••[][][]•••
Iida menatap orang dengan wujud kabut hitam di depannya yang dalam borgol besi dan rantai besi, tentu; Kurogiri, siapa yang tak terkejut, seseorang yang seharusnya di tahan di dalam penjara bawah tanah yang sangat ketat justru berada disini.
"Kalian mengenalnya? Aku menemukannya di kediamanku tadi malam," suara khas pria yang sudah kita tebak sebagai Giyuu berkata saat ia masuk ke ruang tamu, titik dimana ia memang memaksa Kurogiri untuk diam disana yang ajaibnya sang empu tetap diam.
Ia bahkan mereka bertanya-tanya memangnya Kurogiri tidak memanfaatkan dirinya untuk melepaskan diri atau memang dari sananya ia tak ada niat melarikan diri? Yah, apapun itu, syukurlah jika pria dengan wujud kabut ini tak ada niat melepaskan diri dan pergi entah kemana.
"Ano sa.. anda Tomioka-sama bukan? Dia.. bernama Kurogiri, dia seharusnya ditahan di zaman kami, tapi siapa sangka ia juga akan berada disini," sahut Mina dari sisi lain ruangan dengan posisi dan gestur tubuh yang penuh kewaspadaan seolah gadis itu berjaga-jaga jika saja Kurogiri bertindak.
Kenapa Kurogiri tidak bertindak sama sekali? Kehendak Author.
"Aku sendiri tidak tau," Kurogiri ikut menyahuti untuk menambahkan bahwa ia sendiri tidak tau kenapa meski caranya terkirim kemari juga sama halnya karena portal hitam, bahkan disaat ia sendiri juga bisa membuat portal dengan Quirk nya yang merupakan kabut.
"Aku hanya berharap (name) pulang lebih awal untuk mengurusi mu," tukas Giyuu sembari meraih rantai Kurogiri dan menyeret pria itu ke sudut ruangan terpencil, menghalangi akses dan mengawasi sang empu secara langsung tanpa ragu-ragu.
Iida dan yang lainnya saling menatap sembari menelan ludah, mereka bisa melihat keseriusan dalam mata Giyuu, betapa waspadanya pria dengan netra biru laut itu terhadap orang asing. Yah, jika mereka harus jujur, itu patut diwaspadai ketika Kurogiri masih belum dalam pihak mereka, dan disini posisinya Giyuu belum tau akan hal itu.
.
.
."Mitsuri-chan?" (Name) memiringkan kepalanya dengan tatapan bingung begitu ia melihat Mitsuri yang mendekatinya, gadis dengan surai dwiwarna cerah itu menyunggingkan senyum begitu tau bahwa orang yang ia panggil benar-benar orang yang memang ia duga.
"Apa yang kau lakukan disini, (name)-chan?" Tanya Mitsuri sembari tersenyum menatap (name) dengan netra hijau itu, sang empu memperhatikannya cukup lama sebelum menepuk-nepuk nichirin yang ada di pinggangnya.
"Misi, bagaimana denganmu, Mitsuri?" (Name) berbalik tanya untuk memastikan saat keduanya kini berdiri di bagian luar gua yang padahal ingin (name) masuki meski terhenti oleh Mitsuri, ia takkan menyalahkan jika rekan gadisnya ini akan berada di lokasi yang sama.
Sang empu tersenyum lebih lebar sembari mengangguk-anggukkan kepalanya dengan gerak tubuh terkendali, kakinya bergeser untuk menghadap kearah gua, "aku juga, tapi aku tak menemukan satupun Oni, jadi itulah kenapa aku berkeliling.. eh- malah bertemu denganmu, (name)-chan," ujarnya sebagai jawaban terhadap pertanyaan (name).
"Souka.." (name) memiringkan kepala sedikit ke samping sembari menurunkan bahunya sedangkan jari-jarinya saling mengelus satu sama lain di dalam lengan haori, matanya menatap Mitsuri dengan intens dan tajam, tapi tak memperlihatkan bahwa ia merasa tak nyaman.
"Doushita, (name)-chan?" Tanya Mitsuri dengan polosnya.
(Name) menggelengkan kepalanya lalu mengalihkan pandangan kearah samping ke hutan luas, "kita harus lanjut mencari Oni, ayo," ujar (name) begitu ia mengangkat kakinya dan melangkah dengan senyap dibawah sinar bulan, udara semakin dingin tapi terasa hangat menandakan dini hari segera tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reality // BNHA x Reader x KNY
Fanfiction"jadi.. ini semua nyata? Bukan sekadar komik fiksi..?" *** Sebagian kecil murid 1-A dikirim ke sebuah kota mati yang ditinggalkan di Jepang. Hingga sebuah portal menyedot mereka secara tiba-tiba saat mereka sibuk memeriksa sekitar, dan akhirnya munc...