Chapter 20 : Masa Lalu

488 69 6
                                    

•••[][][]•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••[][][]••

Chap kali ini mayan panjang, moga gk bosen :)

Kembali dalam keadaan yang lebih baik dari yang lain, (name) hanya diobati bahkan kurang dari satu jam oleh Shinobu yang sekalian mendengarkan cerita (name) mengenai apa yang ia lakukan tadi malam di misi ia jalani dengan Hashira Suara.

Kalimat ia telah membunuh ibunya cukup mengejutkan Shinobu tapi ia tak bisa menyalahkan (name) atas kesalahan yang tidak secara langsung mencap dirinya sebagai anak durhaka dan orang yang telah membunuh Bulan Atas juga. Apapun itu, tentu saja apa yang ia lakukan membuat mentalnya ke depan hari sudah pasti turun drastis.

Maka dari itulah kenapa surat dari Kagaya diletakkan secara acak diatas meja, bukan mengizinkan melainkan memerintahkan agar (name) istirahat secara mental. Tentu ia tak bisa membantah saat yang memerintahkannya langsung adalah sang tuan.

Punggungnya yang menekan empuknya tempat tidur sembari menatap langit-langit dengan perasaan gusar serta cahaya matanya yang meredup, mengabaikan segala permintaan yang dilontarkan warga kediamannya seperti Todoroki yang memintanya keluar untuk makan bersama, dan berakhir pemuda itu yang mengantarkan makanan.

Bakugo yang mencak-mencak bahwa (name) terlihat mengenaskan dalam keadaan yang begitu memprihatinkan, tapi tentu sang empu tak menghiraukan apa yang dikatakan si rambut duren pirang. Dan bahkan Hawks yang beberapa kali hingga menerobos masuk.

"(Name), kau sudah seperti 1 Minggu, kau tau kau terlihat mengenaskan seperti ini terus," suara khas Hawks terdengar dari luar pintu dengan hela nafas berat menandakan pria itu sudah lelah berusaha membuat (name) keluar bahkan jika hanya untuk sekedar menyapa mereka.

Dengan perasaan gusar Hawks menggeser pintu dan mata emasnya melihat (name) yang terbaring terlentang dengan fokus terus kepada langit-langit kamar, wanita itu mengetahui Hawks ada disana tapi ia terlalu down untuk sekadar memperdulikan kehadiran seseorang.

Beberapa Hashira juga tak lupa menjenguk (name), dan yang paling memakluminya adalah Sanemi. Begitu mengejutkan tapi ia sudah sangat tau apa yang terjadi pada (name), sama halnya pun ia tak bisa menyalahkan karena pernah mengalaminya semasa kecil.

Tangan Hawks dengan ragu menyingkirkan lengan (name) yang disandarkan di dahi, akhirnya dapat membuat mata emas (name) membalas tatapannya hanya agar Hawks mengetahui cahaya dalam matanya mulai meredup hingga membuat wanita itu terlihat seperti mayat hidup.

"Tidak baik memendam sendiri disaat kau sedang dalam keadaan seperti ini, beberapa kali aku memang bertemu dengan orang-orang yang memiliki masa lalu kelam, tapi kelihatannya masa lalumu benar-benar menyakitkan hingga membuatmu seperti ini," jarang sekali Hawks memperlihatkan dirinya yang seserius ini terhadap orang lain, matanya tak pernah meninggalkan wajah (name) sekalipun wanita itu tak meliriknya lagi.

Reality // BNHA x Reader x KNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang