Transmigrasi Era Navileos [completed✓]

Part 29

Nafasnya tidak karuan, rasanya Veronica ingin menangis sekencang mungkin sekarang. Apa ia akan mati di era ini? Apa ia tidak akan pernah bertemu dengan orang tuanya lagi? Tidak! Veronica harus menepis pikirannya itu.

Pandangannya beralih ke arah jendela kamar itu yang lumayan besar.

(picture by pinterest)

Perlahan Veronica mulai mendekati jendela itu dan melihat keluar, entah apa yang terjadi tapi banyak sekali debu berterbangan. Vampir-vampir yang sedari tadi berkeliaran diluar itu terlihat seperti mengerumuni sesutu.

"Sekarang apa lagi?" batin Veronica Kim.

"Apa perang sedang terjadi? Apa yang harus aku lakukan sekarang, aku bahkan tidak bisa keluar dari ruangan ini. Veronica de Lunessticia tolong lah aku!" batin Veronica Kim.

Tentu saja meminta pada Veronica de Lunessticia itu tidak ada gunanya. Veronica Kim harus melakukan sesuatu jika tidak mungkin ia akan selamanya disini.

Tiba-tiba terbesit dipikiran nya mengenai seseorang yang bisa membantunya. Helion, Segriliam dan Jhankhara. Veronica masih memiliki mereka di era ini, sesuai dengan apa yang Veronica de Lunessticia katakan dulu, pergunakan lah mereka untuk membunuh orang itu.

Pertanyaan nya bagaimana Veronica bisa memberitahu Helion dan yang lain kalau ia ada di sini? Dan bagaimana jika Helion masih marah padanya.

Ini salahnya karena menggunakan pakaian yang sembarangan.

BRAKK!!!

Suara yang sangat besar itu mengagetkan dirinya, ruangan itu seolah bergetar akibat suara itu. Dari mana asalnya? Veronica kembali melihat kearah luar dan melihat vampir-vampir yang banyak itu sudah tumbang.

Tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan membuat Veronica lagi-lagi terkejut.

"Pangeran Edfigars?!" seru Veronica.

Ia berusaha melepaskan genggaman tangan Edfigars dari tangannya. Mata Edfigars menatap Veronica tajam, Veronica takut, ia takut Edfigars akan membunuhnya.

"Sepertinya seseorang ingin merebutnya dariku," gumam Edfigars.

"Mari kita lakukan dengan cepat—"

BUAGHHHH

Edfigars terpental sampai menabrak dinding akibat tendangan seseorang membuat dinding itu retak. Mulut Veronica terbuka lebar melihat orang yang ada di depannya.

"Helion?" panggil Veronica pelan.

Helion menoleh dengan mata nya yang berwarna merah terang namun terlihat khawatir. Tangannya mulai memegang pipi Veronica.