11

473 51 3
                                    

Hansel merasakan amarahnya membara di dada. Ia tidak terima dengan perlakuan pria bejat itu yang telah menginjak-injak harga dirinya di depan umum. Ia bersama tiga sahabatnya berada di dalam markas rahasia mereka, sebuah gudang kosong yang mereka sewa untuk menyimpan motor-motor balap mereka. Di sana, ia memancarkan aura feromon yang menunjukkan kemarahan dan dominasinya sebagai Alpha. Yolan dan Miko, yang berstatus Beta, merasa lemas dan sesak karena tekanan dari feromon sahabatnya.

"Sel ... lo mau bunuh gue apa?!" protes Miko dengan suara terengah-engah. Ia memegang dadanya yang terasa sesak. Ia berusaha mengatur napasnya agar tidak pingsan.

Hansel menoleh ke arah Miko dengan tatapan dingin. Ia tidak peduli dengan kondisi sahabatnya itu. Ia hanya ingin membalas dendam pada pria yang telah membuatnya malu. Ia mengeluarkan kamera kecil dari kancing bajunya dan menyalakannya. Di layar kamera itu, terlihat rekaman video saat pria bejat itu menamparnya di tengah lapangan kampus. Senyuman sinis terukir di bibir Hansel saat ia melihat wajah pria itu yang sombong dan angkuh. Ia bertekad untuk membuat pria itu menyesal seumur hidup.

"Hansel ... lo nggak bakal bikin masalah yang bakal nyeret semua orang, kan?" tanya Arka dengan nada khawatir. Ia adalah satu-satunya sahabat Hansel yang juga Alpha, tapi lebih bijaksana dan berhati-hati. Ia tidak suka dengan senyuman licik Hansel yang menandakan rencana jahat di benaknya.

"Biarin aja! Buat harga diri mereka runtuh!" timpal Yolan dengan semangat. Ia adalah Beta yang paling setia dan mendukung Hansel dalam segala hal, termasuk balapan liar dan mabuk-mabukan. Ia juga membenci pria bejat itu yang telah menghina sahabatnya.

Arka hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia tahu bahwa Hansel dan Yolan adalah perpaduan racikan bom yang mudah meledak kapan saja. Mereka berdua sangat mudah terprovokasi dan keras kepala. Mereka tidak peduli dengan akibat dari tindakan mereka, asalkan bisa memuaskan egonya.

Hansel kemudian memimpin rapat geng mereka dengan serius. Ia menunjukkan rencana liciknya untuk membuat pria bejat itu tunduk padanya dengan cara apapun. Ia sudah menyiapkan segala sesuatunya dengan rapi dan cermat, sehingga tidak ada celah untuk gagal atau tertangkap.

"Rencananya kita mulai besok," ucap Hansel dengan tersenyum licik.

***

Malam harinya, Hansel tidak pulang ke rumahnya yang mewah dan nyaman, melainkan menginap di rumah Arka yang sederhana tapi hangat. Begitu juga dengan Yolan dan Miko, mereka menginap di rumah sahabat-sahabatnya untuk bersiap-siap menjalankan rencana besok pagi. Mereka berencana untuk membuat hari besok menjadi hari terburuk bagi pria bejat itu, hari dimana ia akan terjebak dalam perangkap maut Hansel.

Malam ini, Hansel tidur bersama Arka di kamar tamu rumahnya. Mereka berbaring di atas kasur tipis dengan menatap langit-langit kamar yang gelap. Mereka tidak bicara apa-apa, tapi bisa merasakan ketegangan di antara mereka. Arka akhirnya memecah kesunyian dengan berkata hal yang membuat Hansel semakin kesal.

"Sel ... lo yakin mau ngelakuin semua ini? Dengan kita jadi anak nakal yang suka balapan liar sama mabuk aja udah bikin nama kampus kita jelek dimata warga, apalagi kalau muncul kasus lain. Kita masih perlu akreditas kampus sama prodi yang bagus, Sel," ucap Arka dengan nada lembut. Ia mencoba memberikan nasihat bijak untuk sahabatnya. Ia khawatir dengan masa depan Hansel yang cerah dan berbakat.

Hansel menatap Arka dengan tatapan tajam. Ia tidak suka dengan omongan Arka yang terdengar seperti omelan ibu-ibu. Ia merasa Arka tidak mengerti perasaannya yang terluka dan marah. Ia merasa Arka tidak mendukungnya dalam membalas dendam.

"Kalau lo takut, berhenti aja. Jangan nasehati gue atau berisik!" bentak Hansel dengan kesal. Ia menutup matanya dan berusaha tidur.

Arka hanya bisa menghela napas. Ia sudah tidak bisa lagi membujuk Hansel untuk membatalkan rencananya. Ia tahu bahwa Hansel sangat keras kepala, apalagi menyangkut harga dirinya yang telah dihina di hadapan banyak orang. Ia merasa kasihan dengan Harlan, pria bejat itu, yang akan menjadi korban dari rencana Hansel. Ia juga ragu apakah rencana ini bisa membuat Hansel tetap aman dan bahagia. Ia hanya bisa berdoa agar Hansel segera sadar dan menyesali seluruh rencana miliknya.

Dendam ParalelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang