Yolan batuk-batuk dengan mengibaskan asap yang mengenai wajahnya. Yolan memang terlihat cukup nakal atau disebut sebagai anak setan, tetapi Yolan merupakan orang yang termuda di grup sama sekali tidak pernah mencium rokok. Keluarganya juga tidak menyukai jika anak itu menggunakan rokok.
Arka seketika merasa marah melihat Yolan diperlakukan secara tidak adil. Matanya menyala dengan tiba-tiba bau menyengat tercium jelas. Bau itu membuat beberapa orang yang ada disana menjadi tertekan.
Jay tidak peduli dengan tekanan bau yang diberikan oleh Arka. Dia malah membalas dengan bau yang lebih tajam juga menyengat. Orang-orang yang ada di sana langsung jatuh berlutut di hadapannya. Jay terlihat buka seperti orang yang biasa.
"Udah-udah, Jay. Mereka cuma main-main," kata Harlan sambil menyeringai. Dia belum mengeluarkan kekuatan dirinya, tetapi ketiga golongan di bawahnya sudah merasa terintimidasi.
"Mereka itu sangat lemah, Jay. Jadi buang-buang waktu ladenin mereka," lanjut Harlan sambil menatap remeh Hansel. "Mereka nggak bisa selevel dengan kita. Apalagi anggota mereka yang beta. Lihat aja kena tekanan dikit udah pingsan. Sangat lemah."
Arka tidak tahan mendengarnya. Dia hampir saja menyerang Harlan jika Hansel tidak menghentikannya. Jika tidak, mungkin hari ini akan ada tragedi berdarah.
Hansel memang tidak mengerti keadaan mereka sekarang. Orang-orang yang tiba-tiba berlutut, lalu Miko dan Yolan yang menjadi lemas. Mengapa dirinya tidak mendapatkan petunjuk apapun? Apa yang sudah dirinya lewatkan?
Hansel menatap warna mata Arka yang berbeda dengan sebelumnya. Ia membutuhkan penjelasan dari teman-temannya itu. Ia tidak peduli dengan pertanyaan yang akan diberikan mereka setidaknya dirinya harus mengetahui rahasia dunia ini.
"Arka tadi bau apa? Kenapa lo pada jadi lemah?" bisik Hansel dengan melirik kelima orang yang menatapnya remeh.
Arka justru menatapnya kembali dengan warna mata yang telah berubah. Lelaki itu justru memicingkan mata kepada dirinya. Ia mendapatkan dorongan di pundaknya.
"Masa lo nggak tau? Bukannya tadi lo baik-baik aja. Semalam itu kepala lo cuman kejedot pintu. Kenapa lo bertingkah kek orang bloon?" cecar Arka dengan menatap aneh.
"Kita hidup di dunia dengan jenis kelamin yang dibagi jadi empat golongan, Han!" lanjut Arka dengan memijat keningnya. Lelaki itu sepertinya sangat pusing dengan keadaan kali ini.
Hansel yang mendengar tersebut. Seketika teringat tentang dunia omegaverse yang sering dikaitkan dalam fantasi novel. Ia memang tidak pernah membaca cerita dengan genre itu, tetapi cerita itu terlihat sangat populer di kalangan para pencinta novel fantasi. Namun, ia sama sekali tidak pernah terpikir akan hidup di dunia dengan dua gender. Berpikir untuk masuk ke dunia parallel saja tidak pernah terpikir, apalagi menjalani kehidupan omegaverse.
Hansel menatap ke arah Arka sekali lagi dengan penasaran dan bertanya, "Lalu gue dapat apa, Ar?"
"Han, masa lo bener-bener lupa? Lo itu Alpha Dominan," seru Arka yang sama sekali tidak pernah kepikiran dengan tingkah absurd dari ketuanya.
Hansel seketika terpikir akan sesuatu. Jika memang dirinya alpha dominan, lalu teman-temannya itu berada dalam golongan apa. Ia juga menatap geng Harlan dengan tatapan dingin, ia juga terpikir kelima orang itu masuk golongan apa. Ia hanya berharap salah satu dari mereka berada di atas mereka, bahkan ia berharap semuanya berada di bawah golongannya.
"Lalu mereka?" bisik Hansel kepada Arka.
Arka yang mendengar pun hanya bisa mendesis, "Mereka berempat kecuali Harlan itu Alpha Dominan.
Hansel tertawa kecil, ia merasa dunia berpihak kepadanya. Hal itu karena Enigma sangatlah langka, bahkan hampir tidak mungkin ada di dunia ini. Namun, sepertinya dunia sedang tidak baik-baik saja dan tidak berpihak kepadanya.
"Jangan senang dulu! Harlan itu Enigma," lanjut Arka yang membisikkan kepadanya.
Hansel merasa hidup di dunia ini sangatlah tidak adil. Di dunia ini, selain ada jenis kelamin perempuan dan laki-laki, mereka juga memiliki gender: alpha, beta, atau omega. Namun, beberapa puluh tahun terakhir muncul sebuah gender paling langka dan misterius: enigma.
Enigma adalah gender yang bisa mengubah seseorang menjadi alpha, beta, atau omega sesuai keinginan mereka. Mereka juga bisa menghasilkan feromon yang menarik semua gender lainnya. Enigma adalah sosok yang mempesona, eksotis, dan berkarisma. Mereka sering menjadi objek kekaguman, kecemburuan, atau bahkan obsesi bagi banyak orang. Namun, mereka juga harus berhati-hati dengan bahaya yang mengintai mereka dari berbagai pihak yang ingin memanfaatkan atau menguasai mereka. Enigma adalah bunga yang mekar di tengah badai, indah namun rapuh.
Di dalam geng Rebel Force, Hansel dan Arkana adalah alpha. Miko dan Yolan adalah beta. Di dalam geng Black Wolves, Jay, Galen, Ravin, dan Varo adalah alpha. Namun, ada satu hal yang membuat penghuni Universitas Fortis heboh: kehadiran seorang enigma di tengah mereka, yaitu Harlan.
"Cih, udah syukur Harlan masih berbaik hati sama kalian," ujar Galen dengan menyindir.
"Haha, mereka mana berani sama Harlan." Varo menggelengkan kepalanya sambil tertawa puas melihat dua anggota musuh mereka pingsan.
Ravin menggigit bibirnya dengan sayu, seolah menyesal melewatkan kesempatan emas. Ia menoleh ke arah dua lelaki yang berdiri di sisi lain, yang tampak gagah dan tampan sekaligus manis dengan pakaian serba hitam. "Sayang sekali. Padahal mereka manis-manis, loh," katanya sambil tersenyum miring.
Harlan menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tertawa kecil. Ia memandang dua lelaki itu dengan sinis, seakan meremehkan kemampuan mereka. "Gue nggak tertarik lawan mereka. Ngelawan Jay aja gue kalah, gimana mau ngelawan mereka berdua? Bisa-bisa gue kalah telak, lalu mereka ubah gue jadi kaum terendah, deh." katanya dengan nada bercanda seolah mengejek mereka.
Tawa cekikikan terdengar dari keempat anggota Black Wolves, geng yang dipimpin oleh Harlan. Mereka tampak sependapat dengan perkataan ketua mereka, dan mengejek dua lelaki yang berdiri di sisi lain ruangan itu.
Namun, tidak demikian dengan Hansel, salah satu dari dua lelaki yang menjadi sasaran ejekan Black Wolves. Ia menatap Harlan dengan tatapan tajam dan dingin, seolah menusuk jantung lelaki itu. Tangannya mengepal erat, merasakan amarah yang membara di dadanya. Namun, ia tahu ini bukan saatnya untuk balas dendam.
Hansel bangkit setelah berjongkok memperhatikan sahabatnya dengan tenang, lalu berjalan mendekati Harlan dengan langkah mantap. Ia menyeringai tipis, menunjukkan gigi-giginya yang putih. Ia mendekatkan mulutnya ke telinga Harlan, lalu berbisik dengan suara serak.
"Kali ini gue diem nggak berarti bisa lo injak-injak. Suatu saat lo akan ngerasain balasan dari gue," katanya dengan nada mengancam, sambil menepuk-nepuk pundak Harlan dengan kasar.
Ia menoleh ke arah temannya, Miko dan Yolan, yang juga berdiri dari lantai sehabis pingsan. Ia melihat mereka mengangguk pelan, memberi isyarat bahwa mereka siap pergi. "Kita cabut dari sini," katanya dengan suara keras.
Ia melirik sekali lagi ke arah Harlan, lalu berkata dengan nada sinis. "Lo Harlan, tunggu tanggal mainnya," katanya sambil tersenyum licik.
***
Jangan lupa vote dan komen ^_^
Ribut mulu jodoh nanti😒
Lanjut!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Paralel
RandomDi sebuah tempat yang penuh ketidakadilan. Hansel Bima Nugroho merupakan sosok pion yang tidak berdaya. Hansel terjebak dalam sebuah labirin kekejaman yang didominasi oleh Harlan Prince Leonardo, sosok yang kuat layaknya Enigma dari kalangan atas. N...