chapter 33:ending

699 14 0
                                    

*Satu tahun kemudian*

Di Thailand.......

Grisha pov :

Hari ini adalah hari itu. Hari dimana aku akan menikah dan aku sangat gugup!

Saat ini aku berada di sebuah kamar, berganti pakaian dan aku tidak bisa menahan rasa gugup.
Lalu seseorang tiba-tiba mengetuk dan ketika aku berbalik, ayah masuk.

"Hei..bagaimana perasaanmu?" tanyanya sambil tersenyum.

"Gugup? Benar-benar gugup." Jawabku sambil berjalan dengan gugup.

Ayah meletakkan tangannya di pundakku dan berkata, "Kamu akan menikah dengan cinta dalam hidupmu jadi jangan gugup. Keluarlah!" dia kemudian tersenyum dan menjauhkan tangannya dari bahuku.

"Hanya saja..Aku tidak bisa menahan rasa gugup. Aku mencintai kiara lebih dari apapun dan aku ingin hari ini menjadi sempurna." Kataku padanya sambil tersenyum gugup.

"Grisha, kiara sangat mencintaimu. Dia tidak akan peduli tentang apa pun selama dia menikah denganmu." Ayah berkata dan aku menunduk sambil tersenyum.

Aku sekarang berdiri di depan altar, menunggu kia berjalan melewati pintu masuk.

Aku menoleh ke arah teman-temanku yang sedang tersenyum lebar padaku. Aku kemudian berbalik ke depan dan rahangku benar-benar ternganga saat melihat kiara.
Kia berjalan menyusuri pintu masuk lalu ke altar dan berdiri di hadapanku.

"Kamu terlihat cantik." Aku berbisik padanya dan dia tersenyum lebar.

"Dan sekarang sumpahnya."

Aku yang pertama dan kemudian Kiara.

"Tidak dalam sejuta tahun lagi aku bisa membayangkan berdiri di sini bersama seseorang yang begitu cantik. Hari pertama kita bertemu, aku tidak berpikir kita akan pernah berteman. Tapi aku senang aku salah karena aku bertemu dengan orang yang paling menakjubkan." orang di dunia. Aku sangat mencintaimu dan aku tidak sabar untuk melihat apa yang diberikan masa depan kepada kita. "Aku berkata dan kia tersenyum padaku dengan air mata berlinang.

"Kau tahu..Aku bermimpi tentang hari ini sepanjang hidupku dan aku ingin hari ini menjadi begitu sempurna. Tapi sekarang aku menyadari bahwa aku tidak peduli apakah hari ini sempurna atau tidak. Aku hanya peduli bahwa kaulah yang akan kuinginkan." menikahlah. Karena semuanya sempurna asalkan bersamamu. Dan aku tidak bisa lebih bahagia daripada berdiri di sini bersamamu." Kata kiara dan aku tersenyum lebar hingga pipiku mungkin akan sakit.

Kami kemudian saling memasangkan cincin dan berpegangan tangan.

"Maukah kamu, grisha lavi rahandika, menjadikan Kiara sebagai istrimu?"

"Iya." Jawabku sambil tersenyum lebar.

"Dan maukah kamu, kiara, menjadikan grisha lavi rahandika  sebagai istrimu?"

“Ya,” jawab kia sambil tersenyum.

Kiara melepaskan tanganku dan dengan lembut menangkup pipiku sementara aku melingkarkan lenganku di pinggangnya. Dia kemudian menarikku ke arahnya dan menciumku.

Itu adalah ciuman singkat dan lembut namun cukup untuk membuat kami berdua tersenyum seperti orang bodoh saat kami melepaskan diri.

“Kenapa kamu menatapku seperti itu?” kia bertanya ketika aku mulai menyeringai padanya.

Aku lalu menggendongnya ala bridal style dan menggendongnya hingga pintu masuk. “Kamu gila.” Kata kia sambil tertawa.

Aku menurunkannya perlahan dan tersenyum malu padanya. "Aku mencintaimu." Aku memberitahunya dan dia tersenyum.

"Aku juga mencintaimu." Ucapnya lalu mengecup bibirku.

Kami sekarang hanya berbicara dengan keluarga dan teman-teman kami.

"Jadi grisha..bagaimana rasanya menikah?" tanya Mira.

“Yah, aku baru menikah 15 menit tapi bagus. Langitnya bagus.” Jawabku sambil tersenyum lebar.

Tiba-tiba aku merasakan seseorang memelukku dari belakang yang membuatku tersenyum. "Hei kamu." Kataku dan merasakan kia memelukku lebih erat.

"Hai." dia menjawab dan aku berbalik ketika dia melepaskan cengkeramannya padaku.

“Kamu manis kan?” tanyaku sambil menangkup pipinya dan meremasnya lembut.

Musik kemudian mulai diputar dan kami semua naik ke lantai dansa dan menatap sambil menari.

Aku meraih tangan kia dan membawanya ke lantai dansa. Dia meletakkan tangannya di bahuku dan aku meletakkan tanganku di pinggulnya.

“kiara?” aku memanggilnya.

"Ya?" dia bertanya sambil tersenyum.

"Kamu adalah rumahku."

Tamat

Aku harap kalian menyukai ceritaku dan terima kasih telah membacanya.

Rumah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang