hallo!
gimana part sebelumnya?
ini aku up part selanjutnyaaa
selamat membaca💋○○○○○○○
"Apakah sampai hati membentak malaikat kecil ini?"
~
~
~Dayana merebahkan tubuhnya dikasur, fikirannya sedang berkecamuk, ia masih ingin banyak berbicara dan bertanya tentang Arka kepada Bundanya. Tapi sepertinya wanita itu sangat tidak ingin berbicara dengan Dayana.
"Masih ada yang harus diluruskan, Ka. Tapi sekarang kamu ga ada, aku harus menyelesaikan semuanya sendiri", Dayana mengusap kasar wajahnya.
Pandangan Dayana beralih pada ponselnya yang berdering, disana tertera nama yang sangat Dayana benci. Dayana tak berbicara untuk mengangkatnya, namun dering ponselnya tak kunjung berhenti.
Dengan berat hati, Dayana mengangkat panggilan tersebut.
"Apalagi".
"Gue bakal balik besok, dan gue harap lo pergi dari Jakarta", ucapan orang di sebrang sana membuat Dayana mengerutkan alisnya.
"Kenapa gue harus pergi? Kenapa ga lo aja yang pindah kota".
"Keluarga gue ada di Jakarta, sedangkan lo sebatang kara. Gue ga pengen ketemu sama lo lagi, jadi gue harap lo bisa pindah", Dayana nampak tenang mendengarkan ucapan orang itu.
"Yang lo sebut keluarga itu, sebenarnya milik gue, lo dan Mami lo yang gatau diri itu, dengan seenaknya ngerebut itu dari gue", walaupun tampak tenang, sebenarnya hati Dayana penuh emosi.
"Itu nasib lo, gue ga peduli", orang disebrang sana tampan tertawa sinis.
"Oh ya? Gue juga ga peduli dengan ocehan lo, dan jangan harap gue bakal pindah dari sini", setelah mengatakan itu Dayana mematikan sambungan telponnya. Dayana memijit keningnya, setelah sekian lama orang itu tidak menghubunginya, sekarang malah seperti mengajak Dayana duel.
Dayana mencoba memejamkan matanya, berharap semua masalahnya hari ini bisa hilang, walau sementara.
◇◇◇◇◇
Dayana terlihat sangat sibuk di toko kue miliknya, bagaimana tidak, ada sebuah perusahaan besar yang memesan 3000 kue serta 3 cake ulang tahun bertingkat. Ini memang bukan pertama kali bagi toko kue Dayana.
Setelah semua kue pesanan itu selesai, Dayana menyuruh beberapa karyawan toko kue itu untuk mengantarkan kue itu ke tempat tujuan.
Dayana menyandarkan tubuhnya dikursi, rasanya sangat lelah, tapi ia menyukai pekerjaannya, ditambah lagi jika customer menyukai hasilnya.
15 menit Dayana beristirahat, Dayana membuka ponselnya, mencari nomor seseorang untuk ia hubungi, siapa lagi kalau bukan Davanka.
Beribu pesan ia kirimkan untuk Davanka, tapi tidak ada satupun yang Davanka balas. Berpuluh kali ia menelepon Davanka, hanya hitungan jari yang Davanka terima. Dayana tidak marah, ia hanya tersenyum, setidaknya walaupun Davanka tidak membalas, ia masih tau kalau Davanka tidaklah memblokir nomornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMELUK LUKA
Fiksi RemajaPerlahan tapi pasti, semua orang yang Dayana sayangi pergi meninggalkan Dayana. Mulai dari Mama, Papa, Kakak, Oma, Arkana, apakah sekarang Arjuna juga akan pergi meninggalkannya? Terlalu banyak luka yang tersimpan, fisiknya tak berdarah, tapi hatin...