Chapter 10 : Emosi

709 106 5
                                    

•••[][][]•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••[][][]•••

"Ini bukanlah topik yang ringan," mata (name) menyala tajam dalam bayangan pintu, sebelum kembali menghilang dari tempatnya saat ia pergi.

Kohaku bergetar, lalu menghela nafas berat dan mengelus-elus dadanya, berusaha menenangkan dirinya yang teras tegang sebelum berbalik kearah orang-orang modern tadi, yang juga gemetar karena merasa terintimidasi, "aku.. aku pergi dulu, permisi," gadis itu turun dan melangkah cepat melewati pintu keluar.

Keheningan mendalam diantara mereka yang berusaha merenung, terutama Todoroki yang mengerutkan kening dan mata bergetar, tangannya mengepal di sisi tubuhnya, ia setuju bahwa masalah keluarga bukanlah topik ringan dan bukanlah hal yang menyenangkan untuk dibincangkan.

Namun, tidakkah mereka juga merasa penasaran? Melihat bagaimana ekspresi serta betapa tajamnya mata emas (name) yang menatap mereka tadi, seolah ada banyak sekali misteri yang harus dipecahkan. Setidaknya itulah yang mereka pikirkan.

"Tatapan mata itu.. seperti meminta untuk dikeluarkan dari sesuatu," tiba-tiba Midoriya bersuara, suaranya lirih karena berusaha mencari tau apa maksud dari tatapan (name) tadi, "dari cengkraman penjara hati," lanjut Midoriya.

.
.
.

"(Name)-sama?" Suara Aoi terdengar saat (name) berjalan menyusuri lorong kediaman kupu-kupu, membuatnya berbalik untuk menatap Aoi dengan tatapan khasnya itu.

"Shinobu-chan wa?" Tanya (name) mempertanyakan keberadaan Shinobu, sedangkan sang empu terlihat terdiam beberapa detik untuk mengingat dimana Shinobu sebelumnya, "ah, saya pikir, Shinobu-sama sedang mengawasi pelatihan Tanjiro-san,"

Perkataan itu cukup mengejutkan (name), ia tidak tau apapun tentang perkembangan Tanjiro dan baru kali ini ia tau, niatnya untuk berbicara dengan Shinobu kini ditambah ingin bertemu dengan Tanjiro, "dimana?"

"Halaman belakang," jawab Aoi dibalas anggukan dari (name), "perlukah saya mengantar anda?" Tanya Aoi sekali lagi, tidak mungkin ia malah melenggang pergi tanpa kesopanan terhadap orang yang memiliki pangkat lebih tinggi darinya.

"Ie, tidak usah," (name) menggeleng yang dibalas bungkukan dari Aoi, pengganti anggukan sebagai tanda mengerti dan mempersilahkan (name).

Derit lantai kayu yang ia injak tanpa alas kaki mengiringi saat ia memasuki teras halaman belakang kediaman, menemukan Shinobu yang membelakanginya dengan Tanjiro yang terlihat sedang berlatih bokuto disana.

Shinobu memperhatikan Tanjiro sejenak, sebelum berbalik setelah baru menyadari keberadaan (name) ada didekatnya, "doushita no, (name)-chan?" Tanya Shinobu menarik perhatian sang empu.

Reality // BNHA x Reader x KNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang