Chapter 6 : Harapan

950 107 16
                                    

•••[][][]•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••[][][]•••

"Hashira itu menyeramkan.." lirihan yang dapat didengar jelas oleh (name) saat ia membuka pintu tanpa suara, mata emasnya melihat seorang pemuda bersurai hitam yang sedang duduk disamping ranjang Tanjiro dengan aura suram disekitarnya.

Bersamaan dengan Murata yang mengatakan hal itu, Tanjiro dan Zenitsu langsung tegang, tentu karena yang mereka bicarakan itu Hashira dan salah satunya ada disini.

(Name) melangkah dengan santainya seolah tak ada masalah apapun dan berdiri di belakang Murata diikuti orang-orang modern tadi, "konnichiwa de, sudah membaik?" Sapa sekaligus tanya (name) langsung to the point pada topik ia datang mengunjungi.

Murata merasakan aliran dingin melewati punggungnya, membuatnya merinding seluruh tubuh setelah mendengar suara sang Hashira di belakangnya, "Fukurobashira-sama! Hyuki-sama!" langsung terperanjat bangkit dari duduknya dengan tatapan kaget kearah (name), tapi hanya dibalas tatapan datar dari sang empu.

Reaksi non-respon dari (name) justru membuat Murata semakin merinding ketakutan, sebelum membungkuk, "k-konnichiwa mou, saya pergi dulu, sayonara!" Murata langsung pergi dan menutup pintu yang diikuti mata emas (name).

"'Sayonara'..? Apakah dia akan mati malam ini?" Gumam (name). Bukan dalam artian ia ingin menghukum atau membunuh Murata akibat perkataan pemuda itu tentang Hashira, melainkan kata sayonara mengatakan selamat tinggal tanpa ingin atau akan bertemu lagi, maksudnya memangnya Murata akan mati oleh Oni dan tidak akan bertemu lagi dalam pelatihan?

Tapi Murata punya plot armor lebih dari MC :)

"Ah, Hyuki-sama.. saya membaik," timpal Tanjiro setelah sadar pertanyaan yang sempat dilontarkan (name).

Sang empu kembali menoleh dan mendapati Hawks dengan santainya tiduran disalah satu ranjang yang kosong di samping ranjang Tanjiro, "-san saja sudah cukup," ujar (name) saat ia melangkah duduk dikursi yang tadinya ditempati Murata.

"A-ah, haik, Hyuki-san," koreksi Tanjiro sebagai jawaban pertama.

(Name) mendongak dan tatapannya pertama beralih pada pemuda bersurai kuning gradasi oranye di sisi Tanjiro, Agatsuma Zenitsu yang mengeluarkan aura bunga-bunga dengan mata tertutup kearahnya.

Wanita itu mengernyitkan dahi lalu kembali menatap Tanjiro, "bagaimana keadaanmu?" Tanya (name) menaruh kedua tangannya di pangkuan, bersikap sopan meski tatapan datar dan tajamnya berkebalikan.

Tanjiro terdiam sejenak lalu tangannya terangkat untuk memegang bawah rahangnya dan tersenyum, "sudah lebih baik, rahangku yang terluka membaik karena obat yang diberikan Aoi," jawab Tanjiro sekaligus menjelaskannya.

(Name) mengangguk lalu terdiam sejenak dan mengalihkan pandanganya kearah pemuda yang memakai topeng babi di sisi lain ranjang, "babi?" Gumamnya ngawur sambil menatap aneh kearahnya.

Reality // BNHA x Reader x KNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang