Grisha pov:
"Um..ayah?" kataku dan kia lalu berjalan menghampirinya. Dia duduk di sofa dan tersenyum pada kami.
"Ya?"
"Um..kamu tahu itu ulang tahunku dua minggu lagi.." Aku memulai dan dia mengangguk.
“Dan aku..um..aku ingin bertanya apakah kita bisa merayakan ulang tahunku di rumah ibu Bersama yang lain.” Tanyaku dan dia menatapku kaget.
"Apakah kamu yakin?" dia bertanya dan aku mengangguk.
"Ya..Aku hanya sangat merindukan mereka dan mungkin kita bisa menyelesaikan masalah ini." Kataku dan dia mengangguk.
"Oke..Aku akan menelepon ibumu dan memberitahunya lalu memesan hotel. Ulang tahunmu jatuh pada hari Sabtu jadi penerbangan kita kembali adalah Minggu malam dan kalian semua tidak harus pergi ke sekolah pada hari Senin." katanya dan aku mengangguk.
Kia meraih tanganku dan mengaitkan jari kami. "Semuanya akan baik-baik saja." katanya dan aku mengangguk.
*Dua minggu kemudian di Jepang*
Jadi..hari ini adalah hari ulang tahunku dan kami berada di dalam mobil di depan rumah ibuku
"Apakah kamu siap?" tanya ayah dan aku menarik napas dalam-dalam. "Iya." Jawabku dan kami semua keluar dari mobil.
Kia meraih tanganku saat kami berjalan menuju pintu depan dan aku tersenyum padanya
Aku membunyikan bel dan kemudian jantungku mulai berdebar kencang.
Kemudian pintu terbuka dan aku melihat sepupu kecilku. Aku langsung tersenyum dan berjongkok. Dia memelukku dan aku membalas pelukannya.
“Hai kak grisha.”nira sepupuku yang berumur 4 tahun menyapaku dengan senyuman manis.
“Hai nira.” Sapaku dan dia tersenyum padaku sekali lagi sebelum berlari kembali ke ruang tamu.
Ketika aku berdiri kembali aku melihat nenekku yang sedang tersenyum padaku.
Aku segera menghampirinya dan memeluknya. "Selamat ulang tahun grisha ." katanya sambil membalas pelukanku.
Aku kemudian menarik diri dan berjalan kembali ke kia dan menyeretnya bersama ku menuju ke nenek ku
"Nenek, ini kiara." Aku memberitahunya dan meletakkan tanganku di bahunya. "Dan ini Jevan, Arta, dan Bu clara." Aku berkata dan berbalik dan menunjuk ke arah mereka ketika aku menyebutkan nama mereka.
“Senang bertemu dengan kalian semua,” katanya sambil tersenyum.
"Silakan masuk." kata nenekku dan kami semua masuk
Nenekku berjalan kembali ke ruang tamu dan aku menoleh ke yang lain. "Oke um..tolong jangan beri tahu mereka tentang aku dan kia karena mereka tidak tahu kalau aku lesbi...oke? Aku mungkin akan pergi untuk memberitahu beberapa dari mereka hari ini tapi tetap saja.." Aku memberi tahu mereka dan mereka semua mengangguk.
Aku kemudian menoleh ke kia dan memberinya senyuman minta maaf. "Maafkan aku.."
"Tidak apa-apa. Aku mengerti." katanya dan dengan cepat menciumku sebelum kami semua berjalan ke ruang tamu.
Setiap mata tertuju padaku. Beberapa dari mereka mungkin masih kaget karena aku ada di sini.
Lalu mereka semua menghampiriku dan memelukku serta mengucapkan 'selamat ulang tahun' kepadaku.
Kemudian mereka semua memandang Kiara, arta, Jevan dan Clara
Um.Halo.Saya Clara, istri rahandika dan ini adalah anak-anak kami Kiara, Jevan dan arta.Clara berkata dan mereka semua berkata 'Halo' dan tersenyum.
Nira berjalan ke arah arta dan mereka sekarang sedang bermain dan Jevan mulai berbicara dengan pamanku.
Bibiku berjalan ke arahku dan bertanya. "Dan..bagaimana di Indonesia? Apakah seperti yang kamu harapkan atau berbeda?"
“Yah.. Indonesia keren dan seperti yang kuharapkan, tapi tempat ini sangat ramai.” Jawabku dan dia mengangguk.
"Jadi..dan kamu adalah Kiara." katanya sambil menoleh ke kia
"Aku um..ya. Senang bertemu denganmu." katanya dan mereka berjabat tangan.
"Jadi..katakan padaku..bagaimana rasanya tinggal bersama grisha?" tanya bibiku dan kia menatapku dengan senyum geli.
"Yah..dia cukup menyebalkan." katanya dan aku menyilangkan tanganku. "Hei!" Kataku dan cemberut.
"Tapi.." dia memulai dan melepaskan tanganku. "Tinggal bersamanya sungguh keren. Yah, dia mendengkur saat tidur dan banyak bergerak, tapi itu lucu." Lanjutnya dan rahangku ternganga.
“Aku tidak mendengkur!” Aku membela diri dan dia memutar matanya sambil tersenyum.
"Terserah katamu." jawabnya dan aku mendorongnya sambil bercanda.
“Sepertinya kalian berdua sangat dekat.” Kata bibiku dan kami saling memandang dan tersenyum.
“Bisa dibilang begitu..ya.” Jawabku sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah?
RandomGrisha lavi rahandika berusia 17 tahun dia pindah ke rumah ayahnya dan keluarga barunya karena dia punya banyak masalah di rumah. Ayahnya meninggalkan ibunya, dia dan kedua saudara perempuannya ketika mereka masih bayi. Ayahnya sekarang memiliki seo...