Korsel. Tangan Dayana bergerak membuka galeri, disana masih terususun rapih foto lamanya, begitu juga foto Arkana.
Dayana melihat dirinya saat SMA itu, penuh kebahagiaan saat ada Arkana disisinya. Tak terasa air mata Dayana menetes, ia merindukan Arkana, begitu banyak pertanyaannya yang belum terjawab, sekarang siapa yang akan menjawabnya?
Dayana menuju sebuah lemari dikamarnya yang ia sebut "JOURNEY", lemari itu berisi semua prestasi Dayana saat masih sekolah, terdapat banyak bingkai foto disana, mulai dari foto Oma, Mama, Papa, Davanka, dan Arkana. Bahkan berbagai barang yang pernah Arkana berikan, terususun rapih dalam lemari itu.
Tangan Dayana terulur mengambil sebuah album yang berisi tentangnya dan Arkana. Ia membuka setiap lembaran album itu , air matanya kembali menetes, ia masih bisa merasakan kebahagiaan yang ada dalam setiap foto itu.
"Ishana kangen Arka".
◇◇◇◇◇
Davanka menatap sebuah meja yang penuh dengan barang dikamarnya. Meja itu memang khusus ia sediakan untuk menaruh semua barang yang Dayana kirim untuknya.
Ia menyusun barang itu dengan rapih, mulai dari yang terbungkus paperbag, kotak, dan lainnya, semua ukuran ada, mulai dari yang kecil sampai yang besar.
Davanka tak pernah membuang pemberian Dayana, ia menyimpannya, tapi ia tak pernah membuka isi didalamnya. Ia tidak tertarik dengan isinya.
Seperti hari-hari biasanya, Davanka tinggal di rumah miliknya sendiri, sebenarnya ini rumah peninggalan Oma. Oma seperti sudah merencakan semuanya, bahkan Oma membaginya dengan adil. Dayana dan Davanka masing-masing mendapatkan rumah besar. Davanka mendapatkan satu Perusahaan, Restaurant, dan Cafe.
Tangan Davanka mengambil sebuah foto yang terpajang di nakas kamarnya, disana sebuah keluarga kecil tampak sangat bahagia. Wajah Papanya yang ceria, wajah Mamanya yang penuh kebahagiaan, apalagi dengan perutnya yang membuncit, yaa.. Mamanya sedang mengandung Dayana, wajah Davanka yang masih tidak terlihat memiliki beban sama sekali.
Air mata Davanka jatuh, ia mengelus foto itu, ia sangat merindukan keluarganya yang dahulu.
"Dava kangen Mama".
◇◇◇◇◇
26.12
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMELUK LUKA
Fiksi RemajaPerlahan tapi pasti, semua orang yang Dayana sayangi pergi meninggalkan Dayana. Mulai dari Mama, Papa, Kakak, Oma, Arkana, apakah sekarang Arjuna juga akan pergi meninggalkannya? Terlalu banyak luka yang tersimpan, fisiknya tak berdarah, tapi hatin...