chapter 29:sangat serius

136 7 0
                                    

Kiara pov :

Saat ini aku, grisha, Serli, risa, Meri, hira, Laras sedang berada di ruang kelas dan mempersiapkan tempat tidur kami.

Yang lain berada di ruangan terpisah dan mungkin melakukan hal yang sama.

"Jadi..apa yang kita lakukan sekarang?" grisha bertanya setelah kami selesai.

"Yah..kita bisa bermain petak umpet sampai kita menonton film bersama teman sekelas lainnya." Saran Meri dan kami semua setuju.

"Oke..siapa yang akan menjadi pencarinya?" tanya Serli.

"grisha," kata Meri dan dia menghela nafas.

"Baik..Tapi jagalah gadisku. Aku tidak ingin dia tersesat." Kata grisha membuatku tersenyum.

"Kami akan bersembunyi bersama," kata Serli dan dia mengangguk.

Grisha lalu berjalan ke arahku dan meletakkan tangannya di pinggulku. "Jika kamu tersesat..aku akan membunuh yang lain." Dia berbisik yang membuatku terkikik.

"Kami tidak akan kehilangan dia!" teriak Meri dan kami tertawa.

"Aku mencintaimu," bisik grisha di telingaku yang membuatku tersenyum lebar.

"Aku juga mencintaimu." Aku balas berbisik lalu menciumnya dengan lembut.

Aku menarik diri dan dengan lembut membelai pipinya. Dia menutup matanya dan bersandar di bawah sentuhanku.

"Bisakah kita mulai bermain?" Tanya risa kesal dan grisha membuka matanya.

"Sampai jumpa lagi." Kataku dan mencium pipinya sebelum berjalan keluar bersama yang lain.

"Jadi..di mana kita akan bersembunyi?" tanyaku sambil berjalan melewati aula.

"Ada ruangan kecil di dekat toilet tempat kita bisa bersembunyi." Kata Serli dan aku mengangguk.

Kami berjalan dan masuk. Kami semua duduk di lantai dan mereka pikir ini adalah waktu terbaik untuk bertanya kepada ku tentang grisha.

"Jadi..apa kamu dan grisha serius atau hanya hubungan yang berakhir setelah beberapa minggu." Tanya risa yang membuatku benar-benar marah.

"Aku dan grisha serius. Benar-benar serius. Dan aku tahu kamu tidak menanyakan hal itu karena kamu khawatir padanya." Kataku padanya sambil menyilangkan tanganku.

"Apa maksudmu?" tanyanya dengan alis terangkat.

"Kamu cemburu karena grisha mencintaiku dan bukan kamu." Kataku

"Pertama-tama..mengapa kamu berpikir seperti itu? Dan kedua apakah dia pernah memberitahumu bahwa dia mencintaimu?" dia bertanya dan menyilangkan tangannya juga.

"Um..dia memberitahu ku itu seratus kali sehari." Jawabku dan dia mengejek.

"Dan semua orang yang bisa melihat bisa melihat bagaimana kamu memandang grisha." Lanjutku dan dia memutar matanya.

"Aku tahu sulit jika orang yang kamu sukai tidak juga menyukaimu, tapi kamu harus move on karena di suatu tempat di luar sana ada seseorang yang merupakan belahan jiwamu dan kamu mungkin belum mengenalnya. Tapi aku bisa memberitahumu ..itu bukan grisha" Aku memberitahunya dan dia menunduk.

"Aku benar-benar tidak ingin bertengkar denganmu atau salah satu dari kalian. Grisha sangat berarti bagiku dan kalian adalah temannya jadi kamu juga sangat berarti bagiku. Setelah apa yang terjadi dengannya di rumah, dia sangat emosional dan jika dia terluka karena aku, aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri." Aku melanjutkan dan menunduk juga sambil menggigit pipi bagian dalamku.

"Oke..aku berusaha untuk tidak menjadi menyebalkan.." kata risa dan aku memberinya senyuman kecil.

"Jadi..kembali ke pertanyaan kita.."Serli memulai lagi dengan seringai. "Apakah kalian berdua sudah melakukannya?" dia bertanya sambil tersenyum.

Aku bisa merasakan wajahku memanas..sangat dan mereka semua tertawa karena reaksiku.

"Jadi..kurasa jawabannya iya?" Ucap Serli membuatku semakin tersipu malu.

Aku meletakkan tanganku di wajahku dan mengerang. "Rasanya aku belum pernah melihat seseorang yang begitu tersipu sepertimu." Kata Meri sambil tertawa.

"Oke! Ya, Kita sudah melakukan!!Senang?" Tanyaku dan mereka mengangkat bahu lalu tertawa.

Lalu tiba-tiba pintu terbuka dan grisha masuk.

Aku segera bangkit dan memeluknya. "Oh syukurlah kamu ada di sini!" kataku dan yang lainnya tertawa.

Dia perlahan melingkarkan tangannya di pinggangku dan kemudian bertanya. "Um..apa yang aku lewatkan?"

Yang lain tertawa dan aku membenamkan wajahku di tempayan leher grisha.

"Apa yang kalian lakukan pada gadisku?" dia bertanya dan perlahan mengangkatku.

Aku melingkarkan kakiku di pinggangnya dan tangannya dengan lembut memegang pantatku.

"Uh..hanya menanyakan beberapa pertanyaan." kata Serli dan aku benar-benar bisa merasakan dia menyeringai.

Pertanyaan macam apa?" Grisha bertanya dan aku mengangkat kepalaku untuk melihatnya.

"Kamu tidak mau tahu sayang.." kataku dan yang lain tertawa. Dia hanya mengangkat bahu lalu mengecup bibirku.

"Guys..Bu allesya baru saja mengirimiku pesan dan bilang kalau kita ingin menonton filmnya kita harus datang." Kata risa

"Baiklah kalau begitu..ayo pergi." Kata grisha dan berbalik dan mulai berjalan denganku sambil memegang lengannya.

Rumah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang