chapter 28:haruskah aku melanjutkan?

233 9 0
                                    

Grisha pov :

Aku membuka mataku dan menyadari apa yang terjadi. Kia dan aku bercinta satu sama lain kemarin.

Aku menatap tubuh tanpa busana nya dan tersenyum.

Jadi..begitulah rasanya bahagia seutuhnya.

Aku menoleh ke samping agar aku bisa membelai pipinya dengan lebih baik.

Dia kemudian perlahan membuka matanya dan tersenyum padaku. "Selamat pagi." katanya dan membenamkan kepalanya di dadaku.

"Selamat pagi, cantik." Kataku dan melingkarkan satu tanganku ke tubuhnya.

"Jadi..kemarin bukan mimpi?" Dia bertanya dan aku terkekeh. "Tidak, bukan." Jawabku dan mencium kepalanya.

Dia kemudian mengangkat kepalanya dan menciumku dengan lembut. Kami menarik diri karena seseorang mengetuk pintu kami.

Kami segera menarik selimut hingga menutupi kami sehingga tidak dapat melihat kulit apa pun.

Lalu pintu terbuka dan Jevan mengintip ke dalam. "Selamat pagi. Bagaimana malammu?" dia bertanya sambil menyeringai dan kami tersipu.

"Kau tahu..ibu dan ayah tidak mendengarmu karena kamar tidur mereka ada di bawah, tapi kamarku tepat di sebelah kamarmu." katanya dan kia bingung.

Aku berbalik dengan hati-hati agar aku bisa berbicara lebih baik dengannya. "Jevan bisakah y-" Aku berhenti bicara ketika tangan kia menangkup payudaraku dari belakang.

Aku menggigit bibirku agar tidak mengeluarkan erangan dan kia hanya terkikik.

"Jup..aku pergi..sampai jumpa," kata Jevan dan berjalan keluar.

Begitu Jevan keluar, aku mengerang. Kia mulai mencium dan menghisap leherku dan aku terus mengerang.

"Jangan lakukan itu lagi!" teriak Jevan dari luar, membuat kia berhenti dan aku terkekeh.

"Hei um..apakah kamu ingin pergi ke taman hari ini?" Aku bertanya dan dia tersenyum padaku.

"Tentu kenapa tidak?" jawabnya membuatku ikut tersenyum.

"Yah..kau tahu..wanita yang kutemui di sana beberapa minggu yang lalu mungkin ada di sana." Aku menatap dan dia menyeringai.

"Kau ingin dia bertemu denganku?" dia bertanya dan aku mengangguk.

"Yah, aku ingin menunjukkan padanya bahwa aku mendapatkan gadisku." Aku memberitahunya dan dia terkekeh.

"Um..kurasa sebaiknya kita berpakaian sebelum ibu atau ayah masuk." Kata kia dan aku mengangguk sambil tertawa.

Kami kemudian berdiri dan dia berjalan ke lemari. Aku berjalan ke arahnya dan melingkarkan tanganku di pinggangnya dari belakang.

Aku mencium bahunya beberapa kali sebelum meletakkan daguku di bahunya.

"Babee..kita harus bersiap-siap." dia merengek dan aku terkekeh sebelum mencium pipinya lalu menarik diri.

Kami berpakaian lalu berjalan ke bawah.

"Kalian berdua mau kemana?" tanya ayah saat kami masuk ke ruang tamu.

“Kita pergi ke taman.” Jawabku dan dia mengangguk.

Sekarang kami berada di taman dan duduk di bangku yang aku duduki beberapa minggu lalu.

Lenganku melingkari kia dan kaki kanannya berada di atas paha kiriku. Sisi kepalanya menempel di kepalaku dan mata kami terpejam.

"Grisha? Grisha, apakah itu kamu?" tiba-tiba seseorang bertanya dan ketika aku membuka mata, aku melihat Marta, wanita yang kubicarakan berdiri di depan kami.

Rumah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang