Reality // BNHA x Reader x KNY

Chapter 1 : Lubang Portal

•••[][][]•••

Midoriya menatap komik di tangannya dengan tatapan bingung, alur cerita yang berlatar belakang di Jepang dengan kisah yang begitu epick meski tanpa Quirk namun memiliki banyak pengalaman yang begitu merambat di hati.

Begitulah yang disimpulkan dari sinopsisnya, ia tidak membacanya, lagipula komik itu bukanlah miliknya melainkan Kaminari yang iseng membeli karena sedang populer di kalangan anak-anak hingga remaja.

Katanya, ceritanya berisi mengenai sebuah pasukan tak resmi yang melindungi masyarakat dari ancaman umat manusia bernama Oni dalam bayangan.

"Kau tertarik?" Tanya Kaminari membuat Midoriya menoleh padanya, sang empu tersenyum lalu mengangguk.

"Yah, begitulah, tapi aku belum mau membacanya, mungkin lain kali saja, Kaminari-kun," jelas Midoriya membuat Kaminari mengerucutkan bibir kecewa lalu menghela nafas dengan anggukan sambil meraih komiknya.

"Tidak apa-apa, jika kau mau bilang saja padaku, ceritanya seru," ujar Kaminari sembari mengacungkan jempol dengan sampul komik itu ditujukan pada Midoriya.

"Baiklah, tapi aku harus pergi, sebelum Aizawa-sensei marah karena aku terlambat," pamit Midoriya meninggalkan Kaminari di ruang kumpul asrama.

.
.
.

Kota mati.

Begitulah yang disebutkan pada kota yang tak lagi dihuni oleh siapapun, reruntuhan bangunan serta tumbuhan merambat sudah jadi batas wajar karena tempat ini ditinggalkan.

Banyak kasus tentang orang menghilang disekitar sini, membuat para Hero yang turun tangan sendiri. Mengira ini takkan terlalu berbahaya, jadi bukan semacam Hero berlisensi yang di kirim, melainkan murid UA serta 2 Pro-Hero lainnya.

Midoriya Izuku.

Todoroki Shoto.

Bakugo Katsuki.

Uraraka Ochaco.

Yaoyorozu Momo.

Aizawa Shota.

Hawks, Takami Keigo.

Hawks dengan santainya melayang di atas mereka untuk melihat-lihat sekitar dari atas sana, tatapan malas yang tajam dengan mata emas itu sudah jadi ciri khasnya. Hela nafas berat keluar dari bibirnya saat ia mendarat.

"Menemukan sesuatu yang mencurigakan?" Tanya Aizawa pada Hawks.

Sang empu mengangkat bahu lalu menggeleng, "tidak ada," kata Hawks.