•••[][][]•••
Matahari menampakkan diri diujung Timur, sunrise ini disaksikan langsung oleh (name) yang sedang enaknya mengelap bilah tajam nichirinnya diatas lantai kayu di belakang halaman kediamannya, terlihat lebih tenang dalam arti baik kali ini.
Melepas kain lap itu, pantulan matanya dapat terlihat di bilah yang berkilap, suara pintu dibuka geser menarik perhatiannya dengan mata yang melirik dari balik bahu, menyaksikan seorang pemuda bersurai dwiwarna masuk, dari wajahnya saja sudah sangat terlihat baru bangun.
"Ohayou, Todoroki-kun, ne?" (Name) memastikan agar ia tak salah dalam menyebut nama seseorang.
"Ya," balas Todoroki dengan tatapan mata yang tak asing lagi bagi kita, netral dan datar, tidak ada senyum sapaan bagi sang pemilik kediaman.
Tanpa memperdulikan apapun lagi, wanita itu menyarungkan nichirin nya dengan hati-hati, miliknya lebih tipis dari Hashira lain dan lebih ringan, membuat bilahnya juga sedikit lebih fleksibel tapi tak mudah patah.
Todoroki terlihat memperhatikan, ragu sejenak karena tau bahwa (name) bukanlah tipikal orang yang akan membuka topik untuk berbasa-basi, "anda bangun pagi-pagi sekali," aneh, tapi mungkin ia hanya ingin memberikan kesan baik bagi (name) terhadapnya.
Pemuda itu melangkah mendekat, lalu duduk bersila sopan disamping (name), dengan posisi yang lebih mundur sedikit, tidak ingin mengganggu kegiatan wanita itu, "jangan terlalu formal, panggil saja namaku dengan suffix senyaman mungkin. Sayangnya, aku tidak tidur malam ini," jelas (name) menarik perhatian Todoroki kali ini.
Bukankah malam tadi (name) menjalankan misi yang ditemani Hawks? Hawks saja datang-datang langsung tergeletak tidur di futonnya, kenapa wanita ini tidak? Tidakkah (name) merasa lelah atau mengantuk karena tidak tidur semalaman? Begitu banyak pertanyaan Todoroki yang tidak berani dilontarkan pada sang empu.
Pendengaran (name) cukup tajam, bukan mendengar pikiran, melainkan bagaimana gerak-gerik dan gesekan pakaian sang lawan bicara, ditambah matanya yang dapat melihat kemanapun meski terpaku pada satu titik, "tenang, nak. Aku menyempatkan diri untuk beristirahat,"
Entah khawatir atau penasaran, Todoroki mempertanyakan banyak hal tentang keadaan (name) hanya secara naluri, tapi ia mengangguk mengerti dari penuturan wanita itu.
"Dan kenapa kau tidak tidur?" Tanya Todoroki.
(Name) terdiam sebentar lalu menghela nafas dan menaruh nichirinnya dengan posisi vertikal, bersandar pada tiang teras, "kalian mengatakan ingin berlatih, bukan? Aku mempertimbangkan pelatihan apa saja yang cocok, secara bertahap," jelas (name).
KAMU SEDANG MEMBACA
Reality // BNHA x Reader x KNY
Fanfiction"jadi.. ini semua nyata? Bukan sekadar komik fiksi..?" *** Sebagian kecil murid 1-A dikirim ke sebuah kota mati yang ditinggalkan di Jepang. Hingga sebuah portal menyedot mereka secara tiba-tiba saat mereka sibuk memeriksa sekitar, dan akhirnya munc...