chapter 3:.......

1.7K 72 0
                                    

Grisha pov:

(Sabtu)

Aku terbangun dan merasakan sesuatu yang hangat di belakangku. Aku menunduk dan melihat sebuah lengan melingkari pinggangku.

Aku langsung membeku saat merasakan napasnya di leherku.

Aku dengan hati-hati menjauhkan tangannya dari pinggangku dan perlahan berdiri.

Kami pasti tertidur saat menonton TV

Aku melihat ponselku dan melihat sekarang jam 7 pagi. Aku diam-diam berjalan ke bawah menuju dapur.

"Kamu bangun pagi-pagi." Aku mendengar ayahku berkata di belakangku dan aku melompat sedikit.

Aku berbalik dan memberinya senyuman kecil. "Ya..aku..um..tidak bisa tidur lagi." Kataku padanya dan dia mengangguk.

"Jadi..apakah semuanya baik-baik saja antara kamu dan kiara?" ayah bertanya dan aku tersenyum.

"Iya..kurasa hubungan kita cukup baik." Jawabku dan dia tersenyum.

"Bagus sekali." katanya.

"Um..ayah bolehkah aku menanyakan sesuatu padamu?" kataku sambil menggaruk leherku.

Dia mengangguk dan tersenyum padaku. "Ya, tentu."

"Apakah..apakah Kiara diadopsi?" Aku bertanya padanya dengan malu-malu dan dia mulai tertawa.

"Yah, kalian semua berambut hitam dan dia pirang." Aku menambahkan.

"Ya, dia diadopsi. Jevan juga bukan anakku. Dia berumur beberapa bulan ketika Clara dan aku bertemu." Ayah berkata dan aku mengangguk.

"Tapi kenapa kamu mengadopsi dia? Maksudku, kalian berdua bisa punya anak sendiri jadi kenapa mengadopsinya?" Tanyaku padanya.

"Yah, kami ingin mengadopsi karena kami hanya ingin memberikan kehidupan yang baik kepada salah satu anak di sana." kata ayah dan aku tersenyum padanya.

"Jadi dua tahun kemudian setelah kami berkumpul, kami menikah dan beberapa tahun kemudian kami mengadopsi kiara." lanjutnya dan berjalan menuju kulkas.

"Apakah kamu ingin makan sesuatu?" tanya ayah ketika dia membukanya

"Aku  mau makan roti saja." Jawabku dan dia meletakkan susu di meja dapur. Dia membuka kulkas dan mengeluarkan roti dan meletakkannya di meja dapur juga.

Aku mengucapkan terima kasih padanya dan mengambil roti dan susu lalu berjalan ke meja. Aku duduk dan mulai makan.

Setelah beberapa saat, Arta muncul dan duduk di hadapanku. "Apa yang kamu lakukan hari ini?" dia bertanya padaku.

"Mungkin tidak ada..kenapa?" jawabku sambil tersenyum kecil.

"Aku ada pertandingan sepak bola. Semuanya akan datang kecuali Jevan. Apakah kamu ingin ikut juga?" dia bertanya padaku dengan malu-malu.

"Tentu." Jawabku dan dia tersenyum lebar.

"Bagus!" dia melompat dari tempat duduknya dan berjalan ke arahku. Dia melingkarkan lengannya di leherku dari belakang dan memelukku sebelum berlari ke atas.

Aku hanya menggelengkan kepalaku sambil tersenyum.

"Ya Tuhan kenapa dia berlari dengan cepat? Ini masih pagi sekali!" Erang kiara sambil berjalan ke bawah

Aku berbalik dan tidak bisa menahan senyum padanya. Dia jelas bukan orang yang suka bangun pagi.

"Selamat pagi." kata ayah tetapi dia hanya melambaikan tangan padanya. Ayah dan aku terkekeh dan Kiara berjalan ke meja dan duduk di tempat Arta duduk sebelumnya.

Dia meletakkan kepalanya di atas meja dan mengerang. "Sepertinya kamu bukan orang yang suka bangun pagi." Kataku sambil terkekeh.

Dia mengangkat kepalanya dan tersenyum padaku. "Oh, kamu menyadarinya?" Dia berkata sinis dan aku memutar mataku.

"Apa yang terjadi kemarin? Aku tertidur di saat menonton tv." Kiara bertanya dan meletakkan dagunya di tangannya.

"Yah, aku juga tidak tahu. Aku juga tertidur." Jawabku dan kami mulai tertawa.

Aku mendengar langkah kaki yang keras dan ketika aku berbalik aku melihat Jevan. Aku menghela nafas dan berbalik. Aku tidak ingin berurusan dengannya sekarang.

Syukurlah dia berjalan menuju pintu depan tetapi ketika dia hendak keluar, ayahku menghentikannya. "Mau kemana?" dia bertanya.

"Kerumah teman." jawabnya dan ayah mengangguk. Dia lalu berjalan keluar dan membanting pintu.

"Abaikan dia. Dia selalu seperti ini." Kata kiara dan aku mengangguk sambil tersenyum kecil.

Aku dan kiara hanya berpandangan sampai kami mendengar ayahku angkat bicara. "Grisha, kamu mungkin tidak mengetahuinya, tetapi aku kepala sekolah di sekolah yang akan kamu datangi dan aku akan segera mendapatkan jadwalmu. Apakah kamu mau ikut?" aku? Aku bisa mengajakmu berkeliling kalau begitu." Ayah bertanya.

"Tentu." Jawabku dan dia mengangguk.

"Aku akan menunggumu di luar." katanya lalu pergi.

"Jadi..kurasa aku akan menemuimu nanti?" Kata kiara dan aku mengangguk.

"Ya..sampai jumpa." Jawabku sambil tersenyum lalu.

Rumah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang